Ana Yuliastanti
08 Mei 2024
shutterstock

Dampak Berat Badan Lahir Rendah, Berisiko Diabetes Saat Dewasa

Mums, BBLR atau berat badan lahir rendah menurut WHO adalah bayi yang dilahirkan dengan berat badan kurang dari 2.500 gram (2,5 kg). BBLR ini tidak sekadar bayi lahir sangat kecil, tapi ada implikasi jangka panjangnya. Salah satu dampak berat badan lahir rendah adalah risiko diabetes saat dewasa. Kok bisa?


Sebelum dibahas kaitannya, Mums perlu tahu bahwa berat badan lahir rendah disebabkan oleh hambatan pertumbuhan saat janin di dalam rahim, kelahiran preatur, atau keduanya. Dampak berat badan lahir rendah yang paling nyata adalah risiko berbagai kondisi kesakitan bahkan kematian bayi baru lahir. Bayi dengan berat lahir rendah memiliki kemungkinan meninggal 20 kali lebih besar dibandingkan bayi dengan berat badan lahir lebih besar.


Dalam jangka panjang, bayi yang dilahirkan dengan berat badan rendah atau sangat rendah berisiko mengalami hambatan pertumbuhan dan perkembangan kognitif, serta berbagai penyakit tidak menular di kemudian hari.


Baca juga: Di Usia Berapa ya, Lesung Pipi Bayi Kelihatan?


Penelitian: Berat Badan Lahir Rendah, Berisiko Diabetes Saat Dewasa


Berat badan lahir rendah lebih banyak terjadi di negara berkembang dibandingkan negara maju. Namun, data mengenai berat badan lahir rendah di negara-negara berkembang seringkali terbatas karena sebagian besar persalinan terjadi di rumah atau fasilitas kesehatan kecil, sehingga kasus bayi dengan berat badan lahir rendah seringkali tidak dilaporkan. Kasus-kasus ini tidak tercermin dalam angka resmi dan dapat menyebabkan terlalu rendahnya perkiraan prevalensi berat badan lahir rendah.


Penelitian baru yang dipresentasikan pada Kongres Eropa tentang Obesitas (ECO) tahun ini di Venesia, Italia, dan diterbitkan di jurnal Diabetologia menunjukkan bahwa berat badan lahir rendah dan kelebihan berat badan di masa dewasa muda (bukan masa kanak-kanak) berkontribusi terhadap perkembangan diabetes tipe 2 pada usia dini, terutama pada pria.


Penelitian yang melibatkan lebih dari 34.000 pria Swedia, dan menemukan bahwa mereka yang lahir dengan berat badan lahir rendah (<2,5 kg) namun juga kelebihan berat badan pada usia 20 tahun (BMI >25kg/m²) memiliki kemungkinan 10 kali lebih besar untuk terkena penyakit diabetes tipe 2 lebih dini dibandingkan mereka yang memiliki berat badan lahir dalam kisaran normal (2,5-4,5 kg) dan yang memiliki berat badan normal saat dewasa muda (BMI <25 kg/m²).


Peneliti dari Universitas Gothenburg dan Rumah Sakit Universitas Sahlgrenska juga menemukan bahwa bayi dengan berat badan lahir rendah yang kelebihan berat badan pada usia 20 tahun memiliki risiko absolut sebesar 27% terkena diabetes tipe 2 lebih dini, dibandingkan dengan risiko absolut sebesar 6%. mereka yang memiliki berat badan lahir dalam kisaran normal yang juga memiliki berat badan normal pada usia 20 tahun.


Hal ini menunjukkan bahwa mencegah penambahan berat badan berlebih pada masa dewasa muda pada anak laki-laki yang lahir dengan berat badan lahir rendah dapat mengurangi risiko absolut terkena diabetes tipe 2 dini sebesar 21%.


Mengapa bayi BBLR Bersiko Alami Obesitas saat Dewasa?

Mungkin Mums heran, mengapa bayi yang lahir dengan berat badan rendah justru berisiko menjadi kegemukan saat dewasa? Ini penjelasan singkatnya.


Sejak lahir, bayi harus dipantau tumbuh kembangnya, terutama berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala. Biasanya Mums diminta menggunakan bantuan grafik pertumbuhan yang ada di buku KIA atau di aplikasi, seperti Teman Bumil.

Khusus bagi orang tua yang memiliki bayi BBLR, harus lebih detail memantau pertumbuhannyam karena justru berpotensi menjadi obesitas di kemudian hari. Anak yang BBLR berisiko obesitas karena tubuh tak bisa mengendalikan antara demand dan supplynya. Karena itu anak-anak yang BBLR risiko obesitas.


Salah satu pemicunya, orang tua ingin anaknya cepat mencapai berat badan normal seperti anak yang terlahir dengan berat badan ideal, sehingga akhirnya kelebihan kalori. Konsultasikan dengan dokter untuk kebutuhan nutrisi bayi BBLR sehingga pertambahan berat badannya tidak berlebihan yang memicu obesitas.



Dengan temuan ini, penting bagi Mums yang sekarang sedang hamil atau mempersiapkan kehamilan, agar terus memantau berat badan janin, terutama mulai trimester kedua dan ketiga. Jangan sampai berat badan janin kurang menjelang dilahirkan karena berisiko BBLR. Dampak berat badan lahir rendah sangat serius baik dalam jangka panjang maupun pendek.


Referensi:

  • # Bayi
  • # Berat Badan
  • # Persalinan