Sejak Hamil Malah Jadi Lebih Sering Alergi, Kenapa Ya?
Seorang ibu hamil dapat mengalami alergi selama kehamilan, atau mengalami perburukan alergi yang sudah ada. Gejalanya dapat berupa mata gatal dan berair, bersin, pilek, dan hidung tersumbat.
Sekitar sepertiga wanita hamil mengalami perburukan gejala alergi, sepertiga lainnya mengalami perbaikan, dan sepertiga sisanya tidak mengalami perubahan. Wanita mungkin saja mengalami alergi selama kehamilan. Lebih umum bagi wanita untuk sudah memiliki alergi sebelum konsepsi.
3 kondisi terkait alergi selama kehamilan
Hal ini tergantung pada wanita dan tingkat keparahan alergi selama kehamilan. Sekitar sepertiga calon ibu mengalami gejala alergi mereka cenderung memburuk selama kehamilan. Sepertiga lainnya mengalami gejala alergi yang sama. Dan sepertiga lainnya mengalami gejala alergi yang membaik selama kehamilan.
Berikut penjelasan lebih rinci:
1. Alergi baru
Alergi dapat muncul untuk pertama kalinya selama kehamilan, meskipun Mums belum pernah mengalaminya sebelumnya.
2. Gejala yang memburuk
Perubahan hormon dan peningkatan volume darah selama kehamilan dapat memperburuk alergi yang sudah ada atau membuatnya terasa lebih intens.
3. Rinitis Kehamilan
Suatu kondisi yang disebut "rinitis kehamilan" dapat menyebabkan hidung tersumbat dan pilek, menyerupai gejala alergi, tetapi lebih disebabkan oleh perubahan hormon, bukan alergen.
Hidung tersumbat saat hamil apakah tanda alergi?
Ibu hamil sering mengalami hidung tersumbat. Hidung tersumbat biasanya mulai terjadi pada trimester kedua, menyebabkan selaput lendir membengkak dan melunak. Inilah yang disebut rinitis kehamilan.
Rinitis kehamilan dapat membuat hidung tersumbat seperti saat pilek atau alergi. Rinitis kehamilan dapat menyebabkan mimisan selama kehamilan dan/atau postnasal drip yang dapat membuat ibu hamil batuk atau bahkan muntah di malam hari.
Kabar baiknya adalah rinitis kehamilan biasanya hilang segera setelah kehamilan berakhir.
Ibu hamil perlu bisa membedakan antara alergi dan hidung tersumbat yang parah saat hamil. Jika sebelum hamil Mums memiliki alergi, kemungkinan besar Mums akan mengalami gejala seperti hidung tersumbat, batuk, bersin, dan mata gatal.
Namun, jika rasa gatal dan bersin yang terasa tidak mengganggu, bisa jadi itu adalah hidung tersumbat yang berhubungan dengan hormon selama kehamilan. Jika Mums tidak yakin, konsultasikan dengan dokter Anda.
Obat yang aman untuk mengatasi alergi saat hamil
Ibu hamil harus sangat berhati-hati saat mengonsumsi obat-obatan terutama selama trimester pertama.
Penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan obat alergi saat hamil. Sebenarnya tidak selalu alergi diatasi dengan obat, karena bisa juga dilakukan ipaya pencegahan dan pengendalian gejala.
Dokter juga kemungkinan terlebih dahulu merekomendasikan cara-cara untuk mengurangi gejala yang tidak melibatkan obat-obatan. Strategi yang dapat dilakukan antara lain membuat rumah lebih bersih dan bebas debu, menghindari pemicu alergi, atau menggunakan semprotan hidung saline (air garam), irigasi hidung, atau strip hidung.
Jika harus menggunakan obat, maka antihistamin oral bisanya direkomendasikan dokter untuk mengobati gejala alergi hidung dan mata akibat rinitis alergi. Sebaiknya dikonsumsi setelah trimester pertama.
Adapun jenis antihistaminnya adalah loratadine dan cetirizine. Keduanya adalah antihistamin oral generasi kedua. Obat-obatan ini dianggap aman untuk kehamilan, menurut berbagai penelitian. Obat-obatan ini tidak menyebabkan kantuk, tidak seperti antihistamin oral generasi pertama (klorfeniramin, difenhidramin, tripelennamin).
Hindari penggunaan antihistamin yang dikombinasikan dengan dekongestan selama kehamilan. Penelitian masih berlangsung mengenai dampak obat-obatan ini terhadap ibu dan bayi.
Bisakah menggunakan semprotan hidung selama kehamilan?
Beberapa semprotan hidung dianggap lebih aman daripada obat yang diminum. Keunggulan semprotan hidung adalah obat ini berfokus terutama pada hidung. Obat ini tidak menyebar ke seluruh tubuh.
Semprotan hidung kortikosteroid sebagian besar aman. Obat ini diresepkan untuk ibu hamil dengan gejala alergi sedang hingga berat yang berlangsung lebih dari beberapa hari. Budesonida dianggap paling aman. Mometason dan flutikason juga dianggap aman.
Semprotan hidung dekongestan tidak dianjurkan untuk ibu hamil. Beberapa penelitian menunjukkan risiko cacat lahir ketika ibu hamil menggunakan produk ini. Obat ini biasanya tidak direkomendasikan selama kehamilan, terutama selama trimester pertama.
Ibu hamil sebaiknya menghindari semprotan hidung antihistamin, karena belum ada cukup penelitian yang membuktikan keamanannya.
Mencegah alergi saat hamil
Ibu hamil sebaiknya menghindari zat atau materi yang bisa memicu alergi:
1. Asap rokok
Asap rokok dapat memperparah alergi. Paparan asap rokok selama kehamilan tidak baik untuk ibu hamil maupun bayinya.
2. Serbuk sari
Aleri serbuk sari ini jarang dialami orang Indonesia, namun banyak ditemui di negara musim dingin.
3. Hindari debu
Jika bumil alergi debu, pastikan rumah dibersihkan secara teratur atau sewalah seseorang untuk membersihkannya. Gunakan penyedot debu dengan filter HEPA, kain pel basah, atau sapu lidi untuk menghindari debu beterbangan. Kain mikrofiber lebih baik daripada kemoceng biasa. Usahakan untuk menjauh dari loteng, ruang bawah tanah, dan tempat-tempat pengap lainnya.
4. Alergi bulu hewan
Jika ms alergi terhadap hewan peliharaan, mungkin sementara waktu harus berpisah dengan kucing atau anjing kesayangan. Jika tidak memungkinkan, , cobalah untuk membuat setidaknya satu ruangan di rumah Anda bebas hewan peliharaan.
Referensi:
Allergyasthmanetwork. pregnancy-allergies
-
# Kehamilan
-
# TBMinggu13
-
# TB Kesehatan
-
# TBTrimester2