Program Vaksin dapat Tekan Biaya Penanganan DBD di Negara Endemik
Geng Sehat pernah sakit DBD? Atau memiliki, teman atau keluarga dekat yang kena DBD? Di negara endemik seperti Indonesia, rasanya hampir semua keluarga pernah terjangkit atau berhubungan dengan keluarga yang terkena penyakit ini. Demam berdarah dengue memang masih menjadi persoalan di Indonesia, bahkan di negara anggota ASEAN lainnya.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI sampai dengan 5 Mei 2024, terdapat 91.269 kasus DBD di Indonesia dengan kematian sebanyak 641 kasus. Angka ini naik tiga kali lipat dari periode yang sama di tahun 2023 yaitu 28.579 kasus dengan kematian sebanyak 209.
Dalam rangka memperingati Hari Dengue ASEAN 20204 (Asean Dengue Day/ADD) tanggal 15 Juni, Kementerian Kesehatan menyelenggarakan serangkaian kegiatan seperti media dan blogger gathering yang dilakukan pada tanggal 13 Juni 2024 di Jakarta, serta seminar awam pada tanggal 27 Juni 2024 di Batam.
Vaksin Bisa Menekan Biaya Penanganan DBD
Untuk menekan angka DBD, dr. Imran Pambudi, MPPH, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Direktorat Jenderal P2P, Kementerian Kesehatan RI, menjelaskan, bahwa kementerian kesehatan sudah melakukan berbagai berbagai upaya mulai dari penerapan Gerakan 3M Plus yang berkesinambungan. Program ini sudah dilakukan selama lebih dari satu dekade.
Selain itu ada Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J), yang telah terbukti membantu menekan kasus DBD di banyak daerah, serta teknologi nyamuk ber-Wolbachia yang telah diimplementasikan beberapa waktu lalu.
“Namun demikian, kasus dengue yang meningkat sangat signifikan di awal tahun ini, menjadi alarm bagi kita semua untuk dapat mencari solusi inovatif yang dapat melengkapi upaya-upaya tersebut. Salah satu yang sedang dipertimbangkan adalah dengan mengenalkan vaksin, khususnya di daerah-daerah dengan intensitas DBD tinggi."
Prof. dr. Jarir At Thobari, D.Pharm., Ph.D, profesor dalam bidang farmakoepidemiologi dari Universitas Gajah Mada, menjelaskan bahwa dalam penanganan endemik penyakit di suatu negara, penerapan strategi vaksinasi dapat menjadi sebuah solusi yang memberikan dampak besar, baik dalam penekanan jumlah kasus, maupun beban biaya.
“Berdasarkan studi penilaian efektivitas biaya yang kami lakukan baru-baru ini untuk dengue, menunjukkan bahwa metode vaksinasi dapat memberikan efisiensi biaya dari perspektif masyarakat dan manfaat kesehatan masyarakat yang substansial melalui pengurangan kasus DBD dan rawat inap. Hal ini juga sejalan dengan rekomendasi yang diberikan oleh WHO dalam position paper terbaru, terkait penggunaan metode vaksinasi untuk program publik.”
Dengue Bisa Terjadi di Musim Hujan Maupun Kemarau
Penanganan penyakit endemik seperti DBD memerlukan sinergi yang kuat antar pemerintah, sektor swasta, industri, dan masyarakat. PT Takeda Innovative Medicines termasuk perusahaan yang terus berkomitmen dan mendukung Kementerian Kesehatan dalam pencegahan DBD. Apalagi ada lonjakan kasus dengue/DBD di Indonesia beberapa waktu terakhir.
"DBD dapat menjangkit siapa saja, terlepas dari usia, di mana mereka tinggal, dan gaya hidup; dan sampai saat ini masih belum ada obat khusus untuk mengobati DBD. Hal itu dikatakan Andreas Gutknecht, Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines. Ia menambahkan, DBD merupakan ancaman yang akan ada terus-menerus, terlepas dari musim penghujan atau bukan.
“Kami memahami beban yang ditimbulkan oleh penyakit DBD begitu besar, baik secara finansial, maupun non-finansial. Bagi seorang individu dan keluarga, DBD meningkatkan kekhawatiran. Apalagi penyakit ini mengancam jiwa dan sampai saat ini masih belum ada obat khusus untuk mengobatinya. Tidak hanya itu, biaya pengobatan untuk DBD juga tidak sedikit, dan biasanya memerlukan waktu 7-14 hari untuk perawatan dan pemulihan, sehingga dapat menyebabkan seseorang kehilangan produktivitasnya. Hal ini turut berdampak pada industri atau perusahaan yang juga akan mengalami penurunan produktivitas dan peningkatan beban biaya yang cukup tinggi," jelas Andreas.
Menurut Andreas, perlindungan diri yang komprehesif menjadi penting untuk dapat terhindar dari beban penyakit tersebut. “Untuk itu, kami mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk mengambil langkah proaktif dengan menerapkan gerakan 3M Plus secara konsisten dan mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang intervensi inovatif pencegahan salah satunya melalui vaksinasi. Mari Bersama-sama kita ciptakan lingkungan yang aman dari DBD bagi diri sendiri, anak-anak kita, keluarga kita, dan negara kita,” tutup Andreas.
-
# Demam Berdarah Dengue (DBD / DHF)
-
# Nyamuk
-
# Vaksin Dengue