Ana Yuliastanti
25 Maret 2025
Shutterstock

Pria Tanpa Sperma, Masih Bisa Memiliki Anak!

Masalah infertilitas tidak selalu datang dari pihak wanita. Menurut data, kasus infertiltas yang disumbangkan dari pihak pria sama besarnya dengan pihak pasangannya. Jika gangguan kesuburan pada wanita lebih sering berkaitan dengan gangguan ovulasi, maka pada pria masalah terbesarnya adalah sperma.

Gangguan sperma ini jenisnya banyak, salah satunya adalah ketika seorang pria tidak memiliki sperma atau azoospermia. Kondisi ini ditandai ketika tidak ditemukan sperma dalam cairan ejakulasi. Lantas, pria tanpa sperma ini apakah masih mungkin memiliki keturunan?

Mengenal Apa itu Azoospermia?

Bagi banyak pasangan, memiliki anak adalah impian yang ingin diwujudkan. Kondisi azoospermia pada pria bisa menjadi salah satu penyebab utama infertilitas pada pria yang cukup serius.

Azoospermia adalah kondisi di mana tidak ada sperma yang terdeteksi dalam cairan ejakulasi pada pria. Namun, kabar baiknya adalah, kondisi azoospermia Ini bukan berarti pria sama sekali tidak bisa memiliki anak. "Hanya saja, sperma yang dibutuhkan mungkin terhambat atau tidak diproduksi dalam jumlah yang cukup.

Menurut dr. Widya Juwita, M.Biomed, Sp.And, dokter spesialis andrologi di Bethsaida Hospital, "Azoospermia bukan berarti pria tidak bisa memiliki anak. Dengan pemeriksaan yang tepat, kita bisa menentukan penyebabnya dan memberikan solusi yang sesuai, baik melalui terapi hormon, pembedahan, atau teknik reproduksi berbantu seperti IVF atau in Vitro Fertilization," jelasnya.

Ada dua jenis azoospermia:

1. Azoospermia Obstruktif, disebabkan oleh sumbatan pada saluran reproduksi, seperti di epididimis atau vas deferens, yang menghalangi sperma keluar. Artinya di dalam testis masih memproduksi sperma normal, namun tidak dapat disalurkan keluar saat ejakulasi.

Untuk kasus seperti ini, penanganannya bisa melalui pembedahan atau pengambilan sperma langsung dari testis untuk program bayi tabung (IVF/ICSI).

2. Azoospermia Non-obstruktif

Kondisi ini terjadi karena gangguan produksi sperma di testis, bisa akibat kelainan genetik, hormonal, atau masalah testis seperti varikokel. Artinya memang si pria tidak mampu memproduksi sperma sama sekali. Penanganannya lebih kompleks dan sering memerlukan terapi hormonal.

Penyebab dan Gejala Azoospermia

Faktor penyebab azoospermia beragam, mulai dari kelainan genetik, gangguan hormonal, infeksi atau peradangan di organ reproduksi, efek samping pengobatan, hingga efek samping dari prosedur medis tertentu seperti kemoterapi atau operasi di daerah testis.

Azoospermia seringkali tidak menunjukkan gejala khusus pada seseorang, dan baru akan muncul pada saat pasangan mengalami kesulitan untuk memiliki anak. Untuk mendiagnosis azoospermia, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan seperti :

  • Analisis Sperma, pemeriksaan laboratorium untuk melihat apakah ada sperma saat ejakulasi.

  • Tes Hormon, untuk mengevaluasi apakah masalah disebabkan oleh gangguan hormon.

  • USG Skrotum, untuk melihat apakah ada sumbatan di saluran sperma atau kelainan lainnya.

  • Biopsi Testis, prosedur untuk mengambil sampel jaringan testis dan melihat apakah masih ada produksi sperma.

  • Apakah Pria Tanpa Sperma Masih Bisa Memiliki Anak?

    Jawabannya, YA! Meskipun sperma tidak ditemukan dalam air mani, bukan berarti pria tersebut tidak bisa memiliki anak. Beberapa metode yang dapat membantu antara lain:

    1. Pembedahan untuk Mengatasi Penyumbatan.

    Jika azoospermia disebabkan oleh sumbatan di saluran sperma, prosedur operasi dapat membantu membuka kembali jalur sperma.

    2. Aspirasi Sperma (TESA/PESA)

    Jika sperma tidak bisa keluar secara alami, dokter dapat mengambil sperma langsung dari testis atau epididimis melalui prosedur medis khusus.

    3. Terapi Hormon

    Jika penyebabnya adalah gangguan hormon, terapi hormon bisa membantu meningkatkan produksi sperma.

    4. Teknik Bayi Tabung (IVF + ICSI)

    Jika hanya sedikit sperma yang ditemukan, teknik In Vitro Fertilization (IVF) dengan Intracytoplasmic Sperm Injection (ICSI) bisa membantu pembuahan secara langsung di laboratorium.

    Beberapa rumah sakit saat ini memiliki fasilitas lengkap untuk penanganan infertilitas pada pria. dr. Luxandre, General Manager Medis Bethsaida Hospital menyampaikan, "Bethsaida Hospital mengembangkan fasilitas Klinik Andrologi dengan dokter spesialis yang berpengalaman dalam menangani berbagai masalah kesehatan hormonal dan reproduksi pria, termasuk azoospermia. Kami menawarkan layanan diagnostik terkini, terapi hormonal, hingga prosedur bedah dan teknik reproduksi berbantu untuk membantu pasangan mewujudkan impian memiliki buah hati."

    Jangan lupa Mums dan Dads yang tengah merencanakan kehamilan pertama dan tidak kunjung berhasil, cek segera ke dokter. Semakin dini adanya hambatan dideteksi, maka bisa dilakukan upaya penanganan secepatnya. (AY)



    • # TB Kesehatan
    • # Kesuburan Pria
    • # Pria
    • # TBTrimester1
    • # Program Hamil