GueSehat
09 Juni 2017
pixabay.com

Alergi Cokelat? Inilah Penyebab dan Gejalanya!

Siapa sih yang gak suka cokelat? Saking enak dan populernya, cokelat bisa kita temukan di segala jenis makanan, baik sebagai camilan, makanan penutup, sampai minuman. Namun, ternyata ada juga sebagian orang yang tidak bisa makan cokelat karena alergi. Dalam artikel ini, GueSehat akan menjelaskan penyebab, gejala, dan pengobatan bagi Kamu yang mengalami alergi cokelat!

 

Kok Bisa?

Cokelat merupakan campuran dari berbagai bahan. Namun, bahan utama dari cokelat adalah cocoa powder atau bubuk kokoa, yaitu biji kakao yang sudah diolah. Bubuk cokelat lalu dicampur dengan gula, lemak, dan emulsi seperti lesitin kedelai. Banyak juga jenis cokelat yang dibuat dari produk susu. Kalau Kamu alergi cokelat, umumnya sulit untuk mengetahui apa yang sebenarnya menimbulkan alergi, sebab ada banyak bahan di dalamnya.

 

Gejala Alergi Cokelat

Kalau Kamu alergi kokoa, sistem kekebalan tubuh Kamu akan memberi respons saat Kamu mengonsumsi cokelat. Respons tersebut berupa gejala-gejala alergi seperti:

  • Gatal-gatal.
  • Kesulitan bernapas.
  • Lidah, mulut, atau tenggorokan bengkak.
  • Batuk disertai mengi.
  • Mual dan muntah.
  • Perut kram.

 

Gejala-gejala tersebut bisa menjadi pertanda anafilaksis, yaitu reaksi alergi berat yang bisa berujung pada kematian!

 

Gejala Alergi Susu

Orang-orang yang memiliki alergi cokelat bisa jadi sebenarnya alergi terhadap produk susu. Sebab dalam beberapa kasus, penderita alergi cokelat juga memiliki alergi pada susu. Penderita alergi susu biasanya mengalami gejala-gejala tertentu setelah mengonsumsi produk-produk susu, seperti gatal-gatal, batuk disertai mengi, atau mual.

 

Namun, gejala-gejala lain juga bisa muncul setelah berjam-jam atau berhari-hari mengonsumsi produk susu. Gejala-gejalanya adalah:

  • Sekresi lendir di hidung atau di paru-paru.
  • Gangguan pencernaan.
  • Gatal dan ruam pada kulit.
  • Batuk-batuk.
  • Sakit pada perut bagian abdominal.
  • Feses encer atau diare.

 

Pada sejumlah kasus, alergi susu ekstrem mampu menyebabkan anafilaksis, yang menimbulkan pembengkakan pada mulut dan tenggorokan, hingga berujung pada penangkapan kardiorespirasi. Jika hal tersebut terjadi, maka bantuan medis segera dibutuhkan.

 

Gejala Alergi Kafein

Kalau Kamu alergi cokelat, maka ada kemungkinan Kamu juga alergi atau sensitif terhadap kafein. Pasalnya, di dalam 100 gram batang coklat terdapat sekitar 43 miligram kafein, yaitu sama dengan jumlah kafein dalam setengah cangkir kopi.

 

Gejala-gejala jika seseorang sangat sensitif terhadap kafein antara lain:

  • Gelisah.
  • Gangguan pencernaan seperti diare, mual, dan sakit perut.
  • Detak jantung menjadi cepat.
  • Susah tidur.
  • Pusing. 

 

Beberapa orang tidak hanya sensitif, namun juga alergi terhadap kafein, meskipun sangat jarang terjadi. Penderita alergi kafein biasanya mengalami reaksi negatif pada kulit, seperti gatal dan ruam, setelah meminum kopi.

 

Bagaimana Cara Mencegah Reaksi Alergi Cokelat? 

Semua orang yang memiliki alergi terhadap makanan tertentu harus bisa mengetahui dan menjaga asupan makan mereka. Kalau Kamu memiliki alergi makanan, Kamu harus membaca dengan teliti bahan-bahan makanan yang Kamu beli di pasar atau supermarket. Saat makan di restoran, Kamu bisa meminta kepada pegawai restoran untuk tidak memasukkan bahan-bahan yang tidak bisa Kamu konsumsi ke dalam makanan yang Kamu pesan.

 

Kalau Kamu memiliki alergi kakao atau kokoa, sebaiknya jangan mengonsumsi cokelat dan makanan-makanan lain yang mengandung cokelat. Kamu harus hati-hati karena cokelat umumnya juga terkandung pada bermacam-macam makanan dan minuman, seperti roti, minuman ringan, kopi, dan alkohol. Bahkan, cokelat juga digunakan sebagai perasa pada sejumlah obat-obat medis. Maka dari itu, Kamu harus mengecek terlebih dahulu bahan-bahan makanan yang akan Kamu konsumsi.

 

Makanan Pengganti Cokelat

Kalau Kamu alergi cokelat namun tetap mau mengonsumsi makanan tersebut, Kamu tidak perlu khawatir. Kamu bisa mengonsumsi bahan makanan yang sering dijadikan sebagai pengganti cokelat, yaitu carob. Setelah diolah, carob akan menjadi carob powder atau bubuk carob yang menyerupai bubuk kokoa. Carob juga tidak mengandung kafein. Jadi kalau Kamu sensitif atau alergi kafein, Kamu masih bisa mengonsumsinya!

  • # Alergi
  • # Penyakit
  • # Susu
  • # Makanan