6 Kebiasaan Baik Ini Dapat Menurunkan Risiko Kanker Payudara
Data Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) menyebutkan bahwa sekitar 70% penderita kanker payudara di Indonesia baru mengetahui dirinya mengidap kanker setelah memasuki stadium lanjut. Diperkirakan, kurangnya kesadaran diri masyarakat serta gaya hidup yang tidak sehat menjadi pemicu 90% dari seluruh kasus kanker payudara di Indonesia.
Namun jangan khawatir, angka penderita kanker payudara dapat diturunkan bila wanita mewaspadai risikonya sejak usia muda. Nah, berikut ini ada 6 kebiasaan baik yang bisa Kamu lakukan untuk menghindari kanker payudara. Simak penjelasan selengkapnya, sebagaimana dilansir dari Reader's Digest.
Baca juga: Obesitas Meningkatkan Risiko Kanker Payudara
1. Lakukan Deteksi Dini
Jika Kamu melihat atau merasakan ada hal yang tidak beres pada payudaramu, segera periksakan ke dokter. “Ada beberapa kondisi yang patut diwaspadai sebagai tanda-tanda kanker payudara. Di antaranya benjolan, timbulnya lesung di puting payudara, pembengkakan, luka pada puting, keluarnya cairan putih dari puting (nipple discharge), ataupun benjolan di ketiak,” ungkap dr. Therese Bevers, pakar penyakit kanker di Pusat Kanker MD Anderson, Universitas Texas, Amerika Serikat.
“Meski tanda-tanda ini tidak selalu mengindikasikan kanker, sebaiknya periksalah secara rutin kondisi payudaramu. Dengan memeriksakan sejak awal, dokter dapat memberikan perawatan untuk menurunkan risiko kanker payudara.”
Dengan rajin memeriksa sendiri, Kamu dapat mengetahui kepadatan payudara. Meski terkesan sepele, ini penting, lho. Dalam sebuah penelitian terhadap lebih dari 100.000 wanita, peneliti menemukan bahwa kepadatan payudara berkaitan erat dengan risiko kanker payudara.
Dilaporkan bahwa rata-rata wanita dengan bentuk payudara yang padat berisiko lebih tinggi untuk didiagnosis kanker payudara, dibandingkan dengan wanita yang memiliki payudara yang tidak padat. ”Inilah sebabnya, wanita perlu melakukan pemeriksaan mamografi rutin untuk mengetahui apakah mereka memiliki jaringan payudara yang padat. Jika demikian, penyedia layanan kesehatan dapat menjadwalkan pemeriksaan lanjutan,” jelas Nancy M. Cappello, PhD., pendiri Are You Dense, Inc.
Baca juga: Deteksi Dini Kanker Payudara dengan SADARI
2. Lakukan Pemeriksaan Mamografi Setahun Sekali
Masih berkaitan dengan poin sebelumnya, wanita yang memiliki riwayat kanker payudara di keluarga sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan mamografi. Pemeriksaan ini dilakukan setiap tahun, minimal sebelum usia 40 tahun. “Mamografi telah terbukti menurunkan risiko kanker payudara jika dilakukan sejak awal,” kata dr. Sarah P. Cate, selaku direktur Institusi Pengawas Program Kanker Payudara di Mount Sinai Chelsea Downtown, New York.
Perlu diketahui, jika keluargamu memiliki riwayat kanker payudara, bukan berarti tidak ada langkah yang bisa dilakukan untuk menurunkan risiko kanker payudara. Selain menjaga pola makan yang sehat, menjauhi produk daging olahan, dan rajin berolahraga, pemeriksaan mamografi bisa menjadi pilhan tepat.
3. Rajin Mengonsumsi Vitamin D
Studi terbaru menunjukkan, memenuhi kebutuhan harian vitamin D dalam darah tidak hanya baik untuk kesehatan tulang, melainkan juga dapat mengurangi risiko kanker payudara. Disebutkan bahwa wanita dengan kadar vitamin D darah yang lebih tinggi (sekitar 60 ng/mL atau lebih) memiliki risiko 80% lebih rendah untuk terkena kanker payudara, dibandingkan dengan mereka yang sedikit mengonsumsi vitamin D, yaitu kurang dari 20 ng/mL.
4. Menyusui
Menurut riset yang dilakukan oleh breastcancer.org, wanita yang menyusui memiliki risiko yang lebih rendah untuk terkena kanker payudara. Risiko ini akan semakin menurun bila wanita tersebut menyusui anaknya lebih dari setahun.
Rupanya, produksi ASI pada wanita dapat mencegah terjadinya kelainan pada jaringan sel payudara. Selain itu, selama masa menyusui, wanita lebih sedikit mengalami siklus menstruasi. Ini berarti, tingkat produksi estrogen pun berkurang. Dan jangan lupa, Mums yang menyusui dianjurkan untuk menjauhi rokok dan minuman beralkohol.
5. Pilihlah Alat Kontrasepsi yang Lebih Aman
Kontrasepsi oral dan hormonal dapat membantu mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Sayangnya, sejumlah ahli melaporkan bahwa penggunaan alat kontrasepsi hormonal dapat meningkatkan risiko kanker payudara yang cukup signifikan.
Menurut sebuah penelitian, setidaknya setiap tahun ada 68 kasus kanker payudara yang dipicu oleh penggunaan alat kontrasepsi hormonal. Karena itu, bicarakanlah dengan dokter spesialis kandungan tentang metode pengendalian kehamilan yang terbaik untukmu.
6. Mengonsumsi Minyak Zaitun
Sudah menjadi rahasia umum bahwa minyak zaitun dapat mengurangi risiko kanker payudara. Sebuah penelitian di Spanyol turut membuktikan hal ini. Para ilmuwan melakukan studi selama 5 tahun terhadap 4.300 wanita yang mengonsumsi diet gaya mediterania.
Para partisipan yang terdiri dari 4.300 wanita ini, dibagi menjadi 3 kelompok besar. Kelompok pertama diminta untuk rutin mengonsumsi minyak zaitun. Sementara kelompok ke-2 harus menambah asupan kacang-kacangan. Dan kelompok ke-3 disarankan untuk mengurangi asupan berlemak. Hasilnya, kelompok yang melengkapi minyak zaitun dalam menu diet sehari-hari berisiko 62% lebih rendah untuk terkena kanker payudara.
Nah, bila Kamu masih jarang mengonsumsi minyak zaitun, coba deh mulai sekarang lebih rajin lagi mengolah masakan menggunakan minyak yang kaya akan antioksidan ini! (TA/AS)
-
# Kanker Payudara
-
# Kesehatan Wanita