Ella Nurlaila
16 September 2024
Shutterstock

Gejala, Penyebab, dan Bahaya Hiperemesis Gravidarum

Mual dan muntah pada ibu hamil memang sesuatu yang lumrah. Namun, jika hal itu terjadi terus menerus dan cenderung parah, tentu saja sangat berbahaya. Inilah yang disebut dengan hiperemesis gravidarum. 


Hiperemesis gravidarum adalah komplikasi kehamilan yang membuat bumil sulit makan dan minum. Padahal ia membutuhkan nutrisi yang cukup untuk perkembangan janin dan dirinya sendiri. Belum lagi bahayanya jika terjadi penurunan berat badan, kekurangan gizi, maupun dehidrasi akibat hiperemesis gravidarum ini. 


Gejala Hiperemesis Gravidarum


Walaupun sama-sama mual dan muntah pada kehamilan, morning sickness cenderung lebih ringan dibandingkan dengan hiperemesis gravidarum. Terjadinya hiperemesis gravidarum adalah dimulai antara usia kehamilan 4-10 minggu dan membaik di usia kehamilan sekitar 20 minggu.  


Namun ada pula yang mengalami gejala hiperemesis gravidarum sepanjang kehamilannya. Berikut ini gejala hiperemesis gravidarum yang perlu diwaspadai : 


1. Mual dan muntah yang parah. 

Salah satu gejala utama hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang parah selama kehamilan. Hal ini memengaruhi sekitar 1 dari 100 ibu hamil. Umumnya terjadi pada pagi hari sama seperti morning sickness yang lazim dialami ibu hamil. 


2. Sulit makan dan minum 

Efek mual dan muntah dari hiperemesis gravidarum ini membuat bumil kesulitan untuk sekadar minum dan makan. Padahal saat hamil kebutuhan akan nutrisi meningkat setiap harinya, karena untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin yang ada dalam kandungan. Kesulitan makan dan minum sebagai gejala hiperemesis gravidarum ini perlu segera diatasi agar ibu hamil tidak jatuh pada kondisi dehidrasi. Itu sebabnya perlu intervensi dengan obat-obatan serta cairan intravena sesuai anjuran dokter. 


3. Penurunan berat badan

Alih-alih penambahan berat badan saat hamil, pada bumil yang mengalami hiperemesis gravidarum adalah justru kebalikannya. Yaitu terjadinya penurunan berat badan sebagai gejala dari hiperemesis gravidarum. Kondisi ini membuat ibu hamil tampak lebih tirus dari biasanya, padahal seharusnya berat badannya bertambah seiring bertambahnya kebutuhan makan dan minum setiap harinya. 


4. Saliva meningkat 

Gejala lain dari hiperemesis gravidarum adalah mengalami produksi saliva yang berlebihan pada beberapa bumil. 


Penyebab Hiperemesis Gravidarum  


Kendati belum diketahui secara pasti penyebab utama hiperemesis gravidarum, namun para ahli sepakat menyebut penyebab utama hiperemesis gravidarum adalah meningkatnya kadar hormon kehamilan. Yaitu lebih spesifiknya human chorionic gonadotropin (HCG) yang diproduksi selama kehamilan. 


Lonjakan HCG dalam jumlah besar dan terjadi begitu cepat inilah yang menjadi penyebab hiperemesis gravidarum. Kadar HCG mencapai puncaknya sekitar minggu ke-10 kehamilan. Inilah momentum yang sering bumil alami dengan banyaknya laporan mual muntah paling parah saat hamil. 


Selain lonjakan HCG, hormon lain yang juga ikut andil menyebabkan hiperemesis gravidarum adalah meningkatnya hormon estrogen selama kehamilan. Meningkatnya kadar estrogen berperan dalam menyebabkan mual dan muntah saat hamil. 


Waspada Bahaya Hiperemesis Gravidarum    


Selain mengetahui penyebab dan gejala hiperemesis gravidarum, yang tidak kalah pentingnya adalah mewaspadai bahaya dari hiperemesis gravidarum itu sendiri. Berikut ini beberapa bahaya hiperemesis gravidarum : 


1. Kekurangan gizi 

Kurangnya asupan gizi harian akibat hiperemesis gravidarum adalah hal yang paling ditakutkan selama kehamilan. Selain itu, dehidrasi menjadi beban berikutnya dari hiperemesis gravidarum ini. Sebagai akibat dari mual dan muntah parah yang membuat bumil kesulitan makan dan minum. 


2. Refluks dan konstipasi  

Mual dan muntah yang terjadi pada penderita hiperemesis gravidarum adalah bisa memicu terjadinya refluks dan konstipasi. Di satu sisi asam lambung naik ke atas, di sisi lain ancaman konstipasi juga mengintai sebab asupan makanan yang terbatas bahkan tidak sama sekali kaibat mual dan muntah yang cukup parah. 


3. Kerusakan ginjal 

Akibat kurangnya asupan makanan dan minuman selama kehamilan, bisa memicu terjadinya masalah pada ginjal. Sebagai organ yang berperan penting dalam metabolisme tubuh, fungsi ginjal ikut terganggu ketika asupan makanan dan minuman harian tidak sesuai dengan kebutuhan ibu hamil. Inilah dampak buruk hiperemesis gravidarum yang perlu diwaspadai. 


4. Kecemasan dan depresi 

Tidak hanya pada fisik, problem psikologis seperti stress, gangguan cemas, hingga depresi merupakan dampak buruk dari hiperemesis gravidarum. Walhasil kehamilan yang dialami menjadi trauma tersendiri bagi bumil ketika hiperemesis gravidarumnya tidak segera diatasi. 


5. Mengganggu aktivitas 

Bagi bumil yang bekerja, bahaya dari hiperemesis gravidarum adalah terganggunya fungsi sehari-hari termasuk pekerjaan. Sering absen, tidak produktif, bahkan tidak bisa bekerja sama sekali menjadi efek samping dari komplikasi kehamilan yang satu ini. 


Itulah gejala, penyebab, dan bahaya hiperemesis gravidarum yang perlu diketahui. Agar bumil bisa segera mengambil langkah cepat untuk mengatasinya. 


Hiperemesis gravidarum adalah komplikasi kehamilan yang bisa terjadi pada siapa saja. Karenanya bagi bumil yang mengalami gejala tersebut, jangan mengabaikan. Segera konsultasikan ke dokter kandungan agar kondisinya tidak bertambah parah dan berdampak buruk pada kehamilan. 



Referensi



  • # Kehamilan
  • # Muntah berlebihan pada kehamilan (Hiperemesis gravidarum)
  • # Hiperemesis Gravidarum
  • # TBTrimester1