Remaja Berantem dengan Sahabatnya, Kapan Ortu Perlu Intervensi?
Siapa bilang kehidupan remaja tidak serumit orang dewasa? Layaknya interaksi antar individu, selalu ada potensi konflik seperti pertengkaran. Sering terdengat remaja bertengkar dengan sahabatnya. Hubungan yang dekat bukan berarti tidak ada celah untuk bertengkar karena berbagai pemicu.
Orang tua kadang dibuat bingung bagaimana harus bersikap ketika remaja bertengkar dengan sahabatnya. Jika salah bersikap, alih-alih mendamaikan, tidak jarang justru menambah runyam suasana.
Remaja Bertengkar dengan Sahabatnya, Saatnya Intervensi
Sebagai orang tua, perlu bersikap bijak ketika mendapati remaja bertengkar dengan sahabatnya. Bukan bermaksud mengabaikan, melainkan mencari waktu yang tepat untuk melakukan intervensi. Atau sekadar memberikan masukan pada individu yang sedang berkonflik.
Ingat ya Mums, intervensi yang tepat dalam mengatasi remaja bertengkar dengan sahabatnya, sangat penting dilakukan untuk menjaga hubungan yang sehat di antara mereka. Berikut ini waktu yang tepat untuk intervensi ketika remaja bertengkar dengan sahabatnya :
1. Ada kekerasan
Ketika remaja bertengkar dengan sahabatnya sudah mulai mengandung kekerasan baik verbal apalagi fisik, inilah saatnya orang tua mengintervensi. Misalnya menghina, mengancam, meneror, atau melakukan kekerasan fisik. Seperti memukul, menendang, mencekik, dan seterusnya.
2. Berlangsung lama
Orang tua perlu intervensi jika remaja bertengkar dengan sahabatnya sudah berlangsung cukup lama namun tidak kunjung selesai. Barangkali jika orang tua turun tangan, masalahnya bisa cepat selesai.
3. Kesulitan menyelesaikan
Karakter remaja yang reaktif atau kurangnya pengalaman hidup, sering kali jadi kendala manakala remaja bertengkar dengan sahabatnya dan tidak kunjung selesai. Mereka kesulitan menyelesaikan konflik tersebut. Di sinilah orang tua boleh melakukan intervensi untuk membantu mencarikan solusinya.
4. Mengganggu kesehatan mental
Pertengkaran remaja terkadang bisa berdampak serius pada kesehatan mentalnya. Bila ini terjadi, orang tua mesti turun tangan menyelamatkan kondisi psikologis remaja. Apalagi jika ia tampak stress, menarik diri dari pergaulan, mengalami gangguan tidur, atau menangis terus menerus.
5. Tanda perundungan
Perundungan atau bullying yang dialami bisa menjadi alasan orang tua untuk melakukan intervensi pada remaja bertengkar dengan sahabatnya. Misalnya temannya menyebar rumor yang tidak benar, terus menerus mengejek atau menghina secara terbuka.
6. Minta bantuan langsung
Jika remaja meminta bantuan langsung tanpa inisiatif dari orang tua, ini tandanya ia sangat membutuhkan bantuan segera. Lakukan intervensi secara bijak yang bisa orang tua perbuat. Agar remaja bertengkar dengan sahabatnya bisa segera mendapatkan titik terang.
Cara Efektif Membantu Mengatasi Konflik Remaja
Jika harus melakukan intervensi dan berbuat sesuatu untuk membantu mengatasi konflik remaja, ada beberapa hal yang bisa Mums lakukan sebagai orang tua. Tentu saja langkah ini akan cukup efektif membantu menghadapi remaja bertengkar dengan sahabatnya bila dilakukan dengan benar, adil, dan tidak berlebihan.
1. Jadilah pendengar yang baik
Langkah awal menghadapi remaja bertengkar dengan sahabatnya adalah dengan menjadi pendengar yang baik. Dengarkan cerita darinya seutuhnya tanpa menghakimi dan benar-benar pahami sudut pandang mereka. Ciptakan ruang yang aman yang berkomunikasi sehingga ia bisa leluasa bercerita tanpa ada yang ditutupi.
2. Konsisten dan konsekuen
Orang tua perlu bersikap konsisten dalam memberikan konsekuensi pada remaja jika ada hal-hal yang dilanggar. Misalnya ternyata remaja tidak menepati janjinya untuk meminta maaf terlebih dahulu. Ini penting untuk mengajarkan dan melatih tanggung jawab pada remaja.
3. Cari solusi bersama
Ajak anak untuk terlibat aktif dalam mencari solusi atas konflik yang dihadapi. Jangan menganggap remaja tidak bisa mencari solusi, bisa jadi ia punya ide yang lebih menarik dari orang tuanya. Jadi, tidak ada salahnya memberikan kesempatan pada remaja untuk mencari solusi bersama.
4. Regulasi emosi
Ajarkan remaja bagaimana mengelola emosi yang baik dan benar. Misalnya, ajarkan teknik pernapasan dalam, menulis, meditasi. Kemampuan tersebut efektif membantu remaja meregulasi emosi dengan cara yang tepat.
5. Coping skills
Selain regulasi emosi, coping skills atau keterampilan menghadapi masalah sangat penting diajarkan pada remaja. Sampaikan cara menghadapi konflik, stres, dan kondisi tidak nyaman dan tidak terduga lainnya dengan benar. Misalnya, menenangkan diri, komunikasi terbuka, berolahraga, cari solusi bertahap, siapkan beberapa opsi. Hal ini akan meningkatkan ketahanan mental dan emosionalnya.
Mums, itulah waktu yang tepat melakukan intervensi ketika remaja bertengkar dengan sahabatnya. Lengkap dengan cara membantu remaja mengatasi konflik yang dihadapinya. Sebab konflik sering kali tidak bisa dihindari. Yang bisa dilakukan adalah menghadapi dan mengatasinya dengan benar.
Jika Mums membutuhkan berbagai artikel parenting lainnya, silakan nikmati berbagai artikel di aplikasi Teman Bumil dan bergabung dengan komunitas para Mums, dan juga berkonsultasi dengan ahli.
Referensi :
-
# Anak
-
# Anak pemarah
-
# Psikologi Anak