GueSehat
13 Oktober 2017
pixabay.com

Tentang Keguguran dan Bagaimana Mengatasi Dampak Emosionalnya

Ketika kehamilan yang sudah dinantikan datang namun tidak disangka berakhir dengan keguguran, hal tersulit yang akan dialami adalah dampak emosionalnya. Setiap Mums yang sudah pernah mengalami keguguran pasti mengalami hal ini. Pemulihan fisik dari keguguran akan berlangsung jauh lebih cepat ketimbang pemulihan emosionalnya. 

 

Keguguran adalah kematian janin dalam kandungan sebelum usia kehamilan mencapai 20 minggu. Keguguran bisa menjadi pengalaman traumatik dan menyakitkan pada wanita dan pasangannya, meski proses berduka bagi setiap orang berbeda-beda. 

 

Keguguran bukanlah kondisi yang jarang terjadi. Penelitian menunjukkan bahwa satu dari lima kehamilan yang sudah dikonfirmasi berakhir dengan keguguran. Bahkan, kemungkinan besar jumlahnya lebih banyak jika ditambah dengan keguguran sebelum kehamilan terdeteksi  

Baca juga: Inilah Beberapa Penyebab Keguguran

 

Meski dampak fisiknya ada, penelitian menunjukkan bahwa keguguran paling mempengaruhi keadaan psikis dan emosional wanita. Biasanya, wanita yang mengalami keguguran akan mengalami emosi yang bercampur mulai dari rasa bersalah, kesedihan, amarah, hingga menyalahkan diri sendiri. Orang disekitarnya juga akan merasa berat hati untuk mengangkat topik tersebut. 

 

Professor Kristen Swanson dari Seattle University yang meneliti terkait konsekuensi emosional dari keguguran mengatakan, kebanyakan orang akan mencoba menghibur wanita yang mengalami keguguran dengan mengatakan “Kamu masih muda, masih ada kesempatan untuk hamil lagi,” atau “Mungkin memang ini sudah jalan yang terbaik”. 

 

Menurut Swanson, kata-kata tersebut biasanya dilontarkan supaya wanita yang keguguran untuk melupakan kondisi yang ia alami. Padalah, menurut Swanson tidak semudah itu untuk melupakan dan kembali melanjutkan hidup seperti biasanya setelah keguguran. 

 

Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa kebanyakan wanita memutuskan untuk mulai mengobati dampak emosional yang mereka rasakan 12 minggu setelah keguguran. Dokter juga menganjurkan agar wanita mengobati dampak psikis yang dialami paling lambat 12 minggu setelah keguguran. Pasalnya, gangguan emosional tersebut bisa mengganggu aktivitas sehari-hari.

Baca juga: Kapan Seharusnya Melakukan USG Kehamilan?

 

Emosi Apa Saja yang Dirasakan setelah Keguguran? 

Seperti yang sudah disebutkan, keadaan emosional setiap wanita setelah keguguran itu berbeda-beda. Namun, berdasarkan penelitian, intensitas gangguan emosi yang dirasakan wanita yang mengalami keguguran di awal kehamilan hingga wanita yang mengalami keguguran ketika mendekati usia 20 minggu cenderung sama.

 

Meski intensitasnya cenderung sama, perbedannya terletak pada lama gangguan emosi yang dialami. Wanita yang mengalami keguguran ketika usia kehamilan sudah memasuki usia 16 minggu cenderung lebih lama berduka. 

 

Sementara itu, emosi yang biasanya dialami wanita setelah keguguran adalah ketidakpercayaan, amarah, rasa bersalah, kesedihan, depresi, dan kesulitan berkonsentrasi. Gangguan emosional tersebut bisa berdampak pada kesehatan wanita seperti kelelahan, sulit tidur, kehilangan selera makan, dan bahkan kehilangan semangat hidup. Gangguan emosioanl tersebut juga bisa menjadi semakin parah ketika ditambah dengan terjadi ketidakstabilan hormon.

 

Pria Juga Merasakan Dampak Keguguran 

Pada umumnya, wanita memang lebih terpengaruh oleh dampak negatif emosional keguguran. Pasalnya, ikatan antara wanita hamil dan anak yang tumbuh di kandungannya itu unik. Wanita mulai memiliki ikatan batin sejak mereka memiliki hasil positif setelah tes kehamilan. Sementara itu, ikatan batin antara ayah dan anak baru dimulai ketika bayinya sudah menunjukkan tanda-tanda fisik seperti foto ultrasound dan merasakan tendangan bayi atau bahkan saat bayi baru lahir. Hal inilah yang menjadi penyebab wanita lebih terguncang emosionalnya ketimban pria. 

 

Namun, hal tersebut bukan berarti pria tidak merasakan dampak negatif keguguran. Para ahli menemukan lewat penelitian bahwa pria cenderung berduka langsung setelah keguguran, meski penyembuhan emosional pria lebih cepat ketimbang wanita. Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa rata-rata pria tidak hanya mengalami kesedihan karena kehilangan kesempatan memiliki anak, namun juga karena melihat perubahan psikis pasangan mereka. 

 

Selain itu, keguguran juga bisa mengganggu hubungan intimasi antara pria dan wanita. Bahkan sejumlah penelitian menunjukkan bahwa satu dari 3 pasangan yang pernah mengalami keguguran mengaku mengalami keregangan hubungan satu sama lain sekitar 1 tahun kemudian. 

 

Tips Mengatasi Trauma Keguguran untuk Para Mums 

Mums yang ingin memulai proses penyembuhan setelah keguguran harus terlebih dahulu mengetahui kebutuhan-kebutuhan yang dirasakan. Sebagai tips untuk melewati masa-masa sulit ini, Mums bisa melakukan sejumlah hal ini: 

  • Bicaralah dengan orang-orang terdekat. Minta pengertian, dukungan, dan kenyamanan dari mereka.
  • Cobalah psikologi konseling atau terapi psikologis untuk Mums dan pasangan. Yang harus diingat, Mums tidak perlu menghadapi masalah ini sendirian.
  • Jangan menahan diri untuk menangis jika Mums memang ingin menangis. Jangan menyangkal kesedihan atau kebutuhan-kebutuhan Mums lainnya karena bisa semakin berbahaya bagi kesehatan psikis Mums.
  • Berikan diri Mums waktu yang cukup untuk berduka. Meski tidak ada batas waktu untuk berduka, lebih baik janganlah terlalu lama.
  • Jangan hanya bersedih setiap waktu, sesekali Mums juga harus melakukan hal-hal yang bisa membuat Mums senang. Cobalah aktivitas yang sesuai dengan hobi atau kegemaran Mums. Bagaimanapun juga, tawa adalah obat yang paling ampuh untuk kesedihan.
  • Mums berhak dan wajib tahu tentang apa penyebab keguguran Mums. Dengan begitu, Mums bisa mengetahui potensi atau risiko yang di masa depan ada jika Mums ingin hamil lagi.
  • Mums boleh mencoba untuk hamil lagi, namun yang harus diingat adalah bahwa risiko keguguran pada kehamilan selanjutnya cenderung sama seperti sebelum mengalami keguguran.
  • Meski sudah sembuh secara fisik dari keguguran, lebih baik Mums jangan mencoba untuk hamil lagi sebelum memiliki mental yang cukup kuat untuk mengatasi konsekuensi-konsekuensi emosional yang bisa dialami nantinya karena risiko keguguran tetap ada.
  • Dokter menyarankan agar Mums melalui siklus menstruasi dulu sebelum mencoba kembali untuk hamil. (UH/OCH)

 Baca juga: 6 Penyebab Wanita Susah Hamil

  • # Kehamilan
  • # Hamil
  • # TBMinggu4
  • # TBMinggu26
  • # TB Kesehatan