Diah Fauziah
01 April 2021
Pixabay/ geralt

Polusi Udara Bisa Jadi Penyebab Diabetes Tipe 2 Lho!

Informasi kesehatan ditinjau dan diedit oleh
dr. William

Polusi udara merupakan masalah utama di seluruh dunia, mennyebabkan lebih dari sembilan juta kematian per tahun. Menurut WHO, polusi udara merupakan penyebab utama kedua kematian akibat penyakit tidak menular, setelah merokok. Polusi udara berdampak buruk bagi lingkungan dan juga kesehatan manusia.

 

Penelitian terbaru yang diterbitkan di Journal of Clinical Investigation menunjukkan bahwa polusi udara dapat berperan dalam perkembangan penyakit kardiometabolik seperti diabetes.

 

“Mirip dengan pola makan yang tidak sehat dan kurang olahraga dapat menyebabkan penyakit, paparan polusi udara harus ditambahkan ke dalam faktor risiko penyebab diabetes,” kata peneliti, Sanjay Rajagopalan, MD, dokter spesialis jantung di University Hospitals Harrington Heart and Vascular Institute.

 

Baca juga: Panduan Ngemil Sehat untuk Penderita Diabetes

 

Polusi Udara Memicu Diabetes

Saat melakukan penelitian, Sanjay dan peneliti lain menciptakan sebuah lingkungan yang mirip dengan New Delhi dan Beijing, kota dengan lingkungan dan polusi udara tercemar di dunia. “Fokus penelitian kami ialah partikel halus polusi udara, PM2.5.

 

Partikel terkonsentrasi yang berkembang karena aktivitas manusia terhadap lingkungan seperti asap knalpot mobil serta pembangkit listrik dan penggunaan bahan bakar fosil lainnnya,” tutur Sanjay yang juga menjabat sebagai direktur di Case Western Reserve University Cardiovascular Research Institute.

 

Menurutnya, PM2.5 sangat terkait dengan faktor risiko penyakit. Misalnya, efek kardiovaskular dari polusi udara dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke. Ya, paparan polusi udara dapat meningkatkan kemungkinan faktor risiko yang sama yang menyebabkan penyakit jantung seperti resistensi insulin dan diabetes tipe 2.

 

“Kami mengamati tikus yang terbagi dalam tiga kelompok, di antaranya kelompok yang menerima udara bersih, kelompok yang terpapar udara tercemar selama 24 minggu, dan tikuus yang diberi makanan tinggi lemak,” kata Sanjay.

 

Ternyata, tikus yang terpapar polusi udara dan tikus yang diberi makanan tinggi lemak menunjukkan resistensi insulin dan metabolisme abnormal, seperti yang dilihat pada keadaan pra-diabetes. Hasil tersebut dikaitkan dengan perubahan epigenom, lapisan kontrol yang dapat menghidupkan dan mematikan ribuan gen dalam menanggapi faktor lingkungan. Studi tersebut membandingkan perubahan epigenetik seluruh genom sebagai respons terhadap polusi udara.

 

“Kami membandingkan perubahan tersebut dengan pola makan tidak sehat dan memeriksa dampak penghentian polusi udara. Ternyata, efek ini dapat dibalik, setidaknya dalam percobaan yang kami lakukan. Setelah polusi udara dihilangkan dari lingkungan, tikus tampak lebih sehat dan pra-diabetes yang dialaminya tampak berbalik dan mulai membaik,” bebernya.

 

Baca juga: 12 Sayuran Hijau Rendah Karbohidrat untuk Penderita Diabetes

 

Mereka yang Rentan Terkena Efek Kardiovaskular dari Polusi Udara

Para ilmuran percaya bahwa setelah dihirup, polutan dapat memasuki aliran daran dan berinteraksi dengan jaringan serta organ di dalam tubuh manusia. Nah, interaksi itulah yang akhirnya mengganggu tubuh sekaligus mengubah sensitivitas dan produksi insulin seseorang.

 

Tidak heran, jika seseorang yang tinggal di negara berpolusi tinggi seperti China dan India berpeluang lebih besar terkena diabetes tipe 2 jika dibandingkan mereka yang tinggal di negara dengan kualitas udara lebih baik seperti Kanada dan Selandia Baru.

 

“Apabila Kamu tinggal di lingkungan yang sangat tercemar, jangan lupa untuk mengenakan masker N95, menutup kaca mobil saat bepergian, mengganti filter udara mobil secara rutin dapat membuat kita tetap sehat dan membatasi paparan polusi udara,” jelasnya.

 

Selain itu, peneliti juga menemukan bahwa mengurangi stres oksidatif di paru-paru, baik dengan pengobatan antioksidan atau mengekspresikan enzim yang bertanggung jawab untuk menciptakan antioksidan, dapat mencegah resistensi insulin vaskular yang diinduksi PM2.5.

 

“Dengan penelitian ini, kami memiliki pemahaman baru bagaimana paparan PM2.5 dapat memengaruhi proses kardiovaskular dan perubahan metabolisme dengan menginduksi resistensi insulin vaskular,” beber Sanjay.

 

Ia menambahkan, “Seseorang yang memiliki kondisi terkait dengan penurunan kapasitas antioksidan di paru-paru seperti asma, merokok, usia lanjut, dan influenza, dapat meningkatkan kerentanan terhadap efek kardiovaskular dari polusi udara.”

 

Referensi:

 

 

 

  • # Diabetes
  • # Diabetes Tipe 2
  • # TD Prediabetes