Uliya Helmi Ali
16 April 2021
unsplash.com

Penting, Ini Vaksin Sebelum dan Selama Hamil yang Perlu Dilakukan!

Informasi kesehatan ditinjau dan diedit oleh
dr. William

 

Kalau Mums sedang berusaha untuk hamil ataupun sudah hamil, maka Mums mungkin tahu bahwa Mums harus rutin melakukan pemeriksaan ke dokter dan menjalani gaya hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan sehat, olahraga, dan tidur yang cukup. Namun selain itu, Mums juga perlu tahu tentang apa saja vaksin sebelum hamil dan saat hamil. 

 

Kehamilan menurunkan sistem imun Mums untuk mendukung pertumbuhan janin dalam kandungan. Jadi, Mums bisa lebih mudah sakit saat sedang hamil. Selain itu, banyak penyakit yang berbahaya untuk Mums dan bayi dalam kandungan, yang ternyata bisa dicegah dengan vaksinasi.

 

Yuk, cek vaksin apa saja vaksin sebelum hamil dan saat hamil yang perlu dilakukan!

 

Baca juga: Unexplained Infertility, Apakah Tetap Dapat Hamil Secara Alami?
 

Vaksin Sebelum dan Selama Hamil yang Penting

Berikut sejumlah vaksin sebelum hamil yang penting untuk dilakukan:

 

Cacar

Terkena cacar saat dewasa umumnya lebih serius dan parah dibandingkan dengan cacar pada anak-anak. Kalau Mums sedang hamil, penyakit ini juga bisa mengganggu pertumbuhan janin. Jadi, sebelum hamil, coba konsultasikan dengan dokter apakah Mums membutuhkan vaksin cacar. Namun, jika sudah hamil, vaksin ini tidak boleh diberikan. 

 

MMR (Campak, Gondongan, Rubella)

Rubella bisa menyebabkan keguguran dan cacat lahir, sementara gondongan bisa meningkatkan risiko keguguran. Sementara itu, campak bisa meningkatkan risiko kelahiran prematur atau bayi lahir dengan berat badan rendah.

 

Namun, kalau Mums sudah pernah vaksin MMR di masa kecil, maka Mums tidak perlu melakukan vaksinasi lagi. Kalau belum, maka ini menjadi salah satu vaksin sebelum hamil yang penting dilakukan. Tunggu satu bulan setelah vaksinasi jika mau mencoba untuk hamil. 

 

Hepatitis B

Kalau Mums memiliki risiko tinggi terkena infeksi hepatitis B, misalnya Mums pekerja medis yang kontak langsung dengan darah dan cairan tubuh penderita hepatitis B atau jika Mums memiliki pasangan seksual lebih dari satu selama enam bulan terakhir, maka hepatitis B merupakan vaksin sebelum hamil yang harus dilakukan. 

 

Hepatitis B bisa ditularkan ke janin di dalam kandungan, bahkan bisa menyebabkan gagal hati atau kanker hati. Vaksin ini diberikan dalam tiga tahap. Namun, Mums tidak perlu menyelesaikan ketiga tahapan tersebut sebelum hamil. Vaksin hepatitis B aman dilanjutkan saat Mums sedang hamil. 

 

Baca juga: Mums, Mau Cepat Hamil? Ini Tips Promil Berhasil!
 

Vaksin saat Hamil yang Perlu Dilakukan

Berikut sejumlah vaksin saat hamil yang disarankan untuk dilakukan:

 

Influenza

Vaksin influenza disarankan dilakukan ibu hamil, khususnya jika hamil di musim flu dan demam. Vaksin influenza akan melindungi ibu hamil dan bayi hingga ia berusia 6 bulan, ketika ia mendapatkan vaksinnya sendiri. 

 

Kalau Mums sudah pernah vaksin influenza sebelumnya, maka Mums tetap disarankan melakukan vaksinasinya lagi. Vaksin influenza memang disarankan dilakukan setiap tahun. Konsultasikan dengan dokter untuk tahu lebih jauh tentang vaksin saat hamil!

 

DTP (Difteri, Tetanus, Pertusis)

Tetanus adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang bisa masuk ke dalam tubuh lewat luka di kulit. Bakteri yang menyebabkan tetanus bisa menyebabkan gejala sistem saraf, seperti kejang. 

 

Sementara itu bakteri yang menyebabkan difteri dan pertusis (batuk rejan) ditularkan lewat bersin dan batuk. Keduanya bisa menyebabkan masalah pernapasan. Semua ibu hamil disarankan melakukan vaksinasi DTP di usia kehamilan antara 27 - 36 minggu. (UH)

Sumber:

What To Expect. Vaccines to Get Before and During Pregnancy. Oktober 2020.
Centers for Disease Control and Prevention. Pregnant Women and Influenza (Flu). September 2020.

  • # Vaksin
  • # Program Hamil
  • # Vaksinasi
  • # TB Kesehatan