Ruby Astari
06 Juli 2019
unsplash.com

Mengapa Setelah Didiagnosis Pre-eklampsia, Wanita Berpotensi Menderita Hipertensi Seumur Hidup?

Informasi kesehatan ditinjau dan diedit oleh
dr. Yurika Elizabeth Susanti

Penyakit jantung adalah penyebab utama kematian bagi wanita. Namun, ada satu fakta lagi yang wajib diketahui, yaitu pre-eklampsia. Gangguan kehamilan ini juga berisiko menyebabkan wanita menderita serangan jantung, stroke, hingga hipertensi. Mengapa setelah didiagnosis pre-eklampsia, wanita berpotensi menderita hipertensi seumur hidup?

 

Data Statistik Pre-eklampsia pada Wanita

Prediksi pre-eklampsia pada semua kehamilan mencapai 5-8%. Gejalanya berupa tekanan darah tinggi disertai dengan banyaknya kandungan protein di dalam urine. Selain itu, penderitanya mengalami sakit kepala yang tidak kunjung sembuh dan gangguan penglihatan.

 

Ada beberapa wanita yang tekanan darahnya kembali normal dalam beberapa bulan sesudah melahirkan. Namun, ada juga beberapa wanita yang berpotensi menderita hipertensi dan penyakit kardiovaskular seumur hidup mereka.

 

Meskipun penelitiannya masih berlanjut, beberapa peneliti percaya bahwa sejarah pre-eklampsia dalam keluarga sama halnya dengan sejarah stroke, penyakit kardiovaskular, atau penyakit lainnya. Usaha wanita yang bersangkutan untuk tetap menjaga kesehatan tubuhnya juga jangan disepelekan.

 

 

Korelasi Pre-eklampsia dengan Hipertensi, Stroke, dan Penyakit Kardiovaskular

Pre-eklampsia dapat menjadi akar dari 3 masalah kesehatan lainnya, yakni:

 

  1. Hipertensi

Penelitian menemukan bahwa wanita yang menderita pre-eklampsia berpotensi 3 hingga 4 kali lipat menderita hipertensi seumur hidup sesudah melahirkan, daripada wanita dengan kehamilan dan persalinan normal. Hipertensi ditandai dengan tekanan darah 140/90 mmHg. Setelah beberapa lama, tekanan darah tinggi yang semakin naik dapat membuat wanita terserang stroke atau penyakit jantung.

 

Baca juga: Apakah Hipertensi saat Hamil Selalu Berakhir dengan Pre-eklampsia?

 

  1. Stroke

Meskipun pre-eklampsia ringan bisa ditangani dengan baik, penderitanya masih berisiko 2 kali lipat terserang stroke. Ini terjadi ketika suplai darah ke bagian otak terhambat, sehingga otak tidak mendapatkan asupan oksigen yang dibutuhkan. Karenanya, otak mengalami kerusakan, yang merupakan bagian dari gejala stroke. Stroke dapat menyebabkan kelumpuhan, gangguan bicara, hingga masalah penglihatan.

 

  1. Penyakit kardiovaskular

Sama seperti pada kasus stroke, penderita pre-eklampsia berisiko 2 kali lipat terserang penyakit jantung koroner daripada wanita dengan kehamilan normal. Adanya penumpukan plak di arteri menghambat aliran darah kembali ke jantung. Akibatnya, jantung tidak mendapatkan asupan oksigen yang cukup.

 

Gejala pertama jantung koroner berupa angina atau nyeri di dada. Kemudian, serangan jantung bisa terjadi akibat terhambatnya aliran darah ke jantung akibat tumpukan plak di dalamnya.

 

Ada juga gagal jantung kongestif, yaitu saat jantung tidak bisa memompa darah dengan baik. Penderitanya mengalami pembengkakan pada kaki dan kadang-kadang penumpukan cairan di paru-paru. Akibatnya, mereka kesulitan bernapas.

 

Satu masalah jantung lainnya yang rentan dialami penderita pre-eklampsia sebanyak 2 kali lipat adalah kardiomiopati. Otot jantung membesar, menebal, dan kaku, sehingga menghambat kemampuan jantung untuk memompa darah. Namun, kasus ini terbilang sangat jarang.

 

Mulailah Gaya Hidup Lebih Sehat Sekarang!

Seiring bertambahnya usia, terutama setelah masa menopause, wanita harus mulai menerapkan gaya hidup lebih sehat. Apalagi bila wanita sudah pernah terdeteksi menderita pre-eklampsia. Pastinya, risiko menderita hipertensi sesudah melahirkan jauh lebih tinggi.

 

Dengan kata lain, tidak ada alasan lagi untuk menunda-nunda perubahan gaya hidup ke arah yang lebih sehat. Bahkan, semakin muda memulainya, akan semakin baik kualitas hidup Mums. Beberapa pilihannya termasuk:

  • Makan makanan sehat yang bergizi seimbang.
  • Rajin berolahraga setidaknya 2 hingga 3 kali seminggu, tergantung usia dan stamina.
  • Berhenti merokok.
  • Manajemen stres.

 

Mums bisa berkonsultasi dengan dokter untuk menangani masalah pre-eklampsia. Tidak hanya itu, yuk ikut mengedukasi keluarga, teman-teman, dan masyarakat di lingkungan tempat tinggal Mums mengenai bahaya pre-eklampsia! (AS)

 

 

Referensi

  • # Kehamilan
  • # Hipertensi
  • # Kardiovaskular
  • # Pre-eklampsia
  • # TB Kesehatan
  • # TBTrimester2