Fitri Syarifah
01 Juni 2024
shutterstock

Mengatasi Asma pada Ibu Hamil, Pentingnya Konsultasi Sejak Program Hamil

Penyakit asma bisa membaik, memburuk, atau tetap sama saat Mums hamil. Untuk itu penting mengetahui cara mengatasi asma pada ibu hamil dengan rutin konsultasi ke dokter. Asma yang terkontrol selama hamil akan membantu Mums melalui proses kehamilan, persalinan, hingga menyusui dengan aman.

Menurut penelitian Cleveland Clinic, sekitar 40% wanita mengalami seragan asma yang memburuk selama kehamilan. Namun 60% lainnya tidak menyadari perubahan atau gejala asma mereka. Makanya penting untuk mengatasi asma pada ibu hamil.

Fakta Asma pada Ibu Hamil

Para peneliti juga menemukan bahwa asma yang memburuk selama kehamilan biasanya terjadi antara minggu ke 29 dan 36 kehamilan. Jika Mums menderita asma berat sejak sebelum hamil, kemungkinan besar penyakitnya akan bertambah parah saat hamil. Mums mungkin merasakan ini sejak awal kehamilan hingga trimester ketiga. Bahkan gejala asma biasanya tidak bertambah buruk selama persalinan.

Namun, jangan khawatir dengan penanganan yang baik, gejala asma pada ibu hamil dapat membaik, biasanya terjadi secara bertahap selama kehamilan.

Mengatasi asma ibu hamil dengan mengelola penyakit ini akan membuat Mums dan bayi Mums tetap sehat. Ketika Mums mengalami kesulitan bernapas, sulit bagi Mums maupun janin mendapatkan oksigen yang cukup. Hal ini sangat berbahaya karena ada hubungan antara kekurangan oksigen di trimester awal kehamilan dengan cacat lahir.

Jika Mums memiliki riwayat asma, sebaiknya segera hubungi dokter jika mengalami gejala seperti:

- Sulit mengatur napas

- Mengi, yang mungkin terdengar seperti bersiul

- Perasaan sesak di dada

- Batuk

 

Cara mengatasi asma ibu hamil

Ada risiko mengonsumsi obat apapun saat hamil. Namun, dokter yakin manfaat obat asma untuk ibu hamil lebih besar daripada bahayanya. Mengontrol kondisi Mums dapat menurunkan kemungkinan terjadinya masalah seperti kelahiran dan persalinan prematur, berat badan lahir rendah atau BBLR (kurang dari 2.500 gram), diabetes gestasional, dan preeklamsia -- komplikasi selama kehamilan karena tekanan darah tinggi, dan gejala lainnya.

Mums yang menderita asma sejak sebelum hamil, harus selalu sedia obat untuk pencegahan serangan asma seperti budesonide dalam bentuk inhalasi. Steroid inhalasi harian ini lebih aman untuk ibu hamil. Sedangkan untuk serangan mendadak asma, Mums harus sedia albuterol yang merupakan obat pereda asma jangka pendek yang dapat menghilangkan gejala dengan cepat dan juga memiliki sedikit risiko.

Untuk pengobatan lainnya, Mums tentu bisa berkonsultasi dengan dokter. Termasuk jika Mums harus mendapatkan suntikan alergi sebelum hamil, Mums dapat terus melanjutkannya. Namun beritahu dokter bahwa Mums saat ini tengah merencakan kehamilan atau hamil. Biasanya dokter akan mencarikan alternatif pengobatan yang aman.

Cara terbaik mengatasi asma pada ibu hamil adalah menghindari alergen atau pemicu serangan asma. Hanya Mums yang tahu pasti apa pemicu alergi Mums. Misalnya hindari debu, cuaca panas, atau makanan tertentu. Alergen seperti bulu hewan peliharaan, tungau debu, kecoa, dan jamur juga dapat menyebabkan gejala. Menghindari hal ini juga dapat membantu mengatasi serangan asma. Mums juga harus mewaspadai infeksi seperti flu yang dapat memperberat atau mengundang asma kambuh.

Selain itu merokok dapat memicu asma Mums dan berbahaya bagi bayi Mums. Mums harus berhenti atau jauhi asap rokok jika sedang hamil atau ingin hamil. Aktivitas fisik seharusnya tidak akan menjadi pemicu jika obat asmanya benar-benar bekerja. Jika berolahraga menimbulkan gejala, bicarakan dengan dokter.

 

Semoga informasi cara mengatasi asma pada ibu hamil ini bermanfaat karena belum semua pengidap asma memahaminya. Mums bisa mulai membicarakannya soal asma yang Mums miliki dengan dokter saat promil.

Referensi:

  • # Program Hamil