Ella Nurlaila
20 Oktober 2025
Shutterstock

6 Tanda Si Kecil Perlu Dibawa ke Klinik Tumbuh Kembang Anak

Memantau pertumbuhan anak dan menyaksikan mereka mencapai tonggak perkembangan adalah momen yang membahagiakan dan membanggakan bagi setiap orang tua. Idealnya, anak dibawa rutin ke klinik tumbuh kembang untuk memantau pertumbuhan dan perkembangannya. Karena keterlambatan atau gangguan tumbuh kembang kadang tidak disadari.


Biasanya kekhawatiran baru muncul ketika seorang anak tidak mencapai tolok ukur perkembangan yang sesuai usianya. Untuk mengatasi kekhawatiran ini, membawa anak  untuk konsultasi ke dokter spesialis tumbuh kembang adalah langkah yang tepat.

Apa saja yang akan dievaluasi di klinik tumbuh kembang anak?

Baca juga: Kenali 4 Red Flag Perkembangan Bayi Usia 7 Bulan


Setiap Anak Berbeda, tapi Ada Batas Normalnya


Membandingkan pertumbuhan dan perkembangan si kecil dengan anak lainnya kadang membuat kita insecure. Kadang muncul kekhawatiran, mengapa anakku belum bisa berjalan sedangkan anak lainnya susah lancar? Atau anak kita belum tumbuh gigi, sementara anak tetangga sudah.

Khawatir berlebihan sebenarnya bagus, karena akan menuntun orang tua akhirnya mengunjungi dokter. Tetapi harus dipahami agar Mums tidak overthinking, bahwa setiap anak berkembang dengan kecepatannya masing-masing. Namun, tetap ada batas atau rentang normalnya. Oleh karena itu, berkonsultasi dapat membantu memastikan pertumbuhan mereka selaras dengan usianya.


Pemantauan rutin sejak lahir hingga setidaknya berusia dua tahun sangat penting. Inilah mengapa penting untuk cek rutin ke dokter. Selama periode ini, dokter akan melakukan penilaian pada interval tertentu untuk mengevaluasi tumbuh kembang anak.


Jika Mums melihat si kecil mengalami keterlambatan bicara, kesulitan memperhatikan, kesulitan berjalan, atau masalah perkembangan lainnya, konsultasikan dengan spesialis tumbuh kembang anak.


Konsultan tumbuh kembang adalah dokter anak yang telah menempuh spesialisasi lebih lanjut dalam tumbuh kembang dan perilaku anak. Dokter anak umum bergelar Sp.A, sedangkan spesialis tumbuh kembang anak bergelar Sp.A (K), yang menunjukkan keahlian mereka sebagai konsultan tumbuh kembang.


Kondisi yang Ditangani oleh Dokter Spesialis Tumbuh Kembang Anak

Spesialis tumbuh kembang anak menangani berbagai masalah perkembangan dan perilaku, termasuk:

- Gangguan spektrum autisme (ASD)

- Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (ADHD)

- Gangguan belajar, seperti disleksia

- Gangguan keterampilan motorik

- Cerebral palsy

- Keterlambatan bicara dan bahasa

- Distrofi otot

- Gangguan integrasi sensorik

- Keterlambatan berjalan

- Disabilitas intelektual

- Sindrom Tourette, dll


Kapan Perlu Membawa Anak Konsultasi Tumbuh Kembang?

Spesialis tumbuh kembang anak biasanya melakukan beberapa penilaian, termasuk pengukuran tinggi dan berat badan, evaluasi lingkar kepala dan lengan, penilaian keterampilan motorik, hingga penilaian kemampuan sosial.


Dokter juga akan melakukan tes tambahan, seperti tes urine, tes darah, atau pemindaian EEG, juga dapat dilakukan selama konsultasi. Dokter menggunakan daftar periksa perkembangan untuk melacak perkembangan anak.


Orang tua sebaiknya mempertimbangkan konsultasi jika anak mereka menunjukkan gejala-gejala seperti:

1. Keterlambatan bicara

Keterlambatan bicara yang perlu dievaluasi ditandai dengan tidak adanya tonggak perkembangan bicara tertentu sesuai usia, seperti tidak ada babbling pada 12 bulan, tidak ada kata pada 16 bulan, tidak ada dua kata spontan pada usia 2 tahun, atau hilangnya kemampuan bicara dan sosial kapan saja.

Jika anak tidak respons terhadap panggilan, kesulitan memahami instruksi sederhana, atau tidak dapat membentuk kalimat pendek pada usia yang sesuai, evaluasi lebih lanjut juga diperlukan. 

2. Keterlambatan berjalan

Keterlambatan berjalan pada anak yang perlu dievaluasi adalah saat anak yang belum bisa berjalan pada usia 18 bulan, belum bisa duduk tanpa bantuan pada usia 9 bulan, atau belum bisa berdiri dengan bantuan pada usia 12 bulan.

Penyebabnya bisa bermacam-macam, mulai dari masalah otot, gangguan neurologis (seperti cerebral palsy), kekurangan stimulasi, kelahiran prematur, hingga kelainan genetik dan kekurangan nutrisi. Penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter anak jika ada kekhawatiran. 

3. Tidak ada ekspresi wajah pada usia enam bulan

Bayi umumnya tersenyum, menangis, atau tertawa saat diberikan stimulasi. Pada anak dengan gangguan autisme, sering kali menunjukkan ekspresi wajah yang tidak sesuai dengan ekspektasi sosial pada umumnya. Ekspresi emosi mereka cenderung lebih jarang, kurang bervariasi, dan terkadang lebih sulit ditafsirkan.

4. Tidak dapat menirukan suara atau ekspresi pada usia sembilan bulan

Ketidakmampuan menirukan suara atau ekspresi pada anak dapat menjadi tanda awal adanya masalah perkembangan seperti keterlambatan bicara atau speech delay, yang membutuhkan evaluasi lebih lanjut oleh profesional. Ini bisa mengindikasikan adanya hambatan dalam kemampuan komunikasi verbal atau non-verbal, seperti tidak menoleh saat dipanggil, kurangnya babbling, atau kurangnya variasi ekspresi wajah pada usia tertentu. 

5. Kosakata terbatas pada usia 24 bulan

Anak usia 2 tahun biasanya memiliki kosakata sekitar 50 hingga 300 kata, dengan rentang yang sangat bervariasi antara individu. Pada usia ini, mereka juga mulai bisa menggabungkan 2-3 kata menjadi kalimat sederhana seperti "Papa pulang" atau "Aku mau". Jika Mums khawatir dengan perkembangan bahasa anak, berkonsultasi dengan ahli dapat membantu. 

5. Kesulitan fokus

Kesulitan fokus pada anak perlu dievaluasi jika berlanjut dan mengganggu aktivitasnya. Penyebabnya bisa bermacam-macam, mulai dari ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder), kecemasan, stres, kurang tidur, hingga gangguan belajar,

6. Kesulitan bersosialisasi dengan teman sebaya

Kesulitan sosialisasi pada anak yang perlu dievaluasi meliputi tanda-tanda seperti kecemasan sosial, kesulitan mengendalikan emosi, dan kesulitan memahami komunikasi nonverbal. Evaluasi ini penting karena bisa berdampak pada kesehatan mental anak, seperti kecemasan atau depresi.

Beberapa penyebabnya antara lain trauma psikis atau lingkungan yang kurang mendukung. Jika orang tua khawatir, penting untuk mencari bantuan profesional seperti psikolog anak, serta bekerja sama dengan pihak sekolah. 

Masalah tumbuh kembang anak memerlukan perawatan yang komprehensif dan menyeluruh. Masalah ini dapat mencakup aspek neurologis, perilaku, sosial, bicara, bahasa, dan kesehatan secara keseluruhan.


Spesialis tumbuh kembang anak berkolaborasi dengan pakar kesehatan anak dan terapis lainnya untuk menyusun rencana terapi yang paling efektif. Semakin dini terapi dimulai, semakin besar peluang untuk mengejar ketertinggalan dalam pencapaian tonggak perkembangan dan meningkatkan keterampilan sosial.

Referensi:

Healthdirect. Developmental-milestones

  • # tumbuh kembang balita
  • # Tumbuh Kembang
  • # TBN Tumbuh Kembang
  • # TBN 1 Tahun
  • # TBN 2 Tahun
  • # TBN 0-6 Bulan