Ella Nurlaila
02 Juli 2025
Shutterstock

Diam-diam Tensi Melonjak, Waspada Hipertensi dalam Kehamilan!

Hipertensi dalam kehamilan atau yang dikenal dengan istilah preeklamsia memang kadang tidak selalu bergejala. Tes tekanan darah menjadi cara awal untuk mendiagnosis hipertensi dalam kehamilan. Biasanya kondisi ini baru diketahui setiap kali bumil melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin 


Itu sebabnya, pemeriksaan kehamilan secara berkala penting dilakukan sebagai cara memantau perkembangan kehamilan juga mengidentifikasi kemungkinan berbagai komplikasi, seperti halnya dengan hipertensi dalam kehamilan ini. 

Baca juga: 12 Manfaat Buah Bit untuk Ibu Hamil, Salah Satunya Mencegah Hipertensi


Jenis Hipertensi dalam Kehamilan  


Tidak sedikit hipertensi dalam kehamilan yang muncul jauh sebelum kehamilan terjadi. Hanya saja memang tidak disadari oleh penderitanya. Dalam kondisi yang lain, hipertens bisa terjadi karena kehamilan atau saat hamil. 


Berikut ini jenis-jenis hipertensi dalam kehamilan yang sering ditemui : 


1. Hipertensi kronis 

Tekanan darah tinggi yang muncul sebelum kehamilan atau dalam 20 minggu pertama kehamilan. Karena hipertensi kronis ini biasanya tidak bergejala, jadi sulit menentukan kapan tepatnya dimulai, apakah saat hamil atau sebelum hamil. 


2. Hipertensi kronis dengan preeklamsia superimposed 

Terjadi ketika hipertensi kronis memburuk selama kehamulan. Dapat disertai dengan adanya protein dalam urin atau komplikasi lainnya. 


3. Hipertensi gestasional 

Tekanan darah tinggi yang muncul setelah 20 minggu kehamilan. Ditandai tanpa adanya kelebihan protein dalam urin dan tanpa kerusakan organ lainnya. namun, bisa berkembang menjadi preeklamsia.


4. Preeklamsia 

Hipertensi pada kehamilan jenis preeklamsia ini terjadi ketika hipertensi muncul setelah 20 minggu kehamilan dan disertai dengan berbagai kerusakan organ seperti ginjal, hati, darah, atau otak. Tana penanganan yang tepat, preeklamsia bisa menyebabkan komplikasi serius bahkan fatal. Termasuk menyebabkan eklamsia atau kejang pada ibu hamil. 


Dulu preeklamsia hanya didiagnosis jika terdapat tekanan darah tinggi dan protein dalam urin. Kini diketahui bahwa preeklamsia bisa terjadi meski tanpa protein dalam urin. 


Dampak Buruk Hipertensi dalam Kehamilan 


Sudah seharusnya hipertensi dalam kehamilan diwaspadai sedini mungkin, sebab ada bahaya mengancam di balik hipertensi dalam kehamilan. Apalagi dampak buruk hipertensi dalam kehamilan tidak hanya pada ibu melainkan juga bayi dalam kandungan.


Berikut ini berbagai risiko hipertensi dalam kehamilan yang perlu diwaspadai : 


1. Aliran darah ke plasenta berkurang 

Hipertensi pada kehamilan bisa menyebabkan bayi kekurangan oksigen dan nutrisi. Kondisi ini akan berujung pada pertumbuhan janin yang lambar, berat badan lahir rendah, atau kelahiran prematur. 


2. Solusio plasenta 

Kondisi ini terjadi ketika plasenta terlepas dari dinding rahim sebelum persalinan. Risiko ini akan meningkat pada penderita preeklamsia dan hipertensi. Dapat menyebabkan perdarahan hebat yang mengancam nyawa ibu dan bayi. 


3. Pertumbuhan janin terhambat 

Hipertensi dalam kehamilan bisa memperlambat atau menghentikan pertumbuhan janin. Kondisi ini dikenal dengan istilah Intrauterine Growth Restriction (IUGR), di mana janin dalam kandungan tidak tumbuh sesuai usia kehamilan, atau lebih kecil dari ukuran normal. 


4. Kerusakan organ

Hipertensi pada kehamilan yang tidak terkendali bisa merusak berbagai organ vital seperti otak, mata, jantung, paru, ginjal, hati, dan lainnya. Dalam kasus yang lebih parah, bahkan bisa mengancam nyawa. 


5. Persalinan prematur

Terkadang persalinan dini atau prematur menjadi opsi pahit untuk mencegah komplikasi yang lebih serius dari hipertensi dalam kehamilan ini. 


6. Penyakit jantung di masa depan 

Ibu yang mengalami hipertensi dalam kehamilannya, tidak boleh abai, sebab ia menyimpan potensi risiko penyakit jantung dan pembuluh darah di kemudian hari, terutama jika terjadi lebih dari sekali atau berakhir dengan kelahiran prematur.


Mums, itulah jenis-jenis hipertensi dalam kehamilan dan bahayanya bagi ibu juga bayi dalam kandungannya. Itu sebabnya hipertensi dalam kehamilan mesti dicegah semaksimal mungkin agar tidak terjadi. 


Caranya dengan menerapkan pola hidup sehat dan melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin, untuk memantau perkembangan kehamilan itu sendiri dan mendeteksi kemungkinkan adanya risiko hipertensi dalam kehamilan, maupun komplikasi kehamilan lainnya. 


Untuk mendapatkan kehamilan yang sehat dan terhindar dari risiko hipertensi dalam kehamilan, Mums bisa menambah wawasan dengan membaca berbagai artikel seputar kehamilan di aplikasi Teman Bumil dan dapatkan kesempatan berkonsultasi dengan para pakar yang kompeten di sini. 


Referensi : 

Whattoexpect. preeclampsia-blood-test

  • # Hipertensi
  • # Gejala Hipertensi