Tami Wulandari Nasution
19 Juli 2019
pexels.com

Inilah Dampak Pernikahan Sepupu dalam Kesehatan!

Informasi kesehatan ditinjau dan diedit oleh
dr. dr. William

 Pernikahan sepupu sering kali dianggap tabu. Hal ini karena sepupu dianggap masih merupakan bagian dari keluarga atau dikarenakan terlalu dekat dengan ikatan keluarga. Selain itu, pernikahan sepupu juga dinilai akan meningkatkan risiko kesehatan tertentu. Lantas, apa saja dampak pernikahan sepupu dalam kesehatan?

 

Hubungan Sepupu Adalah...

Sebelum mengetahui dampak pernikahan sepupu dalam kesehatan, Kamu perlu mengetahui terlebih dahulu pengertian sepupu dalam hubungan keluarga. Di Indonesia, hubungan kekeluargaan diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata BAB XIII tentang Kekeluargaan Sedarah dan Semenda. 

 

Menurut pasal 294 KUH Perdata, saudara sepupu tergolong ke hubungan kekeluargaan sedarah derajat keempat dalam garis menyimpang. Urutan derajat yang satu dengan yang lain ini menurut pasal 291 disebut garis. 

 

Garis menyimpang yang dimaksud dalam KUH Perdata adalah urutan derajat antara orang-orang di mana seseorang bukan keturunan dari yang lain, namun memiliki bapak asal yang sama. 

 

Sedangkan, pengertian sepupu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ialah hubungan kekerabatan antara anak-anak dari dua orang bersaudara; anak dari dua bersaudara; saudara misan. Sepupu sebenarnya berasal dari kata ‘pupu’ yang berarti saudara senenek.

 

Baca juga: Tetap Hangat dengan Sahabat Setelah Menikah, Ini Manfaatnya! 

 

Bolehkah Pernikahan Sepupu di Indonesia?

Untuk mengetahui apakah pernikahan sepupu di Indonesia boleh atau tidak, kita perlu melihat aturan yang berlaku di Indonesia. Menurut pasal 2 ayat 1 UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, perkawinan adalah sah jika dilakukan menurut hukum masing-masing agama dan kepercayaan.

 

Oleh karena itu, perlu diketahui terlebih dahulu apakah hukum dari agama yang seseorang anut misalnya, melarang atau memperbolehkan pernikahan antara sepupu. Secara umum, pernikahan sepupu memang tidak melanggar hukum. Namun, menurut pasal 8 UU Perkawinan, perkawinan yang dilarang ialah antara 2 orang yang:

 

  • Berhubungan darah dalam garis keturunan lurus ke bawah ataupun ke atas, seperti ayah dan anak.
  • Berhubungan darah dalam garis keturunan menyamping, yaitu antara saudara, antara seseorang dengan saudara orang tua, dan antara seseorang dengan saudara neneknya.
  • Berhubungan semenda, yaitu mertua, anak tiri, menantu, dan ibu/bapak tiri. 
  • Berhubungan susuan, yaitu orang tua susuan, anak susuan, saudara susuan, dan bibi/ paman susuan. 
  • Berhubungan saudara dengan isteri atau sebagai bibi atau kemenakan dari isteri, dalam hal seorang suami beristeri lebih dari seorang. 
  • Mempunyai hubungan yang oleh agamanya atau peraturan lain yang berlaku, dilarang kawin. 

 

Meski tidak ada larangan, pernikahan sepupu tetap saja bisa meningkatkan risiko terhadap kelainan genetik. Untuk menghindari kelainan genetik, yuk kenali dampak pernikahan sepupu dalam kesehatan Gengs!

 

Baca juga: Menurut Ahli, Ini Manfaat Berpegangan Tangan dengan Pasangan



Dampak Pernikahan Sepupu dalam Kesehatan

Jika menikah dengan seseorang yang memiliki hubungan keluarga atau ikatan darah, kemungkinan persamaan DNA atau genetik akan semakin besar. Padahal, perbedaan DNA atau genetik ini berguna untuk melindungi seseorang dari risiko terhadap penyakit tertentu. 

 

Rata-rata persamaan DNA akibat pernikahan sepupu ialah 12,5% pada sepupu derajat pertama, 3,13% sepupu derajat kedua, 0,78% sepupu derajat ketiga, dan 0,2% sepupu derajat keempat. Lantas, apa saja dampak pernikahan sepupu dalam kesehatan?

 

1. Sistem Kekebalan Tubuh yang Lemah

Anak-anak yang lahir dari pernikahan sepupu dalam kesehatan akan lebih mudah jatuh sakit. Saat Kamu melakukan hubungan sedarah dengan kerabat atau orang yang memiliki ikatan keluarga, sistem kekebalan yang dihasilkan memiliki gen alel yang berbeda dan hanya melindungi tubuh dari beberapa penyakit.

 

2. Cacat Lahir

Menurut penelitian di Pakistan, pernikahan dengan sepupu pertama bisa meningkatkan risiko anak-anak dilahirkan dengan kondisi fisik yang tidak sempurna atau cacat lahir. Selain itu, pada penelitian di Inggris, anak yang lahir dari pernikahan sepupu juga berisiko memiliki masalah pada jantung dan paru-paru. 

 

3. Berisiko Memiliki Gangguan Mood

Anak-anak yang lahir dari pernikahan sepupu cenderung berisiko memiliki gangguan mood atau gangguan mental lainnya daripada yang tidak. Hal ini terungkap berdasarkan penelitian yang diterbitkan pada JAMA Psychiatry pada 2018 nih, Gengs. 

 

4. Langit-langit Sumbing

Anak-anak dari pernikahan sepupu berisiko memiliki langit-langit sumbing dan mungkin saja mengalami gangguan makan karena penghalang antara mulut dengan hidung tidaklah normal. Selain itu, orang-orang dengan langit-langit sumbing berisiko terkena infeksi telinga tengah lebih besar.

 

5. Infertilitas Lebih Tinggi

Mereka yang melakukan pernikahan sepupu dalam kesehatan akan memiliki risiko infertilitas yang lebih tinggi. Selain itu, anak-anak yang dilahirkan oleh pasangan sepupu juga berisiko terhadap kematian. Jika anak sudah dilahirkan pun, anak tersebut memiliki risiko infertilitas yang lebih tinggi.

 

Sekarang, Kamu jadi tahu kan, apa saja dampak pernikahan sepupu dalam kesehatan? Selain pernikahan sepupu, akhir-akhir ini di Indonesia banyak kasus hubungan atau perkawinan sedarah mulai terkuak. Apakah perkawinan sedarah memiliki dampak kesehatan yang sama dengan pernikahan sepupu?

 

 

Risiko Perkawinan Sedarah bagi Kesehatan

Mereka yang melakukan praktik hubungan sedarah juga memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah dan cenderung melahirkan bayi yang cacat atau bahkan berisiko terhadap kematian. Berikut risiko perkawinan sedarah bagi kesehatan yang perlu Kamu ketahui!

 

1. Tengkorak yang Tidak Berbentuk

Anggota keluarga kerajaan sering kali melakukan perkawinan sedarah. Ratu bahkan menikah dengan putranya sendiri atau pangeran pada zaman Mesir kuno, misalnya. Nah, mereka yang melakukan perkawinan sedarah ini berisiko memiliki tengkorak yang tidak berbentuk. 

 

Hal inilah yang membuat patung Mesir kuno sering kali terlihat memiliki kepala yang memanjang ke belakang atau dengan bentuk kepala yang beragam. Tidak hanya memiliki tengkorak yang tidak berbentuk, mereka yang melakukan hubungan sedarah juga berisiko mengalami skoliosis serta langit-langit sumbing. 

 

2. Kelainan pada Rahang

Jika seseorang melakukan perkawinan sedarah dengan ayah, ibu, anak, adik, kakak, atau sepupu, ia mungkin akan mengalami kelainan pada rahang yang disebut juga dengan prognathism. Gejala dari kelainan pada rahang ini bisa meliputi rahang bawah yang terlihat panjang dan menonjol. 

 

Orang dengan prognathism biasanya juga tidak bisa berbicara dengan benar, fungsi mengunyah terganggu, hingga memiliki masalah dengan air liurnya. Pada zaman dahulu, orang-orang yang melakukan perkawinan sedarah dan memiliki prognathism biasanya mandul dan mengalami penurunan fungsi kognitif. 

  

3. Mikrosefalus

Anak dari perkawinan sedarah memiliki risiko terhadap mikrosefalus. Mikrosefalus adalah kondisi di mana kepala bayi jauh lebih kecil dari yang seharusnya. Mikrosefalus dapat terjadi karena otak bayi belum berkembang dengan baik selama kehamilan atau telah berhenti tumbuh setelah lahir. 

 

Anak dengan mikrosefalus bisa mengalami berbagai gangguan kesehatan. Hal ini tergantung pada seberapa parah mikrosefalus mereka. Kelainan ini sering dikaitkan dengan kejang, perkembangan yang lambat, penurunan fungsi kognitif, gangguan keseimbangan, pendengaran, hingga penglihatan. 

 

Baca juga: Mencapai Orgasme saat Menopause, Bisakah?

Ternyata, baik pernikahan sepupu maupun perkawinan sedarah bisa meningkatkan risiko terhadap kelainan genetik dan gangguan kesehatan lainnya ya, Gengs!

 

 




Sumber:

National Institute of Health. 2012. Consanguineous marrigaes.

Tim Visi Yustisia. 2015. KUH Perdata & KUHA Perdata. Jakarta: Visimedia.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.

 

  • # Pernikahan
  • # Relationship
  • # Sex & Relationship