GueSehat
09 Desember 2018
pixabay.com

5 Sindrom Ini Terinspirasi dari Kisah Disney

 

Berbicara tentang kartun Disney, tentu yang ada di pikiran Geng Sehat adalah tokoh-tokoh dongeng lucu dan cantik seperti Cinderella, Rapunzel, atau Mickey Mouse, ya. Nah, tapi kalian tahu enggak sih Gengs, kalau ternyata tokoh-tokoh Disney ini juga ada lho di kehidupan nyata. Namun bukan dalam bentuk fisiknya Gengs, melainkan nama-nama tokoh ini juga dipakai untuk menggambarkan beberapa jenis sindrom kelainan. Wah, kira-kira kelainan apa saja ya itu? Berikut uraiannya seperti yang telah GueSehat lansir dari berbagai sumber!

 

Baca juga: Kenali Sindrom Gilbert yang Membuat Pembalap MotoGP Ini Mundur

 

 

1. Rapunzel Syndrome

Dalam kisahnya, Rapunzel diceritakan sebagai seorang anak perempuan yang memiliki rambut sangat panjang. Nah, dalam dunia nyata, seseorang yang mengalami Rapunzel syndrome ini sebenarnya tidak memiliki rambut yang panjang layaknya tokoh Rapunzel dalam kisah dongeng tersebut. Namun, pengidap Rapunzel syndrome memiliki kebiasaan di mana mereka secara kompulsif ingin menarik dan memakan rambut mereka sendiri. Dalam dunia medis, kebiasaan ini juga disebut dengan istilah trichophagia.

 

Sindrom ini pernah dialami oleh seorang anak perempuan asal Cina yang berusia 12 tahun bernama Quian Quian (bukan nama sebenarnya). Kebiasaan ini telah dilakukan Quian selama berbulan-bulan. Hingga akhirnya sang ibu menyadari bahwa rambut Quian kian hari semakin menipis, ditambah ia juga melihat kalau anaknya sering memasukkan rambutnya sendiri ke dalam mulut.

 

Sang ibu juga menemukan adanya benjolan pada perut Quian. Karena curiga, sang ibu mengajak Quian untuk menemui dokter. Setelah melalui beberapa tes pemindaian, dokter ternyata menemukan bahwa benjolan di perut Quian berasal dari timbunan rambut yang biasa dimakan oleh Quian. Timbunan rambut tersebut memiliki berat sekitar 0,45 kg dan hampir menutupi jalur usus Quian.

 

2. Sleeping Beauty Syndrome

Siapa tak kenal Sleeping Beauty? Ya, pasti hampir semua Geng Sehat pernah mendengar kisahnya, di mana Sleeping Beauty mendapat kutukan dari penyihir jahat agar tertidur selama hidupnya, hingga akhirnya terbangun setelah ada pangeran yang menciumnya.

 

Nah, kisah sleeping beauty ini ternyata juga digunakan untuk menggambarkan kondisi medis kelainan saraf langka yang membuat seseorang mudah tertidur yang disebut dengan sindrom Klene-levin. Sindrom ini membuat seseorang memiliki rasa kantuk yang teramat sangat, sehingga saat tertidur ia bisa menghabiskan waktu yang lama, mulai dari berjam-jam, berhari-hari, hingga berbulan-bulan untuk terbangun.

 

Kondisi ini pernah dialami oleh seorang remaja berusia 16 tahun bernama Beth Goodier. Pada awalnya, Beth mengalami kesulitan saat harus terjaga di kelas. Namun, kondisi ini masih dianggapnya sebagai masalah umum yang juga dialami oleh remaja lain seusianya. Lama-kelamaan Beth semakin sulit untuk menolak rasa kantuknya, hingga akhirnya ia tertidur setelah pulang sekolah dan tidak bisa dibangunkan oleh sang ibu. Ketika beberapa hari kemudian Beth terbangun, ia justru kembali dengan sifat seakan-akan seperti anak kecil.

 

Baca juga: Mengantuk Terus-menerus? Jangan-jangan Kamu Kena Sindrom Sleeping Beauty!

 

 

3. Alice in Wonderland Syndrome

Seseorang yang mengalami sindrom Alice in Wonderland akan merasa bahwa dirinya menjadi sangat kecil atau sangat besar dibanding dengan lingkungan mereka. Ya, kondisi ini mirip sekali dengan kisah Alice in Wonderland.

 

Dalam dunia medis, sindrom Alice in Wonderland ini juga dikenal sebagai sindrom Todd yang menyerang sistem saraf seseorang. Kondisi neurologis langka ini akan memengaruhi persepsi otak dan biasanya menyerang anak-anak. 

 

Anak-anak penderita sindrom Alice in Wonderland biasanya akan mengalami beberapa kombinasi makropsia atau melihat benda-benda dalam ukuran raksasa, mikropsia atau melihat benda-benda dalam ukuran terlalu kecil. Ada pula dari mereka yang mengalami pelopsia atau melihat benda-benda dalam jarak terlampau dekat, serta teleopsia atau melihat benda-benda terlampau jauh.

 

Sindrom Alice in Wonderland ini pernah dialami oleh Helene Stapinski ketika dirinya masih kecil. Ia sering melihat benda-benda di sekitarnya yang sebenarnya normal menjadi sangat kecil. Namun, ketika usianya bertambah dewasa, sindrom tersebut perlahan menghilang dengan sendirinya.

 

4. Peter Pan Syndrome

Sindrom Peter Pan digunakan untuk menggambarkan seseorang yang memiliki sifat kekanak-kanakkan meski usianya sudah tidak kecil lagi. Seseorang yang memiliki sindrom Peter Pan ini juga cenderung enggan untuk bertanggung jawab terhadap apa yang telah dilakukannya. Sindrom Peter Pan bisa dialami oleh pria ataupun wanita.

 

Meski belum dapat dipastikan apa penyebabnya, namun sebuah teori menyatakan bahwa kemungkinan terjadinya sindrom ini adalah pengalaman masa lalu, di mana seseorang diasuh oleh orang tua yang protektif. Untuk mengatasi sindrom ini dapat dilakukan upaya-upaya seperti konseling, terapi, dan kesabaran dari orang terdekatnya. 

 

5. Bambi Complex Syndrome

Kisah Bambi sang Kancil yang sejak kecil ditinggal ibunya karena tertembak peluru ini tentu membuat siapa saja yang menontonnya sangat tersentuh. Dalam kehidupan nyata, nama Bambi digunakan juga untuk menggambarkan sebuah kondisi di mana seseorang memiliki sensitivitas yang tinggi dalam kehidupan, alam, bahkan terhadap hewan liar. Seseorang yang mengalami sindrom Bambi complex ini bisa sangat membenci hingga tak segan-segan melukai atau merusak lingkungan, mencemari udara, bahkan membunuh hewan-hewan secara sadis.

 

Nah, itulah kelima kondisi kelainan yang namanya diambil dari karakter-karakter kartun Disney. Wah, ternyata di balik kisah-kisahnya yang menarik, ada hal lain yang cukup mengagetkan ya, Gengs! Ayo, kira-kira Kamu pernah mendengar salah satu dari jenis sindrom ini enggak? (BAG/AY)

 

 

  • # Kesehatan Mental
  • # Psikologis