Ella Nurlaila
21 Oktober 2024
shutterstock

Tahan Amarah Dads, Ini Dampak Marah ke Anak

Ketika anak berbuat kesalahan, orang tua sering kali mudah terpancing emosinya. Terutama para ayah yang begitu mudah melampiaskan emosi kemarahannya pada anak. Ketika dikuasai amarah, orang tua tidak pernah berpikir dampak marah ke anak. 


Saat itu yang terpikirkan adalah bagaimana bisa melampiaskan emosi ketika mendapati anak berbuat kesalahan fatal. Padahal jika mau direnungkan, dampak marah ke anak bisa memengaruhi psikologisnya di usia yang masih relatif muda. 

Baca juga: Bukan Hanya Mencari Nafkah, Ini 5 Tugas Penting Ayah dalam Keluarga


Dampak Marah Ke Anak 

Semua orang pasti pernah marah dalam hidupnya. Ada saja pemicunya. Mulai dari urusan pekerjaan sampe rumah tangga dan anak-anak. kecewa, frestrasi, stress atau sekadar perbedaan pendapat adalah hal yang normal. Namun bisa berakibat fatal jika amarah tidak dikelola dengan baik. Terutama bila dilampiaskan di rumah, di depan anak-anak.


Berikut ini dampak marah ke anak yang perlu orang tua sadari : 


1. Tidak nyaman  

Dampak marah ke anak yang bisa langsung anak rasakan pastinya rasa tidak nyaman. Kondisi ini membuat anak enggan berada berlama-lama di rumah dan memilih keluar sekadar menghindar dari situasi tersebut. Ketika rumah sudah tidak menjadi tempat yang nyaman, maka pilihannya adalah mencari ‘rumah’ baru berupa pertemanan, tongkrongan di luar. Anak akan pulang hanya sebentar, tidak bisa berlama-lama di rumah. 


2. Menyalahkan diri sendiri 

Ketika sering menjadi sasaran amarah orang tua, anak tumbuh menjadi pribadi yang kerap menyalahkan diri sendiri. Merasa dirinya jadi sumber masalah, merasa dirinya tidak berarti apa-apa. perasaan bersalah ini akhirnya mengubur semua potensinya, mengabaikan semua kerja kerasnya untuk menjadi anak yang baik di mata orang tuanya. 


3. Tidak percaya diri 

Dampak amarah ke anak yang perlu orang tua pahami adalah, pelan-pelan menggerus rasa percaya diri pada anak. Sehingga anak tumbuh jadi pribadi yang minder, tidak yakin dengan potensinya, tidak mau mengembangkan kemampuan yang diimiliki. Takut untuk bergerak, takut untuk maju. Karena kepercayaan dirinya sudah hilang. 


4. Kekerasan dan trauma mendalam

Sadarkah orang tua, kekerasan verbal apalagi kekerasan fisik sangat membekas. Dampak marah ke anak melalui kekerasan verbal akan melukai hatinya. Rasa sakit yang dirasakan memang tidak terlihat namun kekerasan verbal dan kekerasan fisik ini sulit untuk disembuhkan bahkan meninggalkan trauma mendalam. 


5. Anak meniru 

Anak yang dibesarkan dengan situasi yang penuh amarah, akan tumbuh menjadi anak yang pemarah juga nantinya. Sebab seorang anak adalah peniru ulung. Karena itu tahan amarah ya, sebisa mungkin kendalikan emosi. Agar dampak marah ke anak bisa diminimalisir. Agar anak tumbuh jadi pribadi yang juga mampu mengendalikan emosi. 


6. Respons negatif dari anak 

Dampak marak ke anak yang sering kali diabaikan adalah munculnya respons negatif dari anak dalam berbagai bentuk perilaku agresi, ketidaksopanan, dan balas marah ke orang tua. Saling berbalas marah ini tentu saja hasil dari perilaku negatif yang disengat, di mana tidak ada yang mau bertanggung jawab. Anak-anak jadi tertutup, sering sakit, dan sulit tidur. 


7. Kekerasan fisik berdampak luas

Jika amarah orang tua ke anak meningkat jadi kekerasan fisik, seperti memukul, dampaknya bisa bertahan hingga dewasa. Hal ini bisa menyebabkan berbagai kosekuensi negatif sepeti anak menjadi pribadi yang agresif, antisosial, harga diri rendah, masalah kesehatan mental, dan perkembangan relasi yang buruk. Belum lagi ini jadi modal bagi anak untuk membully orang lain karena apa yang dia dapat di rumah sebagai seorang korban bully dari orang tuanya sendiri. 


Cara Mengendalikan Amarah 


Setelah mengetahui dampak marah ke anak, saatnya orang tua mengendalikan amarah setiap saat Tujuannya agar tidak mudah terpancing emosi dan melampiaskan amarah begitu saja. Berikut ini cara mengendalikan amarah :


1. Kenali tanda-tanda dimulainya kemarahan

Di antaranya dengan mengenali gejala fisik seperti detak jantung lebih cepat dari biasanya, napas cepat, rasa tegang di perut, otot yang kaku di rahang, tangan, atau bahu. Juga dari segi psikologis munculnya perasaan gelisah atau kesal. 


2. Menjauh sejenak 

Jika sedang marah dan perlu menjauh untuk menenangkan diri, lakukanlah. Setelah itu hitung hingga 10 secara perlahan, lalu tarik napas dalam-dalam sehingga merasa lebih tenang, tidak peduli berapa lama waktu yang dibutuhkan. Juga bisa keluar rumah untuk sekadar mendapatkan udara segar. 


3. Sibukkan diri dengan kegiatan lain 

Teknik lain untuk meredakan amarah, setelah ada waktu bisa dengan berbagai hal di antaranya menemukan tempat yang tenang untuk diri sendiri, berjalan sebentar di luar ruangan, mandi air hangat, lakukan meditasi atau teknik pernapasan dalam, olah raga, berkebun, mendengarkan musik, dan banyak lagi.


4. Konsultasi ke professional 

Jika mengendalikan emosi sangat sulit dilakukan, tidak ada salahnya mencari bantuan tenaga professional untuk membantu mengatasinya. Ini harus dilakukan terutama bagi orang tua yang kewalahan mengelola emosinya sendiri. Sehingga tidak berdampak buruk pada anak-anak dan pasangan. 

 

Itulah cara mengendalikan emosi dan dampak marah ke anak yang perlu dipahami orang tua. Mulai saat ini, latih diri untuk mengendalikan amarah agar tidak berdampak buruk pada kehidupan keluarga, terutama tumbuh kembang anak-anak. 


Referensi : 

  • # Psikologi Anak
  • # Untuk Ayah