Kamu Terkena Batuk Alergi atau Batuk Pilek Biasa?
Batuk merupakan refleks tubuh untuk memproteksi diri. Namun jika terjadi secara berulang kali, maka itu tandanya Kamu perlu berkonsultasi kepada dokter. Berdasarkan keterangan dari Pharmacological Reviews pada 2014, studi menunjukkan bahwa 40% dari populasi pasti pernah mengalami batuk.
Rata-rata batuk terjadi akibat infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), common cold, atau flu. Jenis batuk tersebut biasanya akan sangat sering frekuensinya di hari-hari pertama ketika terserang sakit, tetapi akan menghilang seiring kondisi tubuh memulih. Namun, bagaimana jika batuk tidak kunjung hilang?
Jika Kamu mengalami batuk kering yang kronis dalam waktu lama, biasanya terjadi lebih dari 3 minggu, maka ini bisa jadi pertanda gejala alergi atau asma. Secara umum, batuk yang berkaitan dengan alergi akan muncul pada musim, kondisi, atau ketika berada di tempat-tempat tertentu.
Apa Perbedaannya?
Menurut American College of Allergy, Asthma, and Immunology, batuk alergi terjadi karena sistem imun sedang merespons alergen atau pencetus alergi yang berada di saluran pernapasan. Sedangkan batuk akibat flu atau common cold biasanya disebabkan oleh infeksi virus. Alergi asma juga bisa menyebabkan batuk. Kalau Kamu batuk sembari mengi, dada terasa sesak, ataupun bernapas pendek-pendek, maka itu berarti Kamu mengalami batuk asma.
Seperti yang sudah disebutkan di atas, batuk alergi juga biasanya terjadi pada waktu-waktu tertentu. Misalnya, Kamu akan merasa baik-baik saja selama bekerja di kantor, tetapi akan mulai batuk-batuk di rumah saat malam hari. Nah, bisa saja itu disebabkan ada alergen di rumahmu, seperti bulu hewan peliharaan atau asap rokok. Alergen yang sering menjadi penyebab batuk antara lain serbuk bunga, debu, bulu hewan peliharaan, jamur, kondisi cuaca, hingga kecoak.
Jika Kamu hanya mengalami batuk pilek atau flu, maka gejala lain yang menyertai biasanya hidung berair, hidung tersumbat, kelelahan, demam, sakit perut, serta bersin-bersin. Namun untuk alergi, ada gejala khas yang menyertai, seperti mata terasa gatal dan berair, langit-langit mulut atau tenggorokan terasa gatal, maupun lingkaran hitam di bawah mata. Gejala lingkaran hitam di bawah mata ini dikenal dengan allergic shiners, dan berkaitan dengan alergi kronis yang tidak kunjung diobati.
Apa yang Harus Dilakukan?
Kamu dapat mengetahui apa yang menyebabkan batuk alergi dengan cara melacak sumber pencetus alerginya. Namun bila Kamu tidak yakin, sebaiknya mintalah bantuan ahli. “Dokter spesialis alergi akan mencari tahu alergi yang dialami dengan cara melihat riwayat medis, melakukan pengecekan darah, dan mungkin melakukan x-rays. Pada akhirnya, kebanyakan batuk bisa dikontrol,” ungkap Bob Lanier, MD., dokter spesialis alergi sekaligus executive medical director of the American College of Allergy, Asthma, and Immunology.
Pemeriksaan kulit umumnya digunakan untuk mendeteksi alergi secara cepat dan akurat. Pada kasus-kasus tertentu, dokter juga akan melakukan tes darah. Kamu juga kemungkinan akan menjalani tes napas untuk membantu mendiagnosis asma.
Tidak ada yang bisa menyembuhkan alergi. Kendati demikian, Kamu bisa menghindari pencetusnya serta meredakan gejalanya. Apabila dokter meresepkan obat-obatan tertentu, maka konsumsilah obat sesuai petunjuk yang diberikan. Kamu juga dapat membantu meredakan batuk dengan menggunakan obat yang dijual bebas, salah satunya obat batuk herbal.
HerbaKOF merupakan obat yang mampu meredakan batuk, radang tenggorokan, dan melegakan pernapasan. Obat asli dari Indonesia ini terbuat dari bahan-bahan herbal pilihan, seperti daun saga, mahkota dewa, jahe gajah, dan legundi. HerbaKOF diproduksi oleh PT Dexa Medica dan sudah mendapatkan sertifikat halal. Obat ini pun sudah teruji khasiat dan keamanannya melalui uji toksikologi.
Batuk yang terus-menerus akan menyebabkan gangguan tidur, mual, nyeri dada, dan lesu. Ini juga menyebabkan mood menurun dan membuat Kamu malu. Akibatnya, Kamu pun tidak jadi tidak produktif menjalani kegiatan sehari-hari. Karenanya, segera cari tahu penyebab batukmu ya, Gengs! (AS)
-
# Alergi
-
# Batuk
-
# Asma
-
# Pernapasan
-
# Rhinitis Non-Alergi (Non-Allergic Rhinitis)