Duuh..Ibu Hamil Batuk Enggak Sembuh-sembuh, Harus Bagaimana?
Keluhan selama hamil sepertinya ada saja ya Mums. Selain gejala kehamilan seperti mual, muntah, dan mudah lelah, Mums bisa mengalami sakit ringan selama hamil. Misalnya diare, flu, atau batuk pilek. Batuk ini pada orang yang tidak hamil, mudah saja diobati. Namun, saat hamil, Mums bisa menjadi khawatir saat harus mengonsumsi obat.
Saat seorang wanita hamil, sistem kekebalan tubuh pun mengalami perubahan. Ibu hamil menjadi rentan mengalami selesma atau batuk pilek. Kadang gejala lain seperti hidung mampet dan berair sudah sembuh, namun batuknya masih menetap.
Di musim pandemi ini, batuk ringan saja bisa membuat Mums khawatir ya, jangan-jangan tertular Covid-19. Bagaimana mengatasi batuk yang tidak kunjung sembuh saat hamil?
Penyebab Batuk Saat Hamil
Ada beberapa penyebab batuk selama kehamilan. Berikut ini beberapa di antaranya:
Alergi dan Asma
Sistem kekebalan yang lebih lemah selama hamil membuat tubuh Mums lebih rentan terhadap alergi. Jika Mums menderita asma, sebaiknya lebih konsisten menghindari alergen, atau zat penyebab asma Mums kambuh.
Bronkospasme
Hiperaktivitas bronkiolus dapat menyebabkan batuk. Beberapa penyebab bronkospasme adalah masuknya bulu hewan peliharaan ke saluran napas, cuaca dingin, asap kimia, dan merokok.
Kekebalan tubuh rendah
Seperti dijelaskan di atas, Mums menjadi mudah mengalami common cold bahkan flu saat hamil. Salah satu gejalanya adalah batuk.
Refluks asam lambung
Naiknya cairan asam lambung ke kerongkongan bisa menyebabkan batuk. Ibu hamil kerap mengalami ini, akibat lambung tertekan oleh ukuran rahim yang membesar. Isi lambung pun mudah naik ke atas.
Covid-19
Ini yang harus diwaspadai Mums. Jangan ambil risiko jika selain batuk, Mums juga mengalami gejala Covid-19 lainnya yakni demam, diare, dan hilang penciuman. Segera lakukan tes PCR dan lakukan prosedur perawatan sesuai petunjuk dokter.
Apakah Batuk Saat Hamil Dapat Memengaruhi Kondisi Janin?
Jawabannya tidak Mums. Meskipun Mums batuk cukup kencang, janin akan tetap aman di balik plasenta. Namun, batuk yang dibiarkan terus menerus tanpa diobati dapat mempengaruhi perkembangan kognitif bayi dan menyebabkan gangguan selama persalinan.
Sebenarnya, bukan batuknya yang akan menyebabkan masalah. Namun, efeknya pada aktivitas dan kesehatan Mums. Jika Mums sering batuk walam waktu lama, maka Mums akan kurang tidur.
Ibu hamil yang kurang tidur bisa menurun daya tahan tubuhnya dan menimbulkan masalah yang lebih banyak lagi. Batuk juga akan membuat Mums mengalami inkontinensia urine atau gangguan kerja saluran kemih. Mum jadi mudah ngompol saat hamil. Rahim yang membesar akan memberikan tekanan pada kandung kemih, sehingga sulit untuk menahan urine. Jika ditambah batuk, akan semakin sulit menahan air kencing.
Dampak batuk yang harus diwaspadai lainnya adalah stres fisik, mental, dan emosional yang dapat mempengaruhi bayi. Kekurangan nutrisi juga bisa terjadi karena Mums mengalami penurunan nafsu makan.
Baca juga: Kenali Penyebab Batuk dari Suaranya
Cara Mengatasi Batuk Saat Hamil
Upaya yang bisa Mums dan Dads lakukan jika mengalami hamil terus menerus selama hamil adalah pergi ke dokter untuk mendapatkan pengobatan sesuai penyebabnya. Dokter pasti akan memilihkan obat yang paling aman.
Selain itu, usahakan Mums istirahat yang cukup dengan banyak tidur siang dan tidur minimal 8 jam di malam hari. Minum banyak cairan terutama air putih hangat, dan hindari minum manis yang bisa memicu batuk.
Tetap jaga pola makan yang baik. Jika sulit makan dalam porsi normal, makanlah porsi kecil tetapi sering.
Atur ruangan agar kelembapannya normal, jika perlu gunakan pelembap ruangan dan di kamar. Untuk meringankan nyeri tenggorokan karena batuk, Mum bisa makan es krim, minum teh hangat, atau berkumur dengan air garam hangat. Jangan lupa selama Covid-19 masih menjadi ancaman, lakukan prokes dengan ketat.
Referensi:
Americanpregnancy.org. Cough Cold During Pregnancy.
Parenting.firtscry.com. Dry cough pregnancy causes
-
# Kehamilan
-
# Batuk
-
# TBMinggu26
-
# TB Kesehatan
-
# TBTrimester2