GueSehat
08 Maret 2017
freepik.com Designed by Pressfoto

Kenali Gejala dan Penanganan TBC pada Anak

Penyakit TBC atau tuberkulosis merupakan salah satu penyakit pernapasan yang selama ini ditakuti oleh kebanyakan orang. TBC disebabkan oleh infeksi bakteri yaitu bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja, tidak terkecuali anak-anak.

 

TBC memang dapat menyerang siapa saja, namun perlu diketahui bahwa gejala yang timbul pada penderita TBC dewasa dan anak-anak bisa berbeda. TBC yang terjadi pada anak-anak umumnya masih sangat sulit untuk diidentifikasi dibanding dengan TBC yang diderita oleh orang dewasa. Hal ini karena gejala TBC pada anak-anak tidak menunjukkan gejala khas dari TBC pada umumnya seperti batuk berdahak yang biasa terjadi pada orang dewasa. Karena kesulitan dalam mendiagnosis TBC pada anak inilah, maka banyak anak-anak yang terserang virus TBC menjadi terlambat untuk ditangani.

 

Untuk menjawab kebingungan Kamu atas kepastian diagnosis TBC yang terjadi pada anak-anak, berikut ada sedikit gambaran umum mengenai gejala yang mungkin ditunjukkan ketika anak mengalami TBC:

  1. Berat badan anak yang terus mengalami penurunan selama 3 bulan berturut-turut tanpa adanya penyebab yang jelas. Berat badan juga tidak akan naik dalam 1 bulan meskipun anak sudah mendapatkan penanganan gizi yang baik.
  2. Anak mengalami penurunan nafsu makan.
  3. Mengalami demam tinggi, kemudian demam akan turun dalam beberapa hari. Namun tidak lama, demam akan kembali lagi, dan sembuh lagi. Hal ini akan terjadi selama berulang-ulang dalam jangka waktu yang lama dan tanpa sebab yang jelas.
  4. Anak akan mengalami kondisi lemah, letih, lesu, lemas, loyo, dan lambat.
  5. Perkembangan dan pertumbuhan anak akan terhambat.
  6. Terjadi pembesaran kelenjar limfa pada bagian bawah kulit, biasanya paling sering pada bagian leher, ketiak, dan lipatan paha. Namun pembesaran kelenjar limfe ini tidak menimbulkan rasa sakit ketika ditekan.
  7. Batuk lama atau berulang, namun tidak berdahak.
  8. Mengalami diare dalam waktu yang cukup lama.

 

Selain beberapa gejala di atas, ada hal lain yang membedakan TBC orang dewasa dengan anak-anak, yaitu TBC pada anak tidak akan menular kepada anak lain. Namun, ada kemungkinan jika anak terserang TBC disebabkan karena adanya penularan virus dari orang dewasa.

 

Beberapa gejala yang telah disebutkan sebelumnya merupakan perkiraan gejala yang mungkin dialami oleh anak-anak ketika menderita TBC. Meski begitu, gejala yang ditunjukkan belum dapat menjadi indikator pasti bahwa anak menderita TBC. Nah, untuk mendapat diagnosis yang tepat apakah anak mengalami TBC atau tidak, perlu dilakukan beberapa pengujian seperti uji tuberkulin atau uji mantoux. Uji tuberkulin dilakukan dengan cara menyuntikkan tuberkulin PPD intrakutan pada bagian volar lengan bawah. Reaksi obat ini dapat dilihat antara 48-72 jam setelah penyuntikan dilakukan. Hasil pengujian ini akan menunjukkan apakah anak positif terserang TBC atau tidak.

 

Jika anak telah didiagnosis mengalami TBC, biasanya anak akan diberikan penanganan yang serupa dengan orang dewasa yang menderita TBC. Salah satu penanganan yang akan dilakukan adalah dengan pemberian beberapa kombinasi 3-4 macam obat dalam jangka waktu kurang lebih 6 bulan.

 

TBC pada anak bukanlah suatu hal yang bisa disepelekan. Penyakit ini tidak hanya akan menyerang sistem pernapasan anak saja, melainkan bisa menyerang organ lain seperti tulang, mata, bahkan otak yang dapat berakibat pada kecacatan. Maka dari itu, sangat penting untuk mengetahui segala hal mengenai TBC pada anak, mulai dari gejala hingga cara penanganannya sehingga tidak ada kata terlambat untuk mengobatinya.

  • # TBC
  • # Tuberkulosis Paru (TBC)
  • # Kesehatan anak
  • # Gue Lawan TBC