GueSehat
05 Februari 2018
pixabay.com

Kelainan Genital pada Si Kecil

Bagi calon orang tua, waspadai kelainan genital yang biasa dialami bayi. Lakukanlah pengecekan untuk mengetahui apakah si Kecil mengalami kelainan pada organ genitalnya saat dilahirkan. Walaupun kasus ini tidak terlalu banyak terjadi, tetapi Mums tetap perlu melakukannya. Jika terlambat ditangani, kelainan ini bisa memengaruhi fungsi organ reproduksi si Kecil ketika dewasa.

 

Kelainan pada Penis Bayi Laki-laki

  • Kulupnya kecil (fimosis)

Kondisi ini dapat dideteksi sedini mungkin. Biasanya anak dengan ujung kulup kecil ditandai dengan sering menangis saat buang air kecil. Fimosis bukan merupakan kelainan serius dan bisa diatasi dengan cara disunat. 

  • Penis berukuran kecil (mikropenis)

Mikropenis merupakan penis yang berukuran kecil atau terlihat pendek dengan ukuran kurang dari 2,5 cm, tetapi testis terlihat normal. Umumnya, si Kecil lahir dengan ukuran penis kurang lebih 3-3,5 cm. Kelainan mikropenis ini sering terjadi dan perlu diperhatikan ketika si Kecil lahir karena bisa memengaruhi fungsi reproduksinya nanti. Mikropenis ini disebabkan oleh kelainan hormon.

Baca juga: Bentuk Penis Berubah Seiring Bertambahnya Umur
  • Hidrokel

Kondisi ini terjadi apabila terdapat cairan di dalam skrotum. Penyebabnya adalah gangguan pada distribusi cairan pembuluh vena pada skrotum dan longgarnya ligamen yang membatasi rongga perut dan skrotum. Biasanya kondisi ini tidak memberikan gejala, tetapi nampak ukuran skrotum lebih besar dibandingkan ukuran normal.

  • Kelainan pada lubang pipis (epispadia/hipospadia)

Normalnya, posisi lubang pipis berada di ujung batang penis. Namun, ada beberapa kasus lubang pipis tersebut tidak pada tempatnya. Jika terdapat di sepanjang batang penis, disebut hipospadia atau jika di bagian atas penis disebut epispadia. Untuk mengetahui kelainan ini, Mums bisa mengetahuinya dengan melihat lubang pipis anak. Cara mengatasi kelainan ini adalah melalui pembedahan untuk dibuatkan lubang pipis di tempat yang normal atau semestinya. 

  • Hernia

Hernia merupakan turunnya usus ke kantong buah zakar karena lemahnya ligamen antara perut dan alat reproduksi. Usus yang turun ini bisa mendesak testis dan mengganggu aliran darah yang menyebabkan nekrosis. Hernia ditandai dengan benjolan pada pusar atau lipatan paha. Si Kecil akan menangis jika sudah merasakan nyeri. Penanganan hernia bisa melalui tindakan operasi untuk mengembalikan posisi usus.

  • Hermaphrodit

Kondisi ini ditandai dengan ukuran penis yang kecil dan skrotumnya tidak berbentuk buah zakar, melainkan seperti bibir vagina. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh adanya mutasi gen atau kelainan kromosom. Penanganan dari kondisi hermaphrodit ini tidak hanya tindakan medis, namun juga edukasi dan konseling bagi Mums dan Dads.

 

Kelainan pada Vagina Bayi Perempuan 

  • Adhesi labial

Menyatunya bibir bagian luar vagina dengan kemaluan wanita. Untuk mendiagnosis kondisi ini biasanya dilakukan pengamatan pembukaan vagina oleh labia dengan selaput berwarna putih yang bisa mengindikasikan adanya pelekatan. Pada beberapa anak perempuan, adhesi labial ini tidak menunjukkan gejala, tetapi ada beberapa yang mengeluh sakit, sulit buang air kecil atau terkena infeksi saluran kemih. Penyebab adhesi labial kemungkinan adalah tingkat hormon esterogen yang rendah atau iritasi pada kemaluan dan terjadi pada 6-8 minggu setelah lahir.

Baca juga: Apa Saja Perubahan yang Terjadi pada Vagina Seiring Usia?
  • Agnesis vagina

Kondisi agnesis vagina ini terjadi jika lubang vagina tidak terbentuk. Ini terjadi pada saat embrio di mana tidak terbentuk saluran kelamin bagian bawah yang sempurna. Apabila si Kecil mengalami kondisi ini, sebaiknya langsung konsultasikan pada dokter spesialis anak. Kondisi ini juga bisa terjadi karena lubang vagina si Kecil ditutupi oleh kotoran yang menumpuk dan untuk membersihkannya, Mums bisa membawa si Kecil ke dokter spesialis anak terlebih dahulu. (AP/OCH)

 

  • # Anak
  • # Kesehatan Reproduksi
  • # TBN Kesehatan
  • # TBNBulan14