Ortu Wajib Waspada! 8 Tanda Anak Jadi Korban Bullying di Sekolah
Salah satu hal yang sering dikhawatirkan orangtua adalah jika anak jadi korban bullying di sekolah. Kekhawatiran ini tidak pernah hilang, bahkan ketika anak-anak beranjak remaja.
Bullying telah menjadi isu nyata dalam institusi pendidikan. Menjadi korban bullying bisa menimbulkan trauma yang bertahan cukup lama. Sayangnya, tidak ada sekolah yang bebas dari perilaku tersebut. Ke mana pun anak pergi, ada risiko mereka di-bully. Namun, ada beberapa hal yang bisa dilakukan orangtua untuk mengenali tanda-tanda anak jadi korban bullying di sekolah. Dengan mengenali tandanya sedini mungkin, Mums bisa membantu anak remaja melalui hal tersebut dengan baik.
Tanda Anak Jadi Korban Bullying di Sekolah
Berikut adalah tanda-tanda anak jadi korban bullying di sekolah:
1. Keengganan untuk pergi ke sekolah di pagi hari
Karena sekolah sering menjadi tempat terjadinya bullying, ini dapat menyebabkan keengganan seorang anak untuk bangun dan berangkat sekolah di pagi hari. Senin adalah hari paling umum bagi anak yang ingin bolos sekolah. Anak-anak cenderung merasa lebih aman di rumah pada akhir pekan, dan gagasan untuk kembali pada hari Senin sulit bagi mereka.
2. Sering mengeluh sakit kepala dan sakit perut
Sakit kepala dan perut bisa terjadi akibat stres dan kecemasan yang terkait dengan bullying. Bisa juga penyakit yang mudah dipalsukan sebagai alasan untuk tidak masuk sekolah dan melakukan aktivitas sosial lainnya. Jika anak sering mengeluhkan gejala-gejala ini, bicarakan dengan mereka tentang hal tersebut. Mengajukan pertanyaan terbuka akan menciptakan ruang non-konfrontatif di mana Mums dapat mendiskusikan akar masalahnya.
3. Sering mengalami masalah tidur
Jika seorang anak merasa gugup atau cemas tentang apa yang mungkin terjadi keesokan harinya di sekolah, ia mungkin akan mengalami kesulitan tidur atau gelisah. Jika anak tampak lebih lelah saat sarapan atau terlihat lebih lelah dari biasanya, itu bisa jadi tanda-tanda mereka kesulitan tidur di malam hari. Kelelahan juga bisa muncul dalam bentuk lain, seperti ketidakmampuan untuk fokus atau menjaga kebersihan.
4. Menurunnya nilai akademik dan perubahan sikap
Perubahan signifikan dalam sikap anak terhadap sekolah dapat menjadi salah satu gejala anak jadi korban bullying. Mums mungkin juga melihat anak kehilangan minat atau antusiasme terhadap sekolah atau tertinggal dalam tugas sekolah.
5. Perubahan kebiasaan makan
Tekanan emosional akibat penindasan dapat meningkatkan atau menurunkan nafsu makan anak dan dapat mengakibatkan anak melewatkan makan, makan berlebihan, atau perubahan kebiasaan makan secara keseluruhan.
Perubahan pola makan yang tidak terduga dapat disebabkan oleh stres atau mungkin disebabkan oleh pelaku intimidasi yang mencuri makanan atau uang jajan anak. Jika Mums melihat perubahan pada kebiasaan makan anak, sampaikan dengan lembut kepada mereka tentang apa yang terjadi.
6. Agresi
Anak yang jadi korban bullying mungkin mulai lebih sering mendapat masalah di rumah atau di sekolah. Mereka mungkin jadi berperilaku lebih agresif dan bahkan menindas saudaranya yang lebih kecil di rumah.
7. Perubahan sosialisasi
Persahabatan anak-anak bisa mudah berubah, terutama pada masa remaja. Namun, Mums harus mengamati apakah ada pola keseluruhan. Menjadi korban bullying di sekolah dapat membuat anak mulai menghabiskan lebih banyak waktu menyendiri daripada biasanya, dan menghindari teman sebaya, teman, anggota keluarga, dan situasi sosial. Gejala bullying lainnya bisa berupa anak menjadi lebih pendiam, penakut, atau selalu ingin dekat dengan orangtua.
8. Pakaian robek dan tanda fisik
Pakaian dan barang-barang yang robek, rusak, atau hilang, disertai dengan goresan atau memar yang tidak dapat dijelaskan, merupakan tanda-tanda umum dari bullying di sekolah. Ketika Mums bertanya tentang hal-hal ini, anak cenderung tidak bisa menjelaskannya dengan masuk akal atau tidak mau menjelaskannya.
Apa yang Dapat Dilakukan Orangtua untuk Mencegah Anak Jadi Korban Bullying
Berikut adalah beberapa cara yang dapat Mums lakukan untuk membantu anak remaja mengatasi bullying:
1. Didik anak tentang bullying
Begitu mereka mengetahui apa itu bullying, anak akan dapat mengidentifikasinya dengan lebih mudah, baik itu terjadi pada dirinya atau orang lain.
2. Bicaralah secara terbuka dan sering kepada anak-anak
Semakin sering Mums berbicara dengan anak tentang bullying, mereka akan semakin nyaman memberi tahu Mums jika mereka melihat atau mengalaminya.
3. Bantu anak menjadi panutan yang positif
Jika mereka menyaksikan bullying, mereka dapat membela korban, menawarkan dukungan, dan mempertanyakan perilaku bullying.
4. Membantu membangun rasa percaya diri anak
Bantu anak menemukan minatnya dan mengikuti aktivitas yang mereka sukai. Ini akan membantu membangun kepercayaan diri serta mendapatkan teman baru.
5. Jadilah bagian dari pengalaman online anak
Biasakan diri Mums dengan platform yang digunakan anak, jelaskan kepada anak bagaimana dunia online dan dunia offline terhubung, dan peringatkan mereka tentang berbagai risiko yang akan mereka hadapi saat online.
Akhir kata, tanda umum anak jadi korban bullying adalah perubahan perilaku ke arah negatif, seperti sering sakit, menghindari sekolah, jadi lebih pendiam, dan pemarah. Jika Mums curiga anak jadi korban bullying, hubungi guru BK atau wali kelas anak di sekolah untuk menyampaikan kekhawatiran Mums.
Referensi
Connections Academy. 10 BULLYING WARNING SIGNS EVERY PARENT SHOULD BE AWARE OF
Newport Academy. 10 Signs of Teenage Bullying and What Parents Can Do
Reader's Digest. 10 Silent Signs Your Child Is Being Bullied
-
# Parenting
-
# Anak
-
# Bullying