Ella Nurlaila
17 September 2025
Shutterstock

Jangan Marah Berlebihan ke Anak, Lakukan ini untuk Lebih Sabar

Selalu ada momen ujian kesabaran menghadapi anak-anak setiap hari. Bukan hanya kesabaran yang diuji melainkan juga komitmen untuk tetap memperlakukan anak dengan penuh kasih sayang, apa pun kondisinya. Mengendalikan diri untuk tidak marah pada anak memang sulit. Namun, ingat jika tidak menahan diri, dampaknya bisa fatal. 


Dampak marah pada anak bisa bermacam-macam. Baik buat Mums sebagai orang tua maupun pada anak sebagai pelaku kesalahan yang membuat orang tuanya marah. Dan orang tua sering kali dihadapkan pada situasi dilematis, harus mengendalikan emosi atau melampiaskannya dengan tujuan memberi pelajaran pada anak. 

Baca juga: Tahan Amarah Dads, Ini Dampak Marah ke Anak


Dampak Marah pada Anak 


Ada banyak alasan mengapa orang tua marah pada anak. Misalnya, karena kelelahan, jenuh menghadapi rutinitas yang sama setiap hari, upaya keras memenuhi keinginan atau kebutuhan anak, pada titik tertentu memicu amarah orang tua pada anak. 


Biasanya orang tua mungkin mengekspresikan kemarahannya dengan hilang sabar, berteriak pada anak, atau melakukan kekerasan verbal, emosional, bahkan fisik. 


Apa pun alasan atau pemicu amarahnya dan bentuk pelampiasannya, berikut ini dampak marah pada anak yang perlu diketahui : 


1. Menyalahkan diri sendiri 

Dampak marah pada anak menyebabkan anak merasa bersalah karena jadi penyebab orang tua marah. Menyalahkan diri sendiri akibat kelakuannya. 


2. Stres 

Kemarahan orang tua bisa membuat anak stres. Kondisi ini tentu memengaruhi perkembangan otak dan psikologis si anak. 


3. Risiko gangguan mental 

Tinggal di lingkungan penuh amarah atau mudah marah, membuat anak memiliki risiko mengalami gangguan mental di kemudian hari. 


4. Merasa tidak berharga 

Saat marah pada anak sering kali orang tua tidak mampu mengontrol ucapannya sehingga membuat anak sakit hati karena kekerasan verbal yang diterimanya. Ucapan menyakitkan yang diterimanya membuat anak merasa tidak berharga karena sudah tidak dianggap lagi. 


5. Perilaku negatif

Amarah yang diterima anak bisa menjadi pemicu munculnya reaksi negatif dalam bentuk perilaku negatif, kasar, agresif. Ada pula yang menarik diri, sakit, atau ganguan tidur. 


6. Luka fisik 

Jika marah pada anak sudah melampaui batas dan menghasilkan kekerasan fisik, bisa membuat anak mengalami cedera parah, cacat atau disabilitas, bahkan berujung kematian. 


Agar Emosi Lebih Terkendali 

Mengendalikan emosi memang tidak mudah apalagi bila amarah lebih berkuasa ketimbang kesabaran yang justru makin menipis bahkan hilang sama sekali. Bisa kok emosii dikendalikan, caranya dengan latihan setiap hari. 


Begini agar emosi lebih terkendali sehingga bisa mencegah marah pada anak : 


1. Kenali tanda-tanda marah 

Langkah pertama kenali tanda-tanda marah seperti merasa gelisah, kesal, atau tegang. Secara fisik otot menegang, jantung berdegup cepat, perut terasa kencang atau mual, napas cepat, berkeringat, muncul pikiran negatif. 


2. Cara menenangkan diri 

Beritahu anak bahwa orang tua merasa mulai marah dan perlu menjauh sebentar. Tarik napas dalam lalu hembuskan dengan desahan, ulangi sampai tenang. Lalu menghitung sampai 10 secara perlahan. 


3. Tinggalkan 

Jika memungkinkan meninggalkan situasi untuk lebih lama, lakukan beberapa hal seperti mandi air hangat, berjalan di luar rumah, meditasi, olahraga atau aktivitas fisik, lakukan kegiatan menenangkan seperti melukis, membaca, dengarkn musik. 


4. Cari kesibukan 

Alih-alih marah pada anak yang hanya bikin rasa bersalah, lebih baik lakukan berbagai hal untuk bisa membantu mengurangi kemarahan. Misalnya bicara dengan orang lain yang menghadapi tantangan serupa, menulis pemicu kemarahan dan langkah antisipasinya. 


5. Refleksi 

Cara refleksi yang konkret, misalnya terapkan self-compassion dan menyadari faktor seperti kurang tidur atau stres kerja berpengaruh pada emosi. Minta maaf pada anak, jelaskan alasan marah karena kehilangan kesabaran. Atau berjalan menjauh juga efektif untuk menenangkan diri. 


6. Cari bantuan 

Jika Mums kesulitan mengendalikan marah pada anak, berkonsultasilah dengan ahlinya, ikuti kelas manajemen stres atau ikut komunitas dukungan. 


Mums, marah adalah emosi normal, tapi jika diekspresikan negatif bisa berdampak buruk pada kesehatan mental dan fisik anak. Dampaknya bisa terbawa hingga dewasa, termasuk hubungan sosial yang buruk dan masalah kesehatan. 


Dengan strategi yang tepat, orang tua dapat mencegah kehilangan kesabaran di depan anak. Jika tetap sulit mengendalikan marah, bantuan profesional atau dukungan kelompok sangat disarankan. Untuk Mums yang ingin berkonsultasi secara online bisa di aplikasi Teman Bumil dengan para pakar yang kompeten di sini. 


Referensi : 

  • # Psikologi Anak
  • # Psikologi