Jika Ditemukan Sebelum Ada Gejala, Peluang Sembuh dari Kanker Payudara Lebih Besar
Di Indonesia. Kesadaran untuk skrining kanker payudara masih rendah. Seringnya, kanker payudara terdeteksi secara tidak sengaja. dr. Agnes, Kepala Departemen Medical Check Up (MCU) MRCCC Siloam Hospitals Semanggi membagikan pengalamannya.
“Kanker payudara sering ditemukan tidak sengaja ketika chek up kesehatan rutin. Ketika menemukan hasil yang tidak menggembirakan, misalnya ada benjolan di payudara secara tidak sengaja, ini sebenarnya sinyal yang bagus, karena dapat segera dilakukan rencana terapi,’’ jelasnya dalam Diskusi “Pendekatan Multidispilin Kanker Payudara Stadium Lanjut” di Jakarta, 28 Oktober 2025.
Berbagai Metode Deteksi Dini Kanker Payudara
dr. Nina I.S.H. Supit, Sp.Rad PRP (K), Kepala Departemen Radiologi MRCCC Siloam Hospitals Semanggi, menambahkan, saat ini ada beberapa metode atau cara mendeteksi kanker payudara. SADARI atau periksa payudara sendiri bisa dilakukan di rumah, atau datang ke fasilitas kesehatan untuk melakukan USG atau mammografi.
Mammografi masih menjadi gold standard dalam skrining kanker payudara dan disepakati di seluruh dunia. “Dnegan teknologi terbaru mammografi, dapat mendeteksi benjolan tumor kanker payudara di ukuran sangat kecil, sekitar 0,3-0,4 milimeter, namun paparam radiasinya rendah, dan waktu deteksi hanya 5 detik,” jelas dr. Nina.
Mammografi sebaiknya dilakukan mulai umur 40 tahun, dan wanita yang belum berusia 40 tahun dapat melakukan USG payudara setelah usia 35 tahun. “Kecuali ada riwayat kanker payudara di keluarga, boleh melakukan mammografi mulai usia 35 tahun,” tambah dr. Nina.
Dr. Siti Nadia Tarmizi, Direktur Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan RI menjelaskan, akses terhadap alat skrining seperti mammografi memang masih belum merasa meskipun saat ini sudah ada 169 unit mammografi di seluruh Indonesia. Pemerintah menargetkan menambah USG payudara di Puskesmas.
“Pemeriksaan kanker payudara sudah termasuk dalam CKG (Cek Kesehatan Gratis). Kita juga mendorong agar pemeriksaan kanker payudara sepaket dengan MCU. Makanya kita dorong ketersediaan mammografi. Dulu masih sedikit jadi mahal, sekarang kita sediakan di banyak kota, dan kita dorong mammografi jadi bagian dari MCU,” jelasnya.
Perawatan Multidisiplin Kanker Payudara Stadium Lanjut
Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Subspesialis Hematologi Onkologi Medik MRCCC Siloam Hospitals Semanggi, DR. dr. Andhika Rahman, SpPD-KHOM memaparkan, ada studi yang menunjukkan, kanker payudara yang ditemukan secara tidak sengaja, misalnya saat melakukan MCU, lebih baik ketimbang yang ditemukan karena ada keluhan. “Kalau sudah ada gejala, artinya kanker sudah lebih lanjut stadiumnya,” tegasnya.
Kalau ditemukan pada sedini mungkin, makin tinggi tingkat kesembuhannya. Pada stadium 1, survival rate 5 tahun mencapai 90%, sedangkan pada stadium 4 cuma 20%. Jadi makin dini kanker ditemukan makin bagus, pengobatan lebih simple, dan efek samping lebih sedikit.
“BPJS Kesehatan kita sudah sangat bagus, hampir semua pengobatan ditanggung. Namun sedihnya, bahkan di daerah-daerah sekitar Jakarta pun, masih banyak diperlukan edukasi agar pasien mau menjangkau pemeriksaan kanker,” jelasnya.
Menurut dr. Andhika, temuan dini kanker payudara dapat mengurangi jumlah kanker payudara stadium lanjut hingga 80%. Bagi pasien kanker payudara stadium lanjut, maka beberapa rumah sakit seperti MRCCC Siloam Hospitals Semanggi, sudah melakukan pendekatan multidisiplin.
“Perawatan multidisiplin ini terbukti dapat meningkatkan kualitas hidup dan kesintasan pasien kanker payudara. Pendekatan multidisiplin meliputi strategi penanganan pasien dengan melibatkan kolaborasi berbagai spesialis medis dan tenaga pendukung. Tujuannya adalah memberikan perawatan yang paling komprehensif, personal, dan efektif bagi pasien,” jelasnya.
Pendekatan multidisiplin ini penting, karena pada kanker payudara stadium lanjut penyakit sudah menyebar ke jaringan sekitar atau organ jauh atau metastasis. Artinya, pengobatan tidak lagi hanya berfokus pada tumor di payudara, tapi juga bagaimana mengontrol penyebaran penyakit, mengurangi gejala seperti nyeri atau sesak, mempertahankan fungsi organ, dan menjaga kualitas hidup pasien.
-
# Kanker Payudara