GueSehat
28 Juni 2017
pixabay.com

Trauma Masa Kecil Bisa Menyebabkan Penuaan Dini

Setiap anak ingin memiliki dan melewati masa kanak-kanak mereka dengan indah. Namun, tidak semua anak beruntung. Ada beberapa harus menjalani masa sulit yang bisa menyebabkan trauma, bahkan bersifat permanen sampai dewasa.

 

Nah, kalau Kamu memiliki trauma tertentu saat masih kecil, berhati-hatilah karena sebuah studi menunjukkan bahwa pengalaman buruk di masa kecil dapat menyebabkan kerusakan telomer yang akhirnya berujung pada penuaan dini. 

 

Hal tersebut dibuktikan dari sebuah penelitian yang berasal dari Proceedings of National Academy of Sciences. Hal-hal mengerikan di masa kecil yang melekat secara signifikan dan permanen dalam pikiran cenderung mempercepat penuaan dini. 

 

Apa itu telomer? Telomer adalah bagian paling ujung dari DNA linear yang melindungi kromosom. Semakin tua seseorang, semakin pendek telomer. Trauma atau stres berat di masa kanak-kanak dapat merusak telomer dan akhirnya mempercepat penuaan.

 

Penelitian yang dipimpin oleh Dr. Eli Puterman, seorang ahli kinesiologis dari University of British Columbia, meneliti data kesehatan sekitar 4.600 pensiunan di Amerika Serikat selama 16 tahun. Para pensiunan tersebut ditanyakan tentang stres yang pernah mereka alami di masa kanak-kanak, remaja, dan saat dewasa. Stres tersebut dibagi menjadi 2 kategori, yaitu finansial dan sosial. Para peneliti juga menguji jawaban pertanyaan dan sampel air liur para pensiunan tersebut. 

 

Semua pengalaman hidup yang mereka alami dikelompokkan menjadi 7 kategori kesulitan masa dewasa dan masa kanak kanak. Trauma finansial dewasa yang dialami seperti kehilangan pekerjaan sebelum atau sesudah berkeluarga. Trauma finansial masa kanak-kanak, contohnya kehilangan tempat tinggal saat masih kanak-kanak atau kemiskinan.

 

Trauma sosial yang dialami saat masa dewasa dan remaja termasuk meninggalnya anak atau pasangan hidup dan putus cinta. Cedera dalam peperangan dan selamat dari bencana alam juga masuk dalam kategori ini. Sementara untuk trauma sosial pada masa kanak-kanak contohnya kekerasan oleh orang tua, termasuk hidup dengan orang tua yang kecanduan alkohol dan obat terlarang. Mengalami kekerasan fisik dan berurusan dengan pihak berwajib atau sekolah juga termasuk dalam kategori ini.

 

Setelah itu, para peneliti mengelompokkan stres yang memengaruhi panjang serta pendek telomer dengan membandingkan laporan responden dan sampel air liur. Kemudian, hasilnya dianalisis menggunakan ilmu statistik. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa responden yang mengalami trauma di masa kecil memiliki telomer yang lebih pendek daripada mereka yang tidak memiliki trauma. Mereka yang mengalami kekerasan berulang di masa kecil memiliki telomer yang memendek hingga 6%. 

 

Para peneliti mengatakan, trauma yang paling bisa merusak telomer adalah trauma sosial, bukan trauma finansial. Kemiskinan pada masa kanak-kanak tidak berpengaruh buruk terhadap telomer atau DNA seseorang.

 

Tumbuh dan berkembang di dunia ini memang tidak mudah. Namun, melalui penelitian ini kita bisa mengetahui bahwa lebih baik trauma atau stres di masa kanak-kanak dihindari. Ini utamanya penting bagi Kamu yang sudah punya anak. Didiklah anak-anak dengan hati-hati dan lembut. Jangan sampai mereka menyaksikan atau bahkan mengalami kekerasan baik dari keluarga ataupun dari luar. 

 

Telomer sangat penting bagi masa depan anak, makanya perlu dilindungi. Telomer yang bagus dapat melindungi anak dari penuaan dini, penyakit-penyakit DNA, pikun, dan bahkan kematian.

  • # Anak
  • # Stres
  • # Penuaan
  • # Trauma