Ana Yuliastanti
17 Maret 2025
Shutterstock

Mau Anak Cerdas, Pastikan si Kecil Tidak Kekurangan Zat Besi!

Semua orang tua menginginkan anak yang sehat dan cerdas. Anak dengan kecerdasan majemuk akan memiliki masa depan yang lebih gemilang. Kalau mau anak cerdas, caranya gimana? Tentu saja nutrisi adalah faktor penting yang tidak boleh diabaikan.


Dijelaskan Dr. dr. Dian Novita Chandra, M.Gizi, Dokter Gizi Medik, bahwa perkembangan otak anak sangat tergantung pada asupan nutrisi yang dikonsumsi. Mau tahu lebih jauh nutrisi apa saja yang penting untuk mengoptimalkan perkembangan otak si kecil?


Zat Besi penting untuk menunjang kecerdasan anak

dr. Dian menjelaskan, bahwa selain DHA yang sudah banyak diketahui merupakan nutrisi penting untuk perkembangan otak, ada satu nutrisi lain yang kerap terlupakan yaitu zat besi.


“Selain DHA, zat besi juga merupakan salah satu mikro nutrisi penting yang harus terpenuhi pada masa 5 tahun pertama kehidupan anak untuk mengoptimalkan kepintarannya terutama fokus dan memori belajar. Maka dari itu, orang tua harus mewaspadai kekurangan zat besi pada anak, karena kondisi tersebut dapat menghambat perkembangan psikomotor dan mengganggu daya pikir anak,” jelasnya dalam media gathering yang diselenggarakan SGM Eksplor di Jakarta, 17 Maret 2025.


Sayangnya, banyak anak Indonesia yang masih kekurangan zat besi dan tidak terdeteksi. Data menunjukkan 1 dari 3 anak Indonesia berisiko kekurangan zat besi. Meskipun begitu, masih banyak orang tua yang tidak menyadari dampak buruk apabila anak kekurangan zat besi.


Sebuah survei menunjukkan bahwa 50% ibu tidak tahu bahwa kekurangan zat besi dapat berdampak pada kepintaran anak.


Permasalahan kekurangan zat besi pada anak harus menjadi perhatian serius berbagai pihak. Penelitian terbaru the South East Asian Nutrition Survey II Indonesia (SEANUTS II) menunjukkan bahwa sebagian besar anak Indonesia tidak memenuhi asupan zat besi yang direkomendasikan, dimana rata-rata konsumsi asupan zat besi anak Indonesia hanya 65,8 persen dari Angka Kebutuhan Gizi (AKG) yang disarankan.


“Untuk memenuhi asupan zat besi yang optimal, dapat dilakukan dengan memberikan asupan gizi seimbang yang banyak bersumber dari protein hewani yang kaya zat besi. Selain itu, untuk memaksimalkan penyerapan zat besi dalam tubuh, juga dibutuhkan Vitamin C. Dalam memenuhi kebutuhan nutrisi harian anak, bisa juga dipertimbangkan untuk melengkapinya dengan sumber nutrisi yang difortifikasi, seperti susu pertumbuhan yang dilengkapi dengan zat besi dan vitamin C. Konsumsi zat besi yang disertai dengan vitamin C dapat meningkatkan penyerapan zat besi hingga 2x lipat,” jelas dr. Dian.


Lebih lanjut dr. Dian menjelaskan, studi menunjukkan bahwa berdasarkan perbandingan Nilai Gizi yang tercantum pada kemasan, susu pertumbuhan terfortifikasi memiliki kandungan nutrisi penting yang lebih banyak seperti zat besi, vitamin C, DHA, minyak ikan, dibanding susu cair yang beredar di pasaran.


“Pemberian susu pertumbuhan terfortifikasi zat besi dan vitamin C pada anak usia 1-3 tahun terbukti bantu penuhi kebutuhan zat besi harian anak sesuai angka kecukupan gizi (AKG) lebih baik,” ujar dr. Dian.


Deteksi Dini Kekurangan Zat Besi

Nah, apakah si kecil sudah cukup asupan zat besinya? Ada baiknya Mums melakukan skrining faktor risiko kurang zat besi secara rutin ke dokter. Skrining ini sebagai salah satu upaya penting untuk pencegahan dan deteksi dini masalah kekurangan zat besi anak.


Jika Mums belum sempat ke dokter, bisa lho cek kadar zat besi dengan Kalkulator Zat Besi. Ini adalah alat bantu non-medis untuk deteksi dini faktor risiko kekurangan zat besi pertama di Indonesia dan hasilnya bisa diketahui hanya kurang dari 3 menit.


Kalkulator Zat Besi dapat digunakan secara mandiri dan dapat dijadikan sebagai alat pemantauan berkala sebelum pemeriksaan selanjutnya oleh pelayan kesehatan. Tahun 2025, SGM Eksplor berkomitmen melakukan deteksi dini kekurangan zat besi pada 1.5 juta anak Indonesia. (AY)



  • # Zat besi
  • # Nutrisi
  • # Gizi Anak
  • # Anak Cerdas