Ella Nurlaila
21 April 2025
Shutterstock

Kulit Bayi Baru Lahir Mengelupas, Jangan Dikelopek!

Meskipun nampak menyeramkan, semua bayi mengalami fase pengelupasan kulit yang sangat normal dalam beberapa minggu pertama setelah dilahirkan. Kulit bayi selalu digambarkan halus dan lembut. Namun, faktanya, kulit bayi sangat rentan, mudah beruntusan, merah, bahkan mengelupas hanya beberapa hari setelah lahir. Wajar kalau ibu baru merasa khawatir.


Kulit bayi yang baru lahir banyak beradaptasi setelah berpindah dari rahim ke dunia luar. Mums perlu tahu perubahan apa yang normal dan tidak normal, dan bagaimana cara mengatasinya.

Baca juga: Kenapa Bayi Baru Lahir Selalu Menangis tidak Tertawa?



Apakah normal jika kulit bayi baru lahir mengelupas?


Semua bayi baru lahir mengalami fase pengelupasan kulit, umumnya selama dua minggu pertama kehidupannya. Biasanya pengelupasan kulit terjadi di lengan dan kaki, tetapi bisa juga di perut, punggung, atau pantatnya. Jika kulit mengelupas di kulit kepala, kemungkinan bayi  mengalami cradle cap — penumpukan lapisan seperti lilin terbal berwarna putih yang tidak berbahaya di kulit kepala.


Tingkat pengelupasan pada bayi baru lahir dapat bervariasi, dan itu belum tentu merupakan tanda bahwa bayi memiliki kulit kering. Lapisan luar kulit yang mengelupas mungkin kering, tetapi kulit di bawahnya sepenuhnya normal.


Pengelupasan kulit pada bayi baru lahir mirip dengan pergantian kulit. Lapisan luar kulit mengelupas agar lapisan bawah kulit yang sehat dapat menggantikannya.


Tetapi beberapa bayi memiliki kulit yang mengelupas disebabkan kondisi kulitnya yang kering. Bagaimana cara membedakannya?

Pengelupasan kulit yang normal pada bayi baru lahir umumnya berakhir setelah dua minggu, sementara jika karena kulit kering dapat bertahan lama atau menjadi masalah kronis. Untuk masalah terakhir, Mums dapat berkonsultasi ke dokter. 


Penyebab kulit bayi mengelupas karena kehamilan dan kelahiran

Kulit bayi mengelupas karena kehamilan dan kelahiran biasanya akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu. Kehamilan dapat menyebabkan kulit mengelupas karena:


1. Kulit tidak terkelupas cukup banyak di rahim

Bayi baru lahir dikelilingi oleh cairan ketuban saat berada di dalam rahim. Cairan ini berfungsi melindungi janin saat tumbuh, tetapi terlalu banyak terpapar cairan ketuban dapat membuat kulit bayi lebih sensitif. 


Itulah sebabnya janin membentuk lapisan tebal dan pucat (vernix) sekitar pertengahan kehamilan. Namun, lapisan pelindung ini juga mencegah kulit mengelupas. Setelah lahir, saat perawat biasanya membersihkan bayi untuk membersihkan cairan ketuban dan darah, vernix pun ikut mengelupas. Dengan hilangnya lapisan pelindung tersebut, kulit bayi cenderung mengelupas sampai beberapa lapisan.


2. Paparan cairan ketuban

Vernix menipis seiring berjalannya waktu. Bayi dengan masa kehamilan yang lebih lama (lahir cukup bulan atau lebih lambat) biasanya lahir dengan vernix yang lebih sedikit — dan perlindungan yang dari cairan ketuban yang mulai habis.


Ketika bayi berada di dalam rahim lebih lama, mereka lebih terpapar cairan di dalam rahim lebih lama. Bayi yang lahir setelah tanggal HPL cenderung mengalami lebih banyak pengelupasan karena paparan tersebut.


Penyebab kulit bayi mengelupas karena kondisi kulit

Terkadang, pengelupasan dapat menandakan kondisi kulit. Dokter anak atau dokter kulit dapat membantu mendiagnosis kondisi ini dan menawarkan perawatan yang aman dan efektif. 


Masalah kulit ini meliputi:

1. Eksim 

Eksim, atau dermatitis atopik, jarang didiagnosis tepat setelah lahir, tetapi memang bisa terjadi. Enam puluh persen anak dengan eksim mengalaminya sebelum ulang tahun pertama mereka. 


Kambuhnya eksim biasanya menyebabkan kulit merah, teriritasi, dan gatal. Namun saat sembuh, kulit mereka mungkin mengelupas, sehingga kulit baru yang sehat dapat tumbuh. Eksim bayi biasanya memengaruhi wajah atau kulit kepala. Mums akan jarang menemukannya di area popok.


2. Iktiosis

Bayi yang lahir dengan iktiosis memiliki lapisan kulit ekstra. Saat membran tambahan itu retak dan terkelupas, kulitnya mengelupas dan terasa gatal. Iktiosis adalah kondisi genetik. Kasus yang parah mungkin memerlukan perawatan di unit perawatan intensif neonatal (NICU), di mana bayi harus menghabiskan waktu di ruang dengan kelembapan tinggi hingga kondisinya membaik.


3. Psoriasis

Psoriasis adalah penyakit kulit inflamasi. Penyakit ini biasanya berkembang setelah usia 15 tahun dan sangat jarang menyerang bayi. Sekitar 33% kasus psoriasis dimulai selama masa kanak-kanak. Orang dengan psoriasis memiliki sisik yang menonjol dan gatal pada kulit mereka, seperti sisik yang terkait dengan cradle cap. Jika bayi memiliki cradle cap yang tidak kunjung membaik, itu bisa menjadi tanda psoriasis.


Cara merawat kulit bayi baru lahir yang mengelupas


Pengelupasan yang terjadi pada kulit bayi baru lahir biasanya tidak memerlukan perawatan medis khusus. Kulit bayi akan berhenti mengelupas dengan sendirinya dalam beberapa minggu. Berikut ini lima kiat untuk membantu melindungi kulit bayi selama proses pengelupasan.


1. Jangan sengaja mengelopek kulit bayi baru lahir

Saat melihat kulit mengelupas, insting pertama Mums mungkin adalah membantunya. Hindari godaan itu. Jangan mengelupas atau membuang kulit karena kulit tersebut melindungi kulit baru di bawahnya, yang mungkin belum terbentuk saat Mums mengelupasnya. Hal terbaik yang dapat Mums lakukan adalah membiarkannya terkelupas dengan sendirinya.


2. Jaga agar kulit bayi baru lahir tetap lembap

Tambahkan pelembap jika ingin melakukan sesuatu yang membantu selama fase pengelupasan. Oleskan emolien atau pelembap yang khusus untuk kulit bayi. Meskipun tidak akan membuat kulit tampak lebih baik, tetapi tidak akan membuatnya lebih buruk.


Menambahkan pelembap juga membantu menjaga kulit baru tetap sehat dan terlindungi. Pada minggu-minggu dan bulan-bulan awal — bahkan setelah fase pengelupasan berlalu — teruslah merawat kulit baru mereka dengan cara:

- Menutupi tubuh saat cuaca dingin. Udara kering dapat mengurangi kelembapan kulit bayi.

- Melembabkan kulit setiap hari. Gunakan losion dua hingga tiga kali sehari, terutama setelah mandi, untuk membantu mengatasi kulit kering.

- Menggunakan pelembap udara. Membiarkan bayi terpapar udara lembap dapat membantu mencegah kulit mengering.


3. Mandikan dengan lembut

Mums harus memandikan bayi baru lahir dengan spons mandi khusus bayi yang sangat lembut. Menggunakan waslap lembut dan bersabun lebih disarankan daripada mencelupkan seluruh badan bayi ke dalam air. Saat mengusap dengan waslap, perhati-hatilah agar tidak menarik terlalu banyak kulit yang mengelupas.


Tidak perlu menggosok kulit bayi saat memandikannya. Gunakan air hangat agar kulit tidak kering. Mandi harus singkat, tidak lebih dari 10 menit.


4. Hindari bahan kimia dan pewangi

Bahan kimia keras dapat mengiritasi kulit bayi yang halus. Saat memilih sampo, sabun, dan losion, carilah produk yang bebas pewangi. Gunakan juga produk yang lembut saat mencuci pakaian bayi. Bahan kimia dan pewangi pada pakaian bayi yang baru lahir juga dapat mengiritasi kulit mereka.


5. Jaga agar bayi tetap terhidrasi

Menjaga kelembapan dari dalam sama pentingnya dengan melembapkan permukaan kulit bayi. Pastikan bayi mendapatkan cukup ASI atau formula. Namun, jangan pernah memberikan air minum kepada bayi selama enam bulan pertama kehidupannya. 


Sebagian besar kulit yang mengelupas akan membaik dengan sendirinya, tetapi ada beberapa keadaan saat Anda harus mencari perawatan medis. Hubungi dokter anak jika kulit bayi terlihat merah, berdarah, atau teriritasi. Atau mengelupas lebih dari tiga minggu.


Artikel seputar perawatan bayi baru lahir, bisa Mums dapatkan di aplikasi Teman Bumil. Download sekarang dan nikmati fitur-fiturnya yang sangat lengkap.


Referensi:

Clevelandclinic. newborn-skin-peeling

  • # Bayi Baru Lahir
  • # Kulit
  • # Krim kulit