fitri Syarifah
01 Juni 2024
shutterstock

Mencampur ASI Kemarin dan Baru, Apakah Aman untuk Bayi?

Mums yang tidak punya kulkas khusus untuk menyimpan ASI, atau ingin mengurangi penggunaan plastik, mungkin punya ide mencampur ASI lama yang tersisa dengan ASI baru di satu kantong. Meski dibolehkan, namun ada beberapa situasi yang membuat Mums tidak dianjurkan mencampur ASI terutama ASI kemarin dengan ASI baru.

Saat membahas ASI, keselamatan bayi adalah prioritas utama. Oleh karena itu, Mums perlu tahu pedoman khusus untuk memastikan keamanan mencampur ASI hari ini dan ASI kemarin atau ASI terdahulu, dan menghindari kontaminasi.

Bolehkah Mencampur ASI dari Hari yang Berbeda?

Sebuah penelitian yang dirilis di Journal of Hospital Infection 2016, menemukan bahwa menggabungkan ASI tidak meningkatkan kontaminasi bakteri seperti yang diperkirakan orang pada awalnya. Namun para peneliti mencatat bahwa cara terbaik untuk memastikan ASI bebas kontaminasi adalah dengan rajin menjaga kebersihan dan memastikan pompa serta perlengkapan ASI steril.

Studi lain mendukung temuan ini. Namun uniknya, meskipun mencampur ASIP (ASI perah) tidak meningkatkan risiko kontaminasi, tetapi sebaiknya Mums tidak melakukan hal ini. Alasannya, dari hasil penelitian ditemukan bahwa kandungan nutrisi dan kalori pada susu campuran ternyata tidak selengkap ASI yang tidak dicampur.

Jika Mums belum yakin, berikut ini beberapa alasan Mums sebaiknya tidak mencampur ASI baru dengan ASI yang sudah lebih lama:

1. Kemungkinan kontaminasi

Jika Mums tidak yakin dengan kebersihan botol atau penyimpanan ASI, atau lupa mencuci tangan sebelum memerah ASI, sebaiknya Mums tidak mencampur ASI baru dengan ASI lama. Lebih baik buang ASI yang menurut Mums tidak higienis daripada mencemari ASI yang bersih dan steril.

2. Bayi prematur

Jika bayi Mums lahir prematur atau memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, kemungkinan besar Mums akan diberi petunjuk tentang cara mengumpulkan dan menyimpan ASI dengan aman. Misal, setelah memerah, Mums harus segera menutup dan menyimpannya. Setelah tertutup rapat, jangan buka kembali wadahnya hingga siap digunakan. Menjaga botol tetap tertutup mencegah kontaminasi.

3. Berbagi ASI

Saat Mums menggunakan ASI donor, sebaiknya lebih ketat menerapkan pedoman penyimpanan ASI, termasuk tidak mencampur ASI. Perlu diingat, situasi setiap ibu menyusui berbeda-beda.

Cara Mencampur ASI dari Hari yang Berbeda

Jika Mums terpaksa mencampur ASI lama dan baru, mungkin karena stok ASI Mums tidak berlimpah, atau karena alasan mengurangi penggunaan plastik, mengurangi kebutuhan ruang penyimpanan, inilah aturan menggabungkan ASI.

1. Menambahkan ASI segar ke dalam ASI suhu ruangan

Mums dapat langsung menambahkan ASI yang baru diperah ke dalam ASI lama yang sudah didiamkan di suhu ruangan, selama ASI lama belum kedaluwarsa. ASI segar dapat bertahan pada suhu ruangan hingga empat jam.

Saat Mums menambahkan ASI baru ke dalam botol ASI lama, Mums harus perhitungkan waktunya. Misalnya, jika Mums menambahkan ASI baru ke dalam ASI yang sudah dipompa tiga jam sebelumnya dan dibiarkan di suhu ruangan, maka campuran ASI ini dianggap sudah berumur tiga jam, meskipun umur ASI terbaru masih dalam hitungan menit. Campuran ASI ini harus dimasukkan ke dalam lemari es atau dibekukan dan jangan dibiarkan di suhu ruang hingga empat jam.

2. Mencampur ASI segar ke ASI yang didinginkan

Kalau kasusnya seperti ini, Mums perlu mendinginkan ASI yang baru dipompa terlebih dahulu. Jangan gabungkan ASI yang baru dipompa dengan ASI beku atau dingin agar ASI sebelumnya tidak ikut hangat.

Sebaiknya, masukkan ASI segar ke dalam lemari es selama 30 menit hingga satu jam. Kemudian, setelah dingin, Mums bisa memasukkannya ke dalam wadah ASI dingin lainnya. Perlu diingat, jika Mums mengumpulkan ASI tersebut pada hari yang berbeda, semua ASI tersebut harus diberi label tanggal pengumpulan terlama.

3. Menambahkan ASI segar ke ASI yang sudah dicairkan

Jika Mums telah mencairkan ASI lama dan ingin mencampur dengan ASI segar, pastikan suhunya sama. Namun, ini tidak dianjurkan. Lebih baik Mums memberikan ASI segar yang diberikan melalui DBF atau botol, secara terpisah. Jika bayi masih belum kenyang, baru diberian ASI yang sudah dicarikan. Dengan cara ini, ASI segar tidak akan terbuang sia-sia mengingat kualitasnya lebih bagus daripada ASI yang sudah dibekukan dan dicarikan terlebih dahulu. Jika masih ada sisa ASI di akhir menyusui, maka ASI yang sudah dicairkanlah yang akan dibuang.

Selain itu, Mums sebaiknya tidak mencampur ASI yang baru dipompa ke dalam botol ASI yang sudah dicairkan jika ingin menyimpannya dalam jangka panjang. Setelah Mums mencairkan ASI beku, jangan membekukannya lagi jika masih ada sisa. Mums harus menggunakannya dalam waktu 24 jam atau membuangnya. Serta jika Mums ingin menyimpan ASI segar, sebaiknya pisahkan dari ASI yang sudah dicairkan.


Mencampur ASI dari berbagai waktu pemerahan bisa membantu kebutuhan bayi. Terutama jika ASI Mums tidak terlalu banyak. Namun perlu diingat, jika bayi tidak menghabiskan ASInya, ASI tersebut tidak dapat dibekukan kembali atau disimpan, dan Mums harus membuangnya setelah dua jam.

Referensi:

  • # ASI
  • # Menyusui
  • # ASI Eksklusif
  • # Booster ASI