Yosephine Dian Hendrawati
13 Desember 2018
essentialbaby.com.au

Apakah Berhubungan Seksual saat Hamil Berbahaya bagi Janin?

Pertanyaan seputar hubungan seksual dalam masa kehamilan tergolong sering muncul di berbagai forum ibu hamil. Tidak sedikit ibu hamil ataupun pasangannya memutuskan untuk absen dari aktivitas seksual selama masa kehamilan karena takut menyakiti janin. Namun, apakah benar berhubungan seksual dapat berbahaya buat janin bahkan menyebabkan keguguran? Berikut jawaban dari pertanyaan tersebut.

 

Apakah hubungan seksual aman dilakukan saat hamil?

Jawaban dari pertanyaan tersebut adalah pada kehamilan yang sehat, normal, dan berisiko rendah, hubungan seksual aman dilakukan pada semua usia kehamilan selama dilakukan dengan wajar. Pada dasarnya, kehamilan bukanlah penghalang atau kontraindikasi untuk melakukan aktivitas seksual selama memang tidak ada masalah.

 

Penilaian apakah kehamilan dalam kondisi yang baik tentunya hanya dapat dilakukan oleh dokter yang memeriksa Mums. Karenanya, penting untuk selalu kontrol pada masa kehamilan. Tidak perlu ragu menanyakan kepada dokter apakah kondisi kehamilan Mums memungkinkan untuk rutin berhubungan seksual dengan Dads.

 

Baca juga: Rasakan Sensasi Bercinta di Bawah Shower, Ikuti Tipsnya!

 

Jika Mums ataupun Dads merasa malu menanyakan hal tersebut, ada tips yang mungkin bisa membantu. Tanyakanlah kepada dokter dengan menggunakan istilah ilmiah, misalnya, “Dok, apakah kondisi kehamilan saya aman untuk melakukan coitus?” Coitus (dibaca ko-i-tes) berarti senggama atau intercourse.

 

Mums dan Dads tidak perlu khawatir kalau gerakan yang ditimbulkan saat penetrasi akan mengganggu janin. Faktanya, tubuh wanita dirancang dengan konstruksi kehamilan yang sangat canggih. Janin beserta cairan ketuban terbungkus dalam kantong janin (amniotic sac), yang terletak dalam rongga rahim dan memiliki dinding otot yang kuat.

 

Selain itu, terdapat pula mucus plug atau lendir kental yang berfungsi sebagai segel pada leher rahim, untuk menghindari kuman maupun benda asing lainnya masuk ke area rahim. Jadi, janin akan tetap merasa nyaman dan aman di dalam sana sekalipun Mums dan Dads sedang melakukan aktivitas “panas”.

 

Baca juga: 5 Zona Sensitif Wanita yang Tersembunyi

 

 

Apakah orgasme bisa menyebabkan kontraksi?

Orgasme memang dapat menimbulkan kontraksi kecil, yang ditandai dengan menegangnya bagian perut ibu hamil. Namun, kontraksi ini berbeda dengan kontraksi pada saat proses kelahiran. Jadi, Mums tidak perlu khawatir apalagi takut untuk mengalami orgasme pada saat melakukan hubungan seksual, dengan catatan kondisi kehamilan Mums harus sehat dan normal.

 

Orgasme justru memiliki manfaat yang baik bagi ibu hamil, salah satunya bisa memperbaiki mood yang mengalami fluktuasi akibat pengaruh hormon kehamilan. Orgasme pada ibu hamil juga biasanya terasa lebih intens dan mudah diraih karena pengaruh perubahan fisik dan aliran darah ke area-area sensitif. Jadi, stimulasi yang sebelumnya “biasa” bisa terasa “luar biasa”. Maka dari itu, jangan lewatkan kesempatan untuk merasakan kenikmatan orgasme selama masa kehamilan.

 

Pada kondisi apa hubungan seksual tidak boleh dilakukan?

Pada beberapa kondisi ketika kehamilan tergolong berisiko tinggi, dokter mungkin akan menginstruksikan Mums untuk tidak melakukan hubungan seksual. Kondisi-kondisi tersebut antara lain:

  • Placenta previa (plasenta terletak di bagian bawah rahim ke arah jalan lahir).
  • Mums mengandung kehamilan kembar (2 janin atau lebih).
  • Terdapat risiko atau riwayat keguguran di kehamilan sebelumnya.
  • Terdapat risiko atau riwayat kelahiran prematur.
  • Mums mengalami unexplained vaginal bleeding atau perdarahan dari vagina selama masa kehamilan.
  • Ketuban sudah rembes.
  • Terjadi inkompetensi serviks.

 

Selama kondisi Mums dan janin terpantau baik, jangan takut untuk melakukan hubungan seksual selama masa kehamilan, ya! Ingat bahwa hubungan seksual selalu memegang peranan penting dalam relasi antara suami dan istri.

 

Tidak sedikit kasus perselingkuhan terjadi pada saat istri tengah mangandung. Tentunya hal ini tidak bisa dibenarkan tetapi bisa dicegah dengan komunikasi yang baik, serta mempertahankan intimacy antara suami dan istri. Jika kondisi kehamilan tidak memungkinkan terjadinya penetrasi, maka Mums dan suami bisa mencari “paket alternatif” untuk tetap bermesraan. Selamat menikmati masa kehamilan!

 

  • # Kehamilan
  • # TBMinggu12
  • # TB Kesehatan
  • # Sex & Relationship