Diah Fauziah
25 Januari 2020
Pixabay/ AjayLalu

Zebra Bisa Membantu Kesehatan Mental Kita, Kok Bisa?

Informasi kesehatan ditinjau dan diedit oleh
dr. dr. William

Tidak dipungkiri jika saat ini, kita semakin peduli dengan kesehatan mental. Nah kita sebenarnya bisa belajar dari alam, bagaimana mengendalikan emosi agar terhindar dari stres dan masalah mental lainnya. Salah satunya dari hewan zebra. Bagaimana zebra bisa membantu kesehatan mental?

 

Sebenarnya ada kaitan erat antara kesehatan mental dan kondisi fisik kita Gangs! Namun, seringkali kita mengabaikan bagaimana kesehatan mental memengaruhi kesehatan fisik. Sebagai contoh, manusia selalu dihadapkan pada segala hal buruk dan sulitnya kehidupan.

 

Ini berarti, kita mengalami stres kronis. Gejala stres yang nampak di fisik sangat banyak, paling umum adalah asam lambung naik menyebabkan radang lambung. Nah, kita bisa menghidari itu semua dengan belajar dari hewan zebra untuk mengatasi kesehatan mental. Bagaimana ya penjelasannya?

 

Baca juga: Tertawa Adalah Obat Terbaik, Ini Alasannya

 

Kehidupan Zebra yang Sederhana

Well, Geng Sehat enggak usah bingung dulu. Bukan berarti menganjurkan Geng sehat untuk mengamati perilaku zebra loh, tapi memberi wawasan baru bahwa zebra pun memiliki tekanan stres yang hampir sama dengan manusia.

 

Hanya saja, hewan tersebut mengalami tekanan stres untuk periode yang lebih pendek. Misalkan saat mencari makanan atau mencoba menghindari predator yang akan memakannya. Mereka jarang sekali mengalami periode stres kronis dalam jangka lama.

 

Tidak seperti manusia, zebra jarang menggunakan korteks prefrontal, bagian dari otak yang berfungsi membuat rencana jangka panjang. Kehidupan zebra sangat sederhana karena tidak memiliki terlalu banyak perencanaan untuk masa depan.

 

Jika tidak memiliki makanan, mereka tidak akan khawatir akan kelaparan, walaupun akan terus berusaha mencarinya. Tidak khawatir tentang mendapatkan rasa hormat dari kawanannya atau anak-anaknya. Itu karena, otak mereka tidak dirancang untuk khawatir seperti otak manusia.

 

“Tempatkan diri Kamu di posisi zebra. Bayangkan jika setiap kali Kamu akan pergi ke luar rumah,  dengan selalu khawatir bertemu seseorang yang mungkin sedang berusaha menghancurkanmu. Kamu tidak akan tahu dengan pasti di mana ia berada,” kata Alex Korb, ahli saraf di University of California Los Angeles, Amerika Serikat.

 

Menurut Alex, kita tidak akan pernah menjadi orang yang bahagia jika selalu mengkhawatirkan semua hal yang belum tentu benar. Jadi, tidak usah mengkhawatirkan segala sesuatu secara berlebihan. Jangan biarkan pikiran di otak merampas kebahagiaan Kamu.

 

Baca juga: Gangguan Kesehatan Mental yang Paling Umum

 

Khawatir Berlebihan Mengaktifkan Respons Stres di Tubuh

Rasa khawatir, apalagi yang berlebihan, akan mengganggu kemampuan Kamu untuk bahagia. Perlu diingat jika khawatir berbeda dari rasa takut. Ketakutan merupakan respons terhadap ancaman spesifik yang terjadi saat ini.

 

Kekhawatiran itu lebih abstrak. Menyangkut peristiwa yang mungkin terjadi di masa depan, tidak bisa diprediksi dan Kamu tidak memiliki kendali untuk mengontrolnya,' beber Alex.

 

Seperti halnya rasa takut, kekhawatiran berlebihan akan mengaktifkan respons stres di tubuh seseorang. Bisa berdampak buruk karena sistem stres berevolusi untuk menghadapi ancaman sesekali, terutama jenis ancaman yang harus dihindari secara fisik.

 

Saat ini, kebanyakan orang tidak terlalu khawatir dengan ancaman fisik. Justru kehidupan yang sangat kompetitif dan cepat, lebih menjadi ancaman dan rentan membangkitkan rasa takut dan khawatir. Akibatnya, respons stres akan selalu menyala yang akhirnya berdampak pada masalah kesehatan.

 

Menurut Alex, kekhawatiran merupakan proyeksi diri seseorang ke masa depan. Padahal, masa depan seseorang belum tentu sama seperti apa yang dikhawatirkannya. Oleh karena itu, Alex menyarankan agar fokus kita hanyalah untuk saat ini, bukan lagi masa depan.

 

“Kita tidak bisa mengendalikan masa depan. Walaupun kita bisa dan boleh memilki rencana untuk masa depan, tapi jangan menjadikannya sebagai beban hidup. Jangan memperhatikan dan mengkhawatirkan hal-hal di masa depan yang tidak bisa kendalikan. Fokuslah pada diri sendiri saat ini, bukan di masa depan,” saran Alex.

 

Tanda dan Gejala Penyakit Mental

Penyakit mental atau sering disebut gangguan kesehatan mental, merupakan gangguan yang memengaruhi suasana hati, pikiran, dan perilaku seseorang. Contohnya depresi, gangguan kecemasan, skizofrenia, gangguan makan, dan juga perilaku adiktif.

 

Penyakit mental dapat membuat penderitanya sengsara, terpuruk, dan sedih berkepanjangan. Jika tidak ditangani, bisa menyebabkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, seperti di kampus, tempat kerja, atau dalam hubungan.

 

Dalam kebanyakan kasus, gejala gangguan mental sangat bisa dikelola dengan mengonsumsi obat-obatan dan juga terapi bicara atau psikoterapi. Agar tidak terlambat, Kamu harus tahu tanda dan gejala penyakit mental yang sangat bervariasi.

 

Nah, kalau Geng sehat penasaran, berikut contoh gejala dan tanda penyakit mental:

  • Merasa sedih atau terpuruk terus menerus.
  • Bingung, tidak bisa berpikir, atau berkurangnya kemampuan untuk berkonsentrasi
  • Ketakutan dan kekhawatiran yang berlebihan, atau perasaan bersalah yang ekstrem
  • Perubahan suasana hati yang ekstrem
  • Menarik diri dari teman dan segala aktivitas
  • Sering merasa lelah, tidak memiliki energi dan mengalami masalah tidur
  • Ketidakmampuan untuk mengatasi masalah sehari-hari atau stres
  • Mengalami perubahan besar dalam hal makan
  • Kesulitan memahami dan berhubungan dengan situasi saat ini dan juga orang lain
  • Memiliki pemikiran untuk melakukan bunuh diri
  • Terkadang, gejala gangguan kesehatan mental muncul sebagai masalah fisik, seperti sakit perut, sakit punggung, sakit kepala, atau sakit dan nyeri yang tidak bisa dijelaskan.

 

Sebelum gejala tersebut dialami, kelola stres sejak dini. Bicarakan dengan ahli jika Kamu tidak bisa menanggung stres maupun kesedihan yang dialami. jadilah pribadi yang fokus pada hari ini, dan tidak terlalu khawatir dengan masa depan. Seperti zebra atau hewan lain yang tidak pusing dengan masa depan!

 

 

Referensi:

Psychology Today. Worrying, Zebra, and the PFC

MAYOCLINIC. Mental Ilness

 

  • # Depresi
  • # Stres
  • # Cek Kesehatan
  • # Kesehatan Mental
  • # Mental