GueSehat
12 Mei 2017
pexels.com

Blue Whale Challenge, Tantangan Masa Kini yang Perlu Diwaspadai Orang Tua

Akhir-akhir ini banyak beredar berita mengenai berbagai jenis tantangan tidak masuk akal yang dilakukan oleh remaja-remaja di dunia. Salah satu jenis tantangan yang paling berbahaya saat ini bisa dikatakan tantangan paus biru atau blue whale challenge. Mengapa dikatakan berbahaya? Karena tantangan ini menyasar sejumlah remaja labil melalui media sosial untuk melakukan rangkaian tantangan yang akan berakhir pada seruan untuk bunuh diri. Sekitar 130 orang remaja di Rusia telah menjadi korban dari tantangan ini.

 

Menonton film horor hingga seruan untuk bunuh diri

Dalam tantangan ini, 50 jenis tantangan akan diberikan oleh kurator kepada pemain. Tantangan yang diberikan memicu depresi yang dialami oleh remaja. Dimulai dari hal-hal yang paling “ringan” seperti menonton film horor, tantangan terus berlanjut selama 50 hari ke depan dengan level yang semakin ekstrem, seperti menonton adegan kekerasan, menyakiti diri sendiri, hingga tantangan terakhir yang berujung pada kematian yaitu melompat dari atas gedung.

 

Melalui media sosial

Kurator dari tantangan ini memanfaatkan dunia maya untuk mengumpulkan pengikut (followers).  Blue Whale Challenge dikabarkan memiliki grup yang memiliki ribuan anggota di Facebook dan YouTube. Penyebarannya sudah mencapai Rusia, Ukraina, Spanyol, Prortugal, dan Inggris. Dalam penyidikan, polisi sedang mencari percakapan antara korban dan pengguna media sosial yang mungkin berpengaruh pada tindakan menekan.

 

Tantangan berbahaya lainnya

Di Indonesia sendiri, ada berbagai tantangan berbahaya lain yang pernah dilakukan oleh para remaja. Salah satunya yaitu skip challenge (atau dikenal juga dengan choking challenge/pass out challenge di negara barat). Dalam tantangan ini, pemain akan ditekan di bagian dada hingga kesulitan bernapas. Hal ini bisa menyebabkan terhambatnya aliran oksigen ke dalam otak dan menghilangkan kesadaran atau pingsan. Parahnya, otak yang kekurangan oksigen bisa berdampak pula pada kelumpuhan dan kematian.

 

Dengan penggunaan internet yang mempermudah komunikasi serta penyebaran informasi, para orang tua diharapkan bisa lebih memperhatikan dan memastikan keamanan anak di ranah dunia maya. Kenali juga perilaku-perilaku yang tidak lazim dari anak, seperti misalnya sering menyendiri di dalam kamar, selalu terpaku dengan gadget, hingga gejala depresi. Ajak anak untuk berdiskusi dan terbuka mengenai masalah mereka, atau berkonsultasi dengan psikolog untuk mendapatkan edukasi mengenai cara menghadapi anak yang mengalami depresi.

  • # Psikologis
  • # Sosial Media