Bernadette Andika Gitawardani
12 Maret 2022
pixabay.com

Penyebab Balita Menahan Buang Air Besar dan Cara Mengatasinya

Kebiasaan menahan buang air besar adalah hal yang sangat umum dilakukan oleh balita. Pola perilaku ini dapat dipicu oleh faktor fisik maupun psikologis. Jika tidak segera ditangani, kebiasaan menahan buang air besar ini dapat menimbulkan masalah kesehatan lain yang lebih serius. Maka itu, yuk cari tahu beberapa tips untuk mengatasi balita yang sering menahan buang air besar!

 

Baca juga: Penyebab Susah Buang Air Besar di Pagi Hari
 

Penyebab Balita Menahan Buang Air Besar?

Ada beberapa alasan umum balita menahan buang air besar, antara lain:

 

1. Sembelit

Sembelit biasanya merupakan faktor paling umum yang menyebabkan balita menahan buang air besar. Umumnya, balita yang mengalami kondisi sembelit akan memiliki feses yang keras, kering, dan sulit dikeluarkan. Kondisi inilah yang membuat balita lebih suka menahan buang air besar karena takut akan rasa sakit yang timbul saat mengejan. Di sisi lain, jika si Kecil dibiarkan untuk menahannya, maka sembelit yang dialami bisa semakin parah.

 

2. Trauma

Seorang balita mungkin takut ke toilet untuk buang air besar karena memiliki pengalaman buruk sebelumnya. Selain itu, kondisi lain seperti lokasi toilet yang kurang nyaman atau membuatnya takut juga dapat menyebabkan balita lebih memilih menahan buang air besar.

 

3. Potty training yang tidak berjalan baik

Banyak balita yang dapat dengan mulus melewati masa potty training untuk buang air kecil. Namun, tidak sama halnya dengan buang air besar. Beberapa balita mungkin masih memiliki masalah ketika harus berhadapan dengan buang air besar di toilet. Karena hal inilah akhirnya balita menahan buang air besar.

 

4. Masalah kemandirian dan kontrol terhadap diri sendiri

Balita mulai mengembangkan sifat ingin dianggap sebagai pribadi yang mandiri. Tak heran jika mereka mulai menolak perintah yang diutarakan oleh Mums dan Dads, seperti untuk buang air besar di toilet.

 

5. Terlalu asyik bermain

Bermain adalah aktivitas yang paling disukai anak-anak. Jadi, dapat dipastikan jika balita akan cenderung menolak ketika diminta buang air besar di toilet dan meninggalkan permainannya.

 

6. Masalah sensorik atau kecemasan

Beberapa balita dengan gangguan pemrosesan sensorik mungkin tidak terlalu menyukai momen buang air besar. Hal ini karena mereka terlalu sensitif terhadap bau dan juga tampilan yang kotor. Dalam kasus seperti ini, balita mungkin akan menolak untuk buang air besar selama berhari-hari meskipun ia juga merasa kurang nyaman karena perut yang sesak.

 

7. Masalah kesehatan

Beberapa masalah kesehatan dapat menyebabkan balita lebih memilih menahan buang air besar. Berikut beberapa di antaranya:

- Penyakit celiac
- Penyakit Hirschsprung
- Sindrom iritasi usus
- Impaksi tinja
- Inersia kolon
- Hipotiroidisme
- Disfungsi dasar panggul

 

Baca juga: Mau Si Kecil Sukses Potty Training? Ini Rahasianya!
 

Komplikasi Menahan Buang Air Besar

Buang air besar bertujuan untuk membuang sisa-sisa pencernaan. Jika hal ini tidak dilakukan secara rutin, tentu saja akan timbul berbagai komplikasi, seperti:

- Sakit perut
- Perut kembung
- Kram perut
- Distensi perut
- Kotoran yang lebih keras sehingga sulit untuk dikeluarkan
- Inkontinensia urin
- Infeksi saluran kemih

 

Tips Mengatasi Balita yang Terbiasa Menahan Buang Air Besar

Untuk menghindari kemungkinan komplikasi, maka orang tua perlu mengetahui beberapa tips mengatasi balita yang terbiasa menahan buang air besar. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan.

 

1. Bantu balita agar terangsang untuk buang air besar

Ada beberapa langkah yang bisa Mums lakukan agar si Kecil merasa ingin segera buang air besar, misalnya dengan minum segelas air hangat atau melakukan olahraga sederhana.

 

2. Pilih kursi toilet yang nyaman

Pilih kursi toilet yang sesuai ukuran si Kecil. Pastikan kakinya menyentuh lantai sehingga ia tidak takut jatuh. Perhatikan juga tempat dudukan pispot yang harus stabil dan tidak goyah.

 

3. Mengajarkan balita

Jelaskan pada si Kecil dengan bahasa yang mudah dimengerti bahwa setiap makanan yang kita konsumsi ini setelah diproses akan berubah menjadi sampah, sehingga harus dikeluarkan. Jika memang ada, jelaskan proses tersebut menggunakan gambar ilustrasi yang menarik.

 

4. Ubah pola makan

Konsumsi makanan olahan yang terlalu sering dapat menyebabkan sembelit pada balita. Lebih baik, perbanyak konsumsi makanan berserat, seperti biji-bijian, sayuran berdaun hijau, dan buah-buahan. Sesekali, berikan juga makanan yang mengandung probiotik, seperti yoghurt dan kefir, untuk menyeimbangkan bakteri baik di usus.

Jika memang balita memiliki alergi atau preferensi tertentu terhadap makanan, Mums dapat berkonsultasi dengan dokter anak atau ahli gizi terlebih dulu.

 

5. Pastikan hidrasi yang cukup

Diet kaya serat dengan hidrasi yang tidak mencukupi dapat memperburuk konstipasi anak. Jadi, pastikan si Kecil selalu minum cukup cairan. Selain air, balita juga dapat mencukupi kebutuhan cairannya melalui konsumsi sup, kaldu, atau pun smoothie yang terbuat dari buah dan sayuran segar.

 

6. Tingkatkan aktivitas fisik

Balita dengan gaya hidup yang tidak banyak bergerak lebih mungkin mengalami sembelit dan proses buang air besar yang menyakitkan. Cobalah untuk mendorong si Kecil agar lebih sering melakukan aktivitas fisik. Aktivitas fisik dan penguatan otot sangat bagus untuk meningkatkan kesehatan secara kesuluruhan dan motalitas saluran pencernaan.

 

7. Jadwalkan waktu untuk buang air besar

Mulailah menjadwalkan waktu yang sama setiap harinya untuk si Kecil buang air besar, setidaknya 2 kali sehari, sekitar 15-30 menit. Secara normal, tubuh akan memiliki refleks alami untuk mengosongkan usus setelah makan. Jadi, ini akan membuat anak terbiasa tidak menahan keinginan buang air besar.

 

Menahan buang air besar sangat berbahaya untuk kesehatan. Oleh karena itu, mulailah biasakan si Kecil agar tidak lagi menahan buang air besar dengan beberapa cara yang telah disebutkan di atas ya, Mums! (BAG)

 

 

Referensi

 

 

  • # Buang Air Besar
  • # TBN Tumbuh Kembang
  • # Bayi & Balita
  • # TBN 2 Tahun