Fitri Wulandari
14 Mei 2024
Shutterstock

5 Penyebab Anak Selalu Merasa Lapar dan Cara Mengatasinya

Mums, punya balita memang seru, ya! Banyak ibu yang mengeluhkan anaknya susah makan meskipun sudah dibujuk sedemikian rupa. Tapi ada balita yang sebaliknya, selalu merasa lapar. Apakah anak Mums terlihat selalu meminta makanan, bahkan ketika mereka baru saja selesai makan? Yuk cari tahu penyebab mengapa anak selalu merasa lapar.

Anak-anak yang sedang ada di masa tumbuh kembang, membutuhkan nutrisi yang cukup dari makanan. Mulai dari tiga kali makan sehari hingga mengkonsumsi cemilan beberapa kali. Mereka membutuhkan makanan sebagai bahan bakar seiring anak usia 4-5 tahun yang semakin aktif. Tapi kalau anak selalu merasa lapar, Mums kewalahan juga kan? Apalagi berat badannya sudah berlebihan.

Baca juga: Bahaya Makanan Manis pada Anak, Bikin Mudah Tantrum?

Penyebab anak selalu merasa lapar

Jika semua terlihat normal, namun anak selalu merasa lapar, beberapa hal ini kemungkinan bisa menjadi penyebabnya.

1. Makanan dan cemilan yang Mums berikan tidak mengenyangkan

Banyak 'makanan anak-anak' menghasilkan kalori, namun ternyata itu tidak terlalu mengenyangkan. Sehingga kondisi ini tentunya akan membuat anak selalu merasa lapar dan meminta lebih banyak makanan kepada Mums. Hal yang sama juga berlaku untuk makanan yang terbuat dari tepung olahan, seperti roti putih dan kue kering. Ini mengindikasikan bahwa itu bukan merupakan jenis makanan yang mengenyangkan bagi mereka.

Selain itu, anak-anak yang tidak makan buah-buahan dan sayur-sayuran yang kaya akan serat dan cairan penghilang rasa lapar, kemungkinan juga akan selalu merasa kurang kenyang.

2. Anak Mums tidak menyukai makanan yang mereka makan

Anak-anak dikenal dengan reaksi keras kepala mereka terhadap makanan tertentu seperti sayuran. Namun penelitian menunjukkan bahwa anak-anak, terutama bayi dan balita yang berulang kali terpapar makanan baru cenderung lebih mudah menerimanya. Oleh karena itu, jika anak Mums meminta cemilan manis yang tidak membuat mereka kenyang, maka Mums bisa mencari alternatif yang lebih sehat dan jumlahnya pun harus dibatasi.

Teruslah menawarkan rasa baru seperti sayuran segar dan buah utuh bersamaan dengan makanan yang tidak mereka sukai. Percayalah, seiring berjalannya waktu, mereka akan mulai terbiasa mengkonsumsi makanan yang tidak mereka suka namun telah terbiasa disajikan.

3. Mereka sedang mengalami percepatan pertumbuhan

Nafsu makan anak berfluktuasi dari tahun ke tahun, bahkan hari ke hari. Balita dan anak-anak prasekolah misalnya, dikenal pada fase usia yang kerap 'makan sangat sedikit pada suatu hari dan banyak makanan pada hari berikutnya'. Ketika anak-anak mengalami percepatan pertumbuhan, tiba-tiba terjadi peningkatan nafsu makan yang mungkin tampak di luar kebiasaan dan bahkan sulit untuk dipuaskan. Namun itu hal yang sangat normal Mums.

Selama masa pertumbuhan, Mums dapat membantu mendukung pertumbuhan tulang anak dengan menambahkan banyak protein dan kalsium ke dalam makanannya, termasuk cemilan. Menurut National Institute of Arthritis and Musculoskeletal and Skin Diseases, tulang adalah jaringan hidup yang membutuhkan kalsium dan vitamin D untuk membantu mendukung pertumbuhan dan kesehatan.

4. Anak tidak mau makan karena bosan

Makan secara emosional tidak hanya untuk orang dewasa. Terkadang bagi seorang anak, kata 'saya lapar' yang keluar dari mulutnya bisa mengindikasikan bahwa 'saya bosan, kesal, gugup atau hanya ingin makan'. Namun anak Mums mungkin juga menyamakan makanan dengan suatu kenyamanan.

Penelitian menunjukkan bahwa cara orang tua dan pengasuh dalam memberikan contoh regulasi emosi melalui perilaku makan juga dapat berdampak langsung pada cara anak mendekati makanan. Meskipun 'makan karena stres' tidak selalu buruk, namun makan yang selalu dilakukan secara emosional berpotensi menciptakan kebiasaan makan yang tidak sehat pada orang dewasa dan anak-anak.

5. Bingung antara lapar dan haus

Tidak jarang rasa haus disalahartikan sebagai rasa lapar. Anak-anak seringkali terlalu asyik bermain hingga lupa untuk tetap minum, terutama saat cuaca panas. Lapar dan haus adalah sinyal rumit yang dikendalikan oleh sistem saraf dan dideteksi oleh otak. Ini mungkin bisa menjadi penjelasan mengapa anak-anak dan orang dewasa terkadang bingung membedakan antara rasa haus dan lapar.

Cara Mengatasi Anak yang Selalu Lapar

Saat anak selalu merasa lapar, apa yang harus Mums lakukan? Untuk mengatasi anak yang selalu merasa lapar, pastikan Mums sudah memastikan penyebabnya dari 5 poin di atas. Jika memang penyebabnya makanan yang diberikan sebelumnya kurang mengenyangkan, ganti dengan makanan yang mengenyangkan, seperti biji-bijian kaya serat, protein, buah-buahan dan sayuran. Perlu dicatat, serat memainkan peran yang sangat penting dalam nutrisi.

Ingat, jangan terlalu banyak memberikan makanan dan minuman manis. Menurut American Dental Association, aaat anak Mums mengkonsumsi makanan tinggi gula, maka bakteri yang menempel di permukaan gigi akan meningkatkan produksi asam, sehingga dapat menggerogoti email gigi dan menyebabkan gigi berlubang.

 

Agar anak tidak selalu merasa lapar, buat jadwal waktu makan dan waktu cemilan. Jadwal makan membantu anak memulai kebiasaan makan yang baik di masa kanak-kanak. Libatkan anak dalam persiapan makan agar tidak bosan.

Terakhir, untuk mengatasi anak selalu lapar padahal ia hanya haus, sediakan botol atau cangkir air khusus untuk anak yang dapat diisi ulang sepanjang hari. Melalui cara ini, saat mereka mengatakan bahwa mereka lapar, Mums tentu dapat memecahkan masalahnya.

 

Dengan menggunakan strategi sederhana tadi, Mums bisa mengatasi masalah anak yang selalu merasa lapar. Anak kenyang, Mums pun bisa beraktivitas dengan nyaman tanpa terganggung rengekan si kecil yang selalu minta makan atau camilan. Semoga berhasil, Mums.

Referensi :

  • # Makanan
  • # Anak
  • # Makanan Sehat
  • # Gizi Anak
  • # Kesehatan anak
  • # Camilan anak