Ella Nurlaila
13 November 2025
Shutterstock

Tanda Bayi Ngiler Normal vs Tidak Normal

Satu yang khas dari kebiasaan seorang bayi adalah drooling atau mengeluarkan air liur yang sering disebut ngiler. Bayi ngiler merupakan hal yang sangat umum, terutama di usia 4 hingga 19 bulan. Namun, jika bayi ngiler lebih dari usia tersebut, bahkan di atas usia 4 tahun masih terus ngiler. Tandanya ada sesuatu yang tidak beres. 


Bayi ngiler di atas rentang usia normal, atau masih terus menerus ngiler secara berlebihan dari segi volumenya, juga perlu diwaspadai. Artinya ada gangguan perkembangan fisik atau neurolgis yang dialaminya. Jangan diam, segera periksakan ke dokter anak untuk mendapatkan penanganan yang tepat. 

Baca juga: Apakah Pijat Bisa Meningkatkan Nafsu Makan Anak?


Penyebab Bayi Ngiler 


Bayi ngiler atau istilah medisnya Sialore atau Sialorrhea adalah kondisi ketika produksi air liur berlebih atau ketika kemampuan menelan air liur terganggu. Kondisi ini dapat berdampak pada kesehatan mulut, kulit, bahkan kepercayaan diri anak.


Sialore terjadi saat tubuh menghasilkan air liur berlebihan atau ketika anak tidak mampu menelannya dengan baik. Secara normal, tubuh memproduksi sekitar 1,5 liter air liur per hari, tetapi anak dengan hipersalivasi atau air liur yang berlebihan bisa menghasilkan hingga 5 liter air liur dalam sehari.


Ada dua jenis sialore yang dikenal dan sebagian anak dapat mengalami kedua jenis sialore sekaligus, yaitu :


1. Sialore Anterior

Air liur menetes keluar dari mulut ke dagu, leher, pakaian, hingga seprai. Ini adalah bentuk yang paling sering terlihat dan dapat menyebabkan ruam kulit serta masalah sosial pada anak.


2. Sialore Posterior

Ketika air liur masuk ke saluran napas dan dapat menyebabkan gangguan pernapasan serius, seperti aspirasi berulang yang memicu pneumonia.


Umumnya bayi ngiler disebabkan oleh gangguan saraf yang memengaruhi kontrol otot mulut dan kemampuan menelan. Kondisi yang sering berkaitan dengan beberapa hal, di antaranya : 


1. Gangguan tumbuh kembang 

Seperti Cerebral palsy (CP), hingga 58% anak CP mengalami sialore. Selain itu adanya kelainan perkembangan otak sejak lahir. Cedera otak akibat kecelakaan, juga kondisi stroke pada anak. 


2. Faktor anatomi 

Selain neurologis, faktor anatomi juga berpengaruh, seperti lidah besar atau tonus otot rendah. Kelainan bentuk rahang, susunan gigi tidak normal, bibir sumbing, kelainan palatum (langit-langit mulut)


3. Produksi saliva berlebihan 

Bayi ngiler juga bisa dipicu oleh produksi saliva yang berlebihan akibat infeksi mulut atau penyakit pernapasan. Selain itu bisa pula akibat atau efek samping obat tertentu juga kebiasaan bernapas melalui mulut. 


Bayi Ngiler Normal dan tidak Normal 


Kebiasaan bayi ngiler juga punya dua kategori, yaitu normal dan tidak normal. Bayi ngiler dikatakan normal jika, terjadi hingga usia 18–24 bulan, makn sering terjadi saat tumbuh gigi, kadang muncul saat bayi fokus bermain atau saat tidur, dan bayi ngiler sebagai bagian dari perkembangan gungsi menelan. 


Tahukan Mums, dalam hal ini bayi ngiler membantu dalam berbagai hal, seperti proses tumbuh gigi, adaptasi terjadai makanan padat terutama ketika memasuki fase MPASI maupun setelahnya, dan sebagai perlindungan mulut juga sistem pencernaan melalui enzim saliva atau air liur. 


Nah, di samping bayi ngiler normal, ada bayi ngiler yang tidak normal atau berlebihan. Indikasi utamanya jika kondisi ini terjadi jika si Kecil sudah berusia lebih dari 2 tahun dan masih sering ngiler tanpa sebab yang jelas. 


Karena itu perlu dievaluasi, apalagi jika bayi ngiler disertai dengan kondisi seperti sering tersedak dan tampak kesulitan bernapas, demam tinggi, keterlambatan perkembangan misalnya penurunan berat badan juga dehidrasi, maupun mengalami gangguan makan atau bicara. 


Jangan diam, apalagi jika kondisi makin parah, segera periksakan ke dokter anak bila si Kecil masih ngiler berlebihan. Atau ngiler muncul tiba-tiba tanpa riwayat sebelumnya. Semakin dini ditangani, semakin baik perkembangan fungsi mulut dan kualitas hidup anak.


Mums, bayi ngiler memang sesuatu yang normal dan jadi bagian dari tumbuh kembang. Namun, jika terus berlangsung hingga anak lebih besar, kondisi ini tidak boleh diabaikan. Penanganan dapat mencakup terapi, obat, hingga tindakan medis tertentu tergantung penyebabnya.


Jika drooling sudah mengganggu aktivitas sehari-hari dan kepercayaan diri anak, konsultasikan dengan dokter anak atau dokter rehabilitasi medik. Dengan penanganan yang tepat, anak tetap dapat tumbuh nyaman, percaya diri, dan sehat.


Untuk Mums yang ingin berkonsultasi secara online seputar tumbuh kembang si Kecil, Mums bisa melakukannya di aplikasi Teman Bumil dan dapatkan kesempatan bertanya langsung dengan para pakar yang kompeten. Dapatkan pula berbagai artikel menarik seputar parenting di sini. 



Referensi : 

  • # Bayi
  • # TBN 0-6 Bulan
  • # TBN 7-12 Bulan