GueSehat
12 Desember 2018
google image

Tinggal di Jakarta Berpotensi Kena Diabetes

 

 

Geng Sehat tahu lagu lawas judulnya Siapa Suruh Datang Jakarta, bukan? Selama ini Jakarta yang merupakan ibukota dan kota terbesar di Indonesia selalu menjadi mimpi bagi sebagian orang sebagai tempat mencari nafkah dan hidup layak. Namun fakta kadang berkata lain. Tinggal di Jakarta ternyata tidak seindah yang dibayangkan. Salah satunya, berpotensi menjadi lebih gemuk dan berisiko terkena diabetes dan penyakit kronis lainnya.

 

Peneliti dari IMERI-FKUI, dr. Dicky Levenus Tahapary, SpPD-KEMD, Ph.D., mencontohkan satu penelitian yang pernah ia lakukan terhadap pendatang baru di Jakarta asal Kupang, Nusa Tenggara Timur. “Ternyata hanya dalam waktu setahun tinggal di Jakarta, mereka mengalami penambahan ukuran lingkar perut 0,5 cm,” jelas dr. Dicky dalam acara peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) yang diselenggarakan Pemerintah Propinsi DKI Jakarta di Lapangan Monuman Nasional, Minggu 9 Desember 2018.

 

Baca juga: 5 Cara Mudah Melindungi Keluarga dari Diabetes

 

Apa sih makna penambahan lingkar perut ini? Toh hanya 0,5 cm. Bisa dibayangkan Gengs jika setiap tahun bertambah 0,5 cm, maka dalam lima tahun sudah menjadi 2,5 cm dan seterusnya. Lingkar perut atau obesitas sentral adalah indikator berbagai masalah kesehatan serius, salah satunya diabetes melitus.

 

Sebenarnya bagaimana data dan fakta diabetes di Jakarta? Sudah ada mapping atau petanya nih, Gengs! Yuk cari tahu!

 

 

Jakarta Memiliki Jumlah penderita Diabetes Tertinggi di Indonesia

Hasil Riskesdas 2018 menunjukkan saat ini prevalensi diabetes di DKI Jakarta tertinggi di antara seluruh propinsi lain di Indonesia. Sebanyak 3,4% penduduk Jakarta menderita diabetes. Jika dihitung dari jumlah penduduk Jakarta 10.5 juta jiwa, maka jumlah orang dengan diabetes dengan usia > 15 tahun di Jakarta mencapai 250 ribu jiwa. Angka ini naik sangat tajam dibandingkan 5 tahun lalu yang hanya 2,5%. “Jumlah itu hanya penderita diabetes yang sudah terdiagnosis. Diperkirakan yang belum terdiagnosis mencapai 3-4 kali lipatnya,” ujar Dicky.

 

Baca juga: Ini Lho, Mengapa Orang Gemuk Rentan Kena Diabetes!

  

60% penderita diabetes di Jakarta berawal dari obesitas sentral, di mana lingkar perut di atas angka normal. “Orang Jakarta banyak yang mengalami kegemukan. Ada kecenderungan, orang daerah yang datang ke Jakarta akan bertambah gemuk. Tentu saja karena gaya hidup mulai dari makanan tinggi kalori dan tidak pernah berolahraga,” jelas dr. Dicky.

 

Tak hanya itu, data juga menunjukkan penderita diabetes di Jakarta relatif lebih muda dibandingkan kota-kota besar lain di dunia. Menurut dr. Dicky, 45% penderita diabetes di Jakarta berusia di bawah usia 40 tahun bahkan 10% berusia di bawah 30 tahun. 

 

Tingginya penderita diabetes apalagi di usia muda akan menimbulkan masalah baru terkait komplikasi yang ditimbulkan. Komplikasi diabetes ini membuat pembiayaan BPJS yang sangat tinggi untuk pengobatan penyakit kardiovaskular, stroke, gagal ginjal, amputasi dan sebagainya, membuat penderitanya tidak produktif di usia muda. Apalagi data menunjukkan hanya 30% dari pasien diabetes yang memahami tentang diabetes dan penanganannya

 

Untuk mencegah jangan sampai terjadi komplikasi, maka program skrining atau deteksi dini diabetes harus ditingkatkan, dilanjutkan pengelolaan yang tepat di seluruh FKTP atau puskemas atau di faskes lanjutan. 

 

Pemprov DKI Jakarta Siapkan Program Penanggulangan


Plt Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dra. Khalifah Any, Apt. MARS, menjelaskan bahwa Pemprov DKI sudah melakukan banyak inovasi untuk menyehatkan warganya. Salah satu inovasi yang dilakukan adalah bekerja sama dengan Kedutaan Denmark, FKUI, PERKENI dan Novo Nordisk, meluncurkan program Cities Changing Diabetes. Salah satu tujuan program Cities Changing Diabetes adalah pemetaan diabetes di Jakarta dan mengadakan rencana aksinya yang sesuai untuk masyarakat DKI Jakarta.

 

Jakarta menjadi kota ke-17 di antara kota-kota besar lain di dunia yang mengikuti program Cities Changing Diabetes. Porgram ini diluncurkan sejak tahun 2014 karena saat ini lingkungan perkotaan sudah menjadi rumah bagi dua pertiga penderita diabetes di seluruh dunia. Oleh karena itu, menekan angka diabetes dimulai dari perkotaan yang akan menjadi garis depan dalam perang melawan diabetes tipe 2.

 

Menurut Catur Laswanto, Asisten Kesejahteraan Rakyat Pemerintah Propinsi DKI Jakarta, saat ini kesadaran penduduk Jakarta untuk datang ke Posbindu untuk cek gula darah masih rendah. Di sisi lain, gaya hidup masyarakat Jakarta termasuk berisiko tinggi terkena diabetes. Salah satu upaya mencegah obesitas, pemerintah DKI, menurut Catur, tengah gencar menghidupkan budaya olahraga. Misalnya melalui banyak perlombaan di tingkat kelurahan dan kecamatan, yang tidak sekadar mengejar prestasi namun lebih untuk menggerakan masayarakat.

 

Untuk menjaring lebih banyak penderita diabetes yang belum terdiagnosis, Dr. Widyastuti, MKM, Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta, pihaknya sudah membuat program Dasa Wisma. Satu petugas kesehatan bertanggungjawab pada 10 rumah tangga sehingga setiap ada warga yang prediabetes atau memiliki diabetes, dapat dipantau.

 

Baca juga: Apakah Target Gula Darah Kamu Sudah Benar?
 


Dengan adanya p
rogram Cities Changing Diabetes diharapkan akan dibuat program-program untuk mengubah gaya hidup tidak sehat. Minimal mengubah tiga aanjuran yang selalu dikampanyekan oleh Kemenkes dalam rangka mencegah penyakit kronis seperti diabetes adalah melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari, perbanyak makan buah dan sayur, dan cek kesehatan secara teratur. Memang tantangan yang paling susah adalah mengubah gaya hidup meskipun pasien sudah minum obat teratur,” jelas dr. Dicky. 

 


Jakarta diharapkan menjadi percontohan untuk daerah lain di Indonesia dalam penanggulangan diabetes. Saat ini Indonesia menempati posisi ke-6 di dunia negara dengan jumlah penderita diabetes tertinggi. Jika tidak dilakukan intervensi sejak sekarang maka dalam 20-30 tahun ke depan, akan didominasi penduduk yang sakit dan tidak produktif. (AY)

 

 

 

  • # Gaya Hidup Sehat
  • # Diabetes
  • # TD Prediabetes