Ruby Astari
15 Mei 2020
freepik.com

Pendidikan Seks untuk Balita

Informasi kesehatan ditinjau dan diedit oleh
dr. Yurika Elizabeth Susanti

“Untuk apa? Kan mereka masih kecil.”

 

Pendidikan seks untuk balita? Mungkin Mums termasuk orang tua yang akan merespons usulan ini dengan kalimat di atas. Padahal, pendidikan seks untuk balita harusnya sudah dimulai sedini mungkin, yaitu sejak si Kecil mulai penasaran dengan tubuhnya sendiri. Daripada terlambat, lebih baik dimulai segera. Jangan sampai anak tumbuh dengan pemahaman keliru soal seksualitas.

 

Mengapa Pendidikan Seks pada Anak Cenderung Sulit Diterapkan

Jangankan anak-anak dan remaja, orang dewasa saja masih banyak yang canggung membahas soal ini. Apalagi, banyak yang beralasan bahwa persepsi budaya timur membuat pendidikan seks malah cenderung dianggap tidak pantas untuk dibahas. Padahal, ada cara-cara tertentu untuk mengedukasi anak soal seksualitas – bahkan sejak usia dini.

 

Baca juga: Ingin Mengajak Si Kecil Berpuasa? Ini Dia Aturannya, Mums!

 

Eksplorasi Awal Tubuh

Ketika anak-anak belajar berjalan dan berbicara, mereka juga mulai belajar tentang tubuh mereka. Ajarkan sebutan yang tepat untuk organ reproduksi si Kecil, misalnya selama waktu mandi. Jika anak menunjuk ke bagian tubuh, sebut saja dengan istilah yang benar. Ini juga saat yang tepat untuk menunjukkan bagian tubuh apa saja yang pribadi dan tidak boleh disentuh orang lain tanpa seizinnya.

 

Jangan tertawa, terlihat geli, atau memasang ekspresi jengah saat menjelaskan organ reproduksi si Kecil, Mums. Jelaskan sesuai dengan usia dan kapasitas anak dalam menerima informasi tersebut. Bila si Kecil ingin tahu lebih lanjut, dia akan bertanya lagi dengan sendirinya.

 

 

Bagaimana Bila Anak Memainkan Alat Kelaminnya Sendiri di Depan Umum?

Banyak balita mengekspresikan keingintahuan seksual alami mereka dengan cara menstimulasi diri. Bila anak sampai memainkan penis atau vaginanya di depan umum, segeralah berusaha mengalihkan perhatian mereka dengan kegiatan lain. Ingatkan juga bahwa yang mereka perbuat tidak boleh dilakukan di depan umum. Alasannya? Tentu saja tidak pantas karena organ reproduksi bukan untuk diperlihatkan ke semua orang.

 

Namun, bisa jadi anak berbuat begitu karena hal lain. Misalnya, gelisah, kurang perhatian dan kasih sayang di rumah, hingga kemungkinan mengerikan lainnya seperti menjadi korban pelecehan.

 

Seram ya, Mums? Makanya, jangan ragu untuk mengajari si Kecil bahwa organ reproduksi seksualnya tidak boleh disentuh siapa pun tanpa seizinnya. Ajari anak sejak dini bahwa dia memiliki otonomi atas tubuhnya sendiri. Jika anak menunjukkan gejala perilaku yang menurut Mums agak mengkhawatirkan terkait seksualitas, bawalah ke dokter anak untuk pemeriksaan lebih lanjut.

 

Baca juga: Makanan Ini Bisa Pengaruhi Suasana Hati Si Kecil, Lho!

 

Ingin Tahu Alasan Tubuh Anak Laki-laki dan Perempuan Berbeda

Selain penasaran dengan tubuhnya sendiri, anak pasti juga penasaran dengan tubuh anak-anak lain. Ini wajar bagi anak berusia 3-4 tahun. Apalagi, bila anak-anak lain berbeda jenis kelamin dengannya.

 

Meskipun anak tidak bermaksud apa-apa, ada baiknya Mums dan Dads mengawasi untuk memastikan si Kecil tidak melewati batas. Misalnya, saat ia mengintip dan menyentuh temannya atau membiarkan temannya balas mengintip dan menyentuhnya. Katakan bahwa itu bukan hal yang baik untuk dilakukan disertai dengan alasan yang bisa ditangkap oleh anak seusianya.

 

Pendidikan Seks untuk Anak adalah Proses

Seperti yang sudah disebutkan, penjelasan mengenai pendidikan seks pada anak harus disesuaikan dengan usianya. Artinya, prosesnya dilakukan secara bertahap, bukan sekali duduk Mums bisa langsung menceritakan semuanya.

 

Jika ada yang sedang hamil di keluarga, baik Mums atau tante si Kecil, bersiaplah. Anak pasti akan bertanya-tanya mengenai asal mula bayi (termasuk dirinya sendiri). Terkait pendidikan seks untuk balita, inilah beberapa pertanyaan yang mungkin akan ditanyakan si Kecil:

 

  1. “Kenapa bayi bisa ada di perut Mama?”

Untuk soal ini, Mums bisa memilih menunda penjelasan hingga si Kecil cukup umur atau menjawab pertanyaan berdasarkan kepercayaan agama masing-masing, seperti, “Mama dan papa berdoa kepada Tuhan untuk punya bayi dan Tuhan memberikan bayi.”

 

  1. “Bagaimana cara bayi lahir?”

Mums bisa menjelaskan begini, “Bayi lahir karena dokter dan suster membantu ibunya.” Tidak perlu menjelaskan lebih detail karena si Kecil juga tidak akan mengerti. Toh, Mums juga tidak bohong, semua ibu pasti butuh bantuan dokter dan suster saat melahirkan bayi.

 

  1. “Kenapa aku punya penis, tetapi temanku tidak?”

Di sini, Mums bisa menjelaskan bahwa inilah yang membedakan tubuh anak laki-laki dan perempuan. Anak laki-laki punya penis, sementara anak perempuan punya vagina. Tidak perlu memberi istilah aneh-aneh untuk organ reproduksi agar anak tahu dengan benar.

 

Tentu saja, rasa ingin tahu si Kecil tidak akan berhenti sampai di situ. Seiring bertambahnya usia, anak akan semakin punya banyak pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaannya pun akan semakin mendetail. Nah, di sinilah Mums akan selalu ditantang untuk memberikan jawaban dengan terminologi yang benar.

 

Ada perasaan tidak nyaman dan was-was? Pastinya ya, Mums, karena pendidikan seks untuk balita yang tepat akan berpengaruh besar terhadap masa depannya kelak. (AS)

 

 

Sumber

 

  • # TBN Tumbuh Kembang
  • # Bayi & Balita
  • # TBN 4 Tahun