Ana Yuliastanti
10 Maret 2023
shutterstock

Minggu Kepedulian Glaukoma, JEC Adakan Operasi Implan Glaukoma Gratis

Glaukoma saat ini menjadi penyebab kebutaan tertinggi kedua setelah katarak. Kebanyakan glaukoma tidak bergejala namun berpotensi memberi dampak yang lebih fatal: kebutaan permanen. Menurut Prof. DR. dr. Widya Artini Wiyogo, Sp.M(K), Guru Besar Tetap Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Dokter Subspesialis Glaukoma, dan Ketua JEC Glaucoma Service, JEC Eye Hospitals & Clinics, sebagian besar penderita glaukoma mengalami kecemasan dan depresi karena khawatir mengalami kebutaan.

 

“Glaukoma ditandai dengan keterbatasanlapang pandang akibat tekanan pada bola mata, sehingga aktivitas sehari-hari terganggu. Mereka juga dapat mengalami kendala fungsi sosial karena mulai menghilangnya penglihatan, hingga efek samping pengobatan, serta pengaruh finansial akibat biaya pengobatan yang dikeluarkan,” papar Prof. Widya.

 

Menurut Prof. Widya, di Indonesia permasalahan glaukoma masih memprihatinkan lantaran penderita seringkali baru mencari pengobatan ketika sudah pada stadium lanjut. Lebih dari 80 persen kasus glaukoma muncul tanpa gejala. Ini yang membuat glaukoma dijuluki sebagai ‘si pencuri penglihatan’. Karenanya, penatalaksanaan glaukoma sedini mungkin sangatlah krusial agar progresivitas penyakit ini dapat dikontrol dan kerusakan saraf mata bisa diperlambat sehingga kebutaan pun tercegah.

 

Data terakhir Kementerian Kesehatan dalam laporan “Situasi Glaukoma di Indonesia” (2019) memprediksi jumlah penderita glaukoma secara global pada 2020 mencapai 76 juta – atau meningkat sekitar 25,6% dari angka satu dekade lalu yang masih 60,5 juta orang. Sementara di Indonesia, data yang sempat dirilis secara resmi barulah prevalensi glaukoma sebesar 0,46% (setiap 4 sampai 5 orang per 1.000 penduduk).  JEC sendiri hingga 2022 kemarin telah menangani hampir mencapai 110.000 kunjungan pasien glaukoma selama 3 tahun terakhir. 

 

Baca juga: Penderita Diabetes Berisiko Glaukoma, Bagaimana Mencegahnya?

 

Implan Glaukoma

Tahun ini, dalam rangka World Glaucoma Week 2023, JEC Eye Hospitals and Clinics mengadakan tindakan operasi implan glaukoma secara gratis kepada 100 penderita dalam rangkaian aktivitas bertema "Building the Ecosystem to Fight Glaucoma". Tindakan operasi tersebut akan dilangsungkan secara bertahap sepanjang 2023 dengan penerima manfaat yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Titik pelaksanaan operasi akan melibatkan hampir seluruh cabang JEC Eye Hospitals and Clinics,

 

Implan glaukoma merupakan prosedur bedah untuk menurunkan tekanan dalam bola mata pada pasien glaukoma. Operasi ini menjadi pilihan utama bagi pasien glaukoma dengan tekanan bola mata yang tetap tidak terkontrol, atau terjadi kerusakan saraf mata yang berat, dan sudah tidak mampu merespons terapi lainnya.

 

Prosedur implan glaukoma melibatkan pemasangan implan kecil di dalam mata (berupa tabung silikon kecil/trabekular mikro) untuk membantu mengalirkan cairan agar keluar dari bola mata dan menurunkan tekanan intraokular.

 

Deteksi dini menjadi faktor kunci untuk mencegah terganggunya penglihatan akibat glaukoma. Cek kesehatan mata secara berkala dapat mendeteksi glaucoma dengan cara pemeriksaan tekanan bola mata, evaluasi struktur saraf mata (Optical Coherence Tomography), pemeriksaan luas lapang pandang (Humphrey Visual Field Perimetry), pemeriksaan sudut bilik mata depan (gonioscopy), hingga pemeriksaan optic disc dan retina mata (Foto Fundus).

 

“Dengan kesadaran mengenai glaukoma yang terus meningkat, harapan kami, masyarakat semakin terdorong untuk melakukan pengecekan mata secara rutin sehingga potensi glaukoma bisa dicegah. Selain itu, adanya dukungan fasilitas penanganan glaukoma yang dapat diandalkan, termasuk JEC Glaucoma Service, masyarakat Indonesia, terutama pasien glaukoma, segera mendapatkan penanganan yang tepercaya sehingga progresivitas glaukomanya dapat dikendalikan,” jelas Mubadiyah, Kepala Divisi Marketing dan Komunikasi, JEC Eye Hospitals & Clinics.

 

  • # Mata
  • # glaukoma