3 Jenis Infeksi Saluran Napas pada Bayi dan Anak yang Harus Diwaspadai
Penyakit pernapasan merupakan penyebab utama yang dapat mengancam kesehatan bayi dan anak-anak. Penyakit ini dapat berkembang dengan cepat dari ringan menjadi mengancam jiwa pada anak-anak yang rentan.
Mengenali gejala penyakit pernapasan pada anak dapat menyelamatkan anak dari komplikasi yang berbahaya. Apa saja tiga penyakit pernapasan pada anak yang harus diwaspadai?
Peran utama sistem pernapasan
Fungsi saluran pernapasan adalah untuk bertukar gas. Ketika sistem pernapasan anak tidak berfungsi dengan baik karena penyakit pernapasan, oksigenasi yang buruk akan mengakibatkan hipoksemia atau kekurangan oksigen.
Anak-anak memiliki laju metabolisme yang tinggi dan kebutuhan oksigen per kilogram berat badan lebih tinggi dibandingkan orang dewasa. Sebagai perbandingan, konsumsi oksigen pada bayi: 6-8 ml/kg/menit, sedangkan pada pada orang dewasa: 4 ml/kg/menit.
Oleh karena itu, saat saluran pernapasan anak terganggu karena penyakit, maka mereka dapat mengalami dekompensasi lebih cepat daripada orang dewasa.
Jenis-jenis penyakit saluran pernapasan anak
Berikut ini adalah beberapa jenis infeksi pernapasan anak yang kerap ditemui dan bisa berbahaya jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat:
1. Bronkiolitis
Bronkiolitis adalah gangguan pernapasan yang disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan bawah pada bayi. Penyakit ini merupakan penyebab paling umum infeksi saluran pernapasan bawah pada anak di bawah usia dua tahun dan rawat inap bayi di bawah usia 12 bulan.
Gejala bronkiolitis biasanya bermanifestasi sebagai rinitis dan batuk, yang selanjutnya berkembang atau disertai gejala:
- Nafsu makan menurun
- Rinorea atau pilek dan hidung berair
- Batuk 1-3 hari kemudian
- Demam
- Mengi atau napas berbunyi
- Pada bayi yang sangat kecil, gejalanya juga berupa rewel, lesu, dan susah tidur.
Penyebab bronkiolitis yang paling umum adalah virus sinsitial pernapasan (RSV) dan infeksi virus rhinovirus, adenovirus, virus influenza, dll.
Anak-anak dengan bronkiolitis ringan hingga sedang dapat ditangani di rawat jalan. Dalam kasus bronkiolitis yang memburuk atau parah, anak-anak mungkin memerlukan perawatan di rumah sakit.
2. Radang Tenggorokan
Croup atau radang tenggorokan adalah istilah umum untuk penyakit yang memengaruhi laring, trakea, dan bronkus. Croup merupakan penyakit saluran pernapasan atas yang umum pada anak-anak, ditandai suara napas bernada tinggi, batuk menggonggong, dan suara serak.
Croup ditandai dengan pembengkakan laring, trakea, dan bronkus besar akibat peradangan ini mengakibatkan penyempitan saluran napas. Virus parainfluenza menyebabkan lebih dari 75% kasus croup. Infeksi bakteri jarang menjadi penyebab penyakit croup pada anak.
Mums dapat melakukan perawatan suportif di rumah dengan menjaga udara lembap, pemberian obat jika demam, serta dukungan nutrisi dan hidrasi.
3. Pneumonia
Pneumonia adalah kondisi peradangan paru-paru yang berbahaya. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pneumonia merupakan penyebab kematian terbesar pada anak-anak terkait infeksi di seluruh dunia, dan pada tahun 2019, pneumonia menyumbang 14% kematian anak balita di seluruh dunia,
Pneumonia dapat disebabkan oleh beberapa mikroorganisme yang berbeda, termasuk bakteri, virus, dan jamur, dan bervariasi sesuai dengan usia anak dan tempat infeksi terjadi. Pneumonia umumnya muncul setelah penyakit saluran pernapasan atas yang menjalar ke saluran pernapasan bawah dan memicu respons imun yang menghasilkan peradangan.
Saat terjadi pneumonia, bronkiolus dan alveoli di paru-paru terisi oleh sel darah putih, cairan, yang menyebabkan penurunan fungsi paru dan penyumbatan jalan napas.
Gejala pneumonia yang khas adalah:
- napas cepat diikuti tarikan dinding dada
- demam
- batuk
- napas berbunyi atau mengi.
Pneumonia pada anak dapat diatasi dengan pengobatan yang tepat dan perawatan yang baik. Jika disebabkan oleh bakteri, dokter akan memberikan antibiotik. Jika disebabkan oleh virus, dokter akan memberikan obat untuk meredakan gejala.
Selain itu, perawatan suportif seperti istirahat yang cukup, asupan cairan yang adekuat, dan pemberian obat penurun demam (jika diperlukan) juga penting. Pada kasus yang lebih berat, mungkin diperlukan terapi oksigen atau rawat inap di rumah sakit.
Pneumunia sekarang bisa dicegah dengan vaksin PCV. Jadi lebih baik mencegah daripada terlambat mengingat pneumonia pada bayi dan anak ini bisa berakibat fatal. Jika Mums ingin mendapatkan artikel tentang kesehatan anak, dan juga tumbuh kembangnya, bisa download aplikasi Teman Bumil di sini.
Referensi:
Ceufast. pediatric-respiratory-illnesses
-
# Anak
-
# Pernapasan
-
# Gangguan pernapasan
-
# Anak demam