Waspada Nyeri saat Berolahraga
Saat berolahraga, apalagi setelah sebelumnya tidak pernah, rasa nyeri suka datang tiba-tiba. Gejala ini sering dianggap wajar, karena biasanya tubuh tengah menyesuaikan diri. Bahkan, yang sudah sering dan rajin berolahraga pun kadang merasakannya.
Tapi, ternyata ada juga loh, nyeri saat berolahraga yang sebaiknya tidak diabaikan. Bukan apa-apa, nyeri atau pegal-pegal karena berolahraga – apalagi bila sering terjadi - bisa berarti masalah kesehatan.
Antara Nyeri Sementara Dengan yang Berkelanjutan
Bila sebelumnya lama tidak berolahraga lalu baru memulai lagi, sebaiknya jangan terlalu memaksakan diri. Apalagi bila punya kelebihan berat badan atau masalah kesehatan lainnya. Masalahnya, aktifitas otot yang berlebihan dapat langsung menyebabkan nyeri.
Menurut Florence Buyondo, fisioterapis dari Mildmay Centre, ada nyeri saat berolahraga yang harus diwaspadai. Salah satunya adalah rasa nyeri yang tajam pada bagian punggung pada saat berolahraga. Ada dua (2) jenis nyeri yang terjadi saat berolahraga, yaitu:
- Nyeri karena kerusakan jaringan sel tubuh.
- Nyeri karena otot-otot yang kaku (terutama akibat lama tidak berolahraga.)
Ada nyeri yang bisa membuatmu sampai menjerit kesakitan. Ada yang tidak hilang-hilang, bahkan lama sesudah kamu selesai berolahraga. Parahnya, ada juga nyeri yang membuatmu sulit melakukan kegiatan fisik lain, bahkan yang ringan, gara-gara terganggu oleh nyeri ini.
Makanya, Buyondo tidak menyarankan kita langsung asal berolahraga setelah sebelumnya lama tidak melakukan kegiatan tersebut. Terutama untuk wanita usia lansia, wanita hamil, hingga yang punya masalah kesehatan. Daripada nekat terus cedera, lebih baik konsultasikan dulu dengan dokter dan fisioterapis sebelum mulai berolahraga.
Hindari Olahraga Karena Hanya Ikut-ikutan Atau Tekanan Sosial
“Olahraga dong, perut sudah buncit begitu. Kelihatan jelek, tahu!”
“Cobain olahraga ini, deh. Lagi kekinian banget.”
Kadang mereka yang ‘katanya’ berniat baik justru memberi komentar yang tidak bertanggung jawab. Meskipun tujuan mereka hanya ingin kamu termotivasi dalam berolahraga, hindari melakukan olahraga tertentu hanya karena ikut-ikutan atau tekanan sosial.
Menurut Buyondo, bujukan semacam itu sebenarnya berbahaya bagi kesehatan, apalagi bila yang mendengar termasuk sosok yang kurang percaya diri. Padahal, kondisi kesehatan setiap orang berbeda-beda. Pastinya, teman kamu yang dulunya rajin olahraga berbeda dengan kamu yang hanya sesekali melakukannya – atau malah tidak pernah sama sekali.
Menurut Buyondo, olahraga seharusnya fokus pada usaha memperkuat tubuh atau mengembalikan kelenturan atau fleksibilitas pada area tubuh tertentu. Makanya, lebih bijak bila saat berolahraga, fokuslah lebih pada kualitas daripada kuantitas gerakan latihan.
Saran Dari Buyondo:
Jika sudah lama tidak berolahraga atau malah tidak pernah melakukannya, mulailah pelan-pelan. Tidak perlu terburu-buru atau bernapsu menambah porsi latihan. Hal inilah yang sering menjadi penyebab nyeri saat berolahraga. Yang penting lakukan olahraga ini secara rutin.
“Berjalan kaki dengan tempo cepat dan konstan secara rutin juga olahraga yang bagus,” kata Buyondo. “Sudah murah, mudah, dan aman lagi. Bahkan, berjalan kaki cepat bisa membakar jumlah kalori yang sama dengan berlari, namun tanpa risiko cedera.”
Yang Harus Dilakukan Sesudah Berolahraga:
Susan Wesonga, fisioterapis dari Senta Medicare, menyarankan agar kita melakukan hal ini sesudah berolahraga:
“Dengarkan tubuhmu. Sesudah berolahraga, cek apakah ada rasa nyeri. Jika nyeri berlanjut selama lebih dari sepuluh menit, kemungkinan besar kamu terlalu memaksakan diri saat berolahraga. Namun jika nyeri hanya berlangsung sementara lalu hilang, berarti porsi latihannya sudah pas.”
Tentu saja, untuk menghindari cedera saat berolahraga, lakukan pemanasan seperti joging dan peregangan selama 15 menit. Sesudah sesi latihan, barulah lakukan pendinginan.
Sumber:
-
# Olahraga
-
# Olahraga Untuk Pemula
-
# Aturan Olahraga
-
# Cedera Olahraga