Uliya Helmi Ali
19 Mei 2019
unsplash.com

Wanita Lebih Berisiko Obesitas Dibandingkan Pria. Ini Penyebabnya!

Informasi kesehatan ditinjau dan diedit oleh
dr. Yurika Elizabeth Susanti

Menurut World Health Organizations (WHO), setidaknya 2.8 juta orang meninggal setiap tahunnya akibat kelebihan berat badan atau obesitas. Nyatanya, masih banyak orang yang tidak menyadari bahaya obesitas.

 

Obesitas menyebabkan peningkatan tekanan darah, kolesterol, dan resistensi insulin. Maka itu, obesitas meningkatkan risiko jantung koroner, stroke, dan diabetes tipe 2. Inilah sebabnya, obesitas disebut sebagai dalang dari beragam penyakit kronis.

 

Setiap orang bisa saja terkena obesitas. Namun, jumlah kasus obesitas pada wanita jauh lebih tinggi ketimbang jumlah kasus diabetes pada pria. Ternyata, ada sejumlah hal yang menyebabkan risiko obesitas lebih tinggi pada wanita ketimbang pria. Berikut penjelasannya!

 

Baca juga: Menu Makanan untuk Penderita Obesitas

 

 

Risiko Obesitas pada Wanita 

Berikut 5 penyebab risiko obesitas pada wanita lebih tinggi daripada pria:

 

1. Kehamilan

Saat hamil, wanita mengalami perubahan dalam sistem metaboliknya. Kehamilan merupakan keadaan fisiologis dimana tubuh menyimpan energi yang lebih banyak daripada biasanya. Oleh sebabnya, tubuh akan mengalami kenaikan berat badan.

 

Pada umumnya, wanita mengalami kenaikan berat badan sekitar 10-12 kilogram. Kenaikan berat badan ini lebih tinggi pada wanita hamil yang mengonsumsi makanan dalam porsi ganda.

 

Sebenarnya keharusan mengonsumsi makanan dalam porsi ganda pada wanita hamil merupakan hal yang keliru. Kehamilan memang membuat selera makan wanita meningkat pada jenis-jenis makanan tertentu.

 

Namun, jumlah makanan maupun jenis makanan yang dikonsumsi tetap harus dikontrol. Sehingga, berat badan dapat tetap terkontrol dengan baik selama kehamilan. Setelah melahirkan, wanita juga lebih mudah membakar lemak akibat kehamilan.

 

2. Genetik

Pada sejumlah kasus, wanita mengalami kenaikan berat badan tak terkontrol tanpa penyebab yang jelas. Banyak wanita yang belum pernah hamil, menjalani gaya hidup normal, dan tidak memiliki kebiasaan makan yang tidak sehat, namun mengalami kenaikan berat badan berlebihan.

 

Menurut ahli, kemungkinan besar penyebab dari kasus-kasus seperti itu adalah faktor genetik. Genetik memang merukapan salah satu faktor utama yang meningkatkan risiko dan kasus obesitas pada wanita.

 

Kalau Kamu memiliki riwayat keluarga yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas, maka risiko terkena obesitas juga menjadi lebih tinggi ketimbang orang dengan riwayat keluarga berat badan normal. Meskipun tidak ada yang namanya gen lemak, gen-gen yang meningkatkan risiko obesitas merupakan gen yang mengontrol fungsi metabolisme tubuh.

 

3. Kondisi Emosional

Wanita yang pernah melewati peristiwa negatif di dalam hidupnya memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami kenaikan berat badan. Pasalnya, wanita memiliki kecenderungan makan lebih banyak untuk melampiaskan kebingungan, ketakutan, dan rasa sakit yang dirasakan.

 

Menurut ahli, makanan (terutama makanan manis) mendorong produksi hormon-hormon yang dapat mengurangi perasaan negatif secara emosionall. Jika trauma yang dialami berkepanjangan, wanita cenderung mengonsumsi lebih banyak makanan yang tidak sehat. Alhasil, kenaikan berat badan terjadi.

 

4. Kebiasaan Makan yang Tidak Baik dan Kurang Aktivitas Fisik

Menurut ahli, wanita cenderung memiliki kebiasaan makan yang tidak baik ketimbang pria. Obesitas umumnya memang disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat. Kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh bagaimana aktivitas Kamu sehari-hari, apa yang Kamu makan, dan berapa banyak yang Kamu makan

 

Pada umumnya, karena wanita lebih sering berada di dapur ketimbang pria, keterkaitan wanita dengan makanan juga lebih tinggi dibandingkan pria. Selain itu, jumlah aktivitas fisik pria sedikit lebih tinggi ketimbang pria. Hal-hal seperti itu juga memengaruhi kecenderungan wanita terkena obesitas ketimbang pria.

 

5. Hormon Wanita

Wanita memiliki hormon-hormon yang meningkatkan risikonya terkena obesitas. Hormon-hormon yang dimaksud, seperti estrogen misalnya, yang jika jumlahnya terlalu berlebihan menimbulkan selulit, retensi cairan, kelebihan berat badan di pinggang dan paha, serta pembesaran ukuran payudara.

 

Contoh hormon lainnya adalah kortisol, yang diproduksi untuk mengatur respon tubuh terhadap situasi yang menimbulkan stres. Terkadang, ketika tubuh memproduksi hormon kortisol berlebihan, tubuh menyimpan lemak viseral di sekitar organ dalam. Hal ini seringkali menyebabkan lemak perut berlebihan.

 

Kelima faktor di atas merupakan penyebab utama kenapa risiko obesitas pada wanita lebih tinggi ketimbang pada pria. Meskipun beberapa faktor tidak bisa dihindari, sebagian faktor lainnya bisa dicegah atau dikontrol untuk menurunkan risiko obesitas. Mulailah jalani gaya hidup sehat untuk mencegah obesitas! (UH/AY)

 

Sumber:

  • # Obesitas