Cara Menghangatkan ASI Agar Nutrisinya Terjaga
Untuk ibu menyusui yang bekerja, pastikan stok ASI aman terkendali. Itu sebabnya menyimpan ASI dalam freezer mesti dilakukan jauh-jauh hari. Agar si kecil tetap bisa mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan pertamanya.
Pemberian ASI ini tentu saja mesti mengikuti aturan yang benar. Sebab ASI yang disimpan dalam kulkas mesti dihangatkan terlebih dahulu sebelum diberikan pada bayi. Cara menghangatkan ASI yang tepat harus dipahami agar nutrisi dalam ASI tidak rusak oleh proses menghangatkan yang tidak benar.
Cara Menghangatkan ASI yang Tepat
Berikut ini cara menghangatkan ASI yang benar :
Ambil ASI beku dari freezer, keluarkan dan diamkan hingga mencair. Untuk mencairkannya, letakkan ASI di dalam kulkas semalaman.
Panaskan air menggunakan teko atau microwave. Lalu tuangkan air yang sangat hangat, bukan air mendidih ya Mums, ke dalam mangkuk atau cangkir besar. Jangan pernah menaruh ASI di microwave atau panci mendidih di atas kompor. Sebab microwave tidak memanaskan makanan secara merata. Selain itu microwave diyakini bisa merusak nutrisi dan antibodi dalam ASI.
Masukkan kantong atau botol ASI yang masih tertutup rapat, dalam mangkuk atau cangkir besar berisi air hangat. Pastikan ASI tetap dalam wadah yang tertutup saat dihangatkan.
Saat merendam pastikan air tidak melewati bagian atas kantong atau botol, atau menyentuh segel untuk menghindari kontaminasi. Jika ASI tampak keruh saat dihangatkan, itu tandanya telah terjadi kebocoran dan ASI tidak layak untuk diminum.
Kemudian, biarkan ASI dalam air hangat selama 1-2 menit hingga mencapai suhu yang diinginkan.
Cucilah tangan hingga bersih maksimal untuk mengambil ASI dalam rendaman air hangat. Lalu tuangkan ASI ke dalam botol. Atau jika ASI sudah di dalam botol, pasang dot botol.
Aduk ASI, ingat ya Mums diaduk bukan digoyang atau dikocok, untuk mencampur lemak jika terpisah karena proses pembekuan.
Sebelum memberikan botol ASI kepada bayi, terlebih dahulu uji suhu ASI. Caranya lakukan dengan meneteskan sedikit ASI ke pergelangan tangan. Untuk mencegah kuman masuk ke dalam ASI, hindari mencelupkan jari ke dalam botol. Pastikan suhu ASI dalam keadaan
hangat, bukan panas.
Jika ASI terlalu panas, bisa membuat bayi mengalami sensasi luka bakar. Memanaskan ASI terlalu cepat pada suhu tinggi juga dapat merusak protein dan vitamin penting dalam ASI. Dalam beberapa kasus, juga bisa menyebabkan botol meledak jika dipanaskan terlalu lama. Selain itu, jangan pernah merebus ASI secara langsung karena akan merusak nutrisi ASI itu sendiri.
Jangan memanaskan kembali atau mengembalikan ASI yang sudah dipanaskan sebelumnya. Terkadang bayi menyisakan ASI yang sudah dihangatkan. Setelah dua jam berada di luar, sebaiknya buang sisa ASI. Ini membantu mencegah ASI menjadi busuk atau terkontaminasi kuman dari lingkungan luar.
Selalu gunakan botol dan kantong yang dirancang khusus untuk membekukan ASI. Pilih ukuran botol atau plastik sesuai kapasitas ASI yang dihasilkan. Juga kebutuhan bayi dalam mengonsumsi ASI dalam satu kali makan. Hal ini membantu mengurangi jumlah ASI yang tidak terpakai dan terbuang.
Jangan lupa untuk memberi label setiap kemasan kantong atau botol ASI yang disimpan. Tulis tanggal saat memompa ASI dilakukan. Gunakan ASI yang paling dulu untuk menjadi rotasi ASI tetap segar dan berurutan.
Durasi penyimpanan ASi di kulkas umumnya bisa bertahan hingga 4 hari. Dan dibekukan di dalam freezer bisa bertahan selama 12 bulan atau satu tahun lamanya. Namun, perlu diingat bahwa setelah 90 hari, keasaman ASI bisa meningkat dan nutrisi bisa menurun. Jadi, untuk kualitas terbaik, rencanakan untuk menggunakan ASI beku dalam waktu enam bulan setelah disimpan.
Agar ASI tidak Terkontaminasi
Jika bayi minum ASI secara berselang seling saat sudah masuk fase MPASI atau jika sedang bepergian, ASI mungkin bisa dibiarkan terbuka untuk sementara waktu. Keamanan ASI yang dibiarkan terbuka sangat bervariasi tergantung pada tingkat bakteri di lingkungan tersebut.
Ketentuan durasi ASI agar tidak terkontaminasi ketika berada di suhu ruangan sekitar 250C, yaitu :
Empat jam untuk ASI segar. Setelah empat jam berlalu, Mums harus menggunakan atau membuangnya.
Dua jam untuk ASI yang sudah disimpan dan dicairkan sebelumnya. Buanglah ASI yang telah dicairkan dan tidak digunakan setelah dua jam. Jangan membekukan atau memanaskan kembali ASI yang sudah dibekukan dan dicairkan.
ASI dapat bertahan 24 jam dalam tas pendingin berinsulasi dengan bantalan es beku yang bisa digunakan saat bepergian.
Pastikan ASI selalu tertutup rapat, jangan biarkan terbuka. Tutuplah dot dengan benar, pastikan tidak terkontaminasi ketika ASI didiamkan.
Mums, secara umum ASI yang disimpan di dalam kulkas lebih baik dibandingkan dengan ASI yang dibekukan dalam freezer karena selain lebih segar, nutrisi dan antibodinya akan lebih terjaga sehingga sesuai dengan kebutuhan bayi.
Namun, membekukan ASI dalam freezer yang nutrisinya masih tetap terjaga tentu saja lebih baik bila dibandingkan dengan susu formula. Karena itu, patuhi cara menghangatkan ASI yang benar sebelum dikonsumsi bayi. Agar nutrisi dan antibodi yang dibutuhkan tetap maksimal.
Referensi :
Healthline. how to warm breastmilk
Clevelandclinic.how to store your breast milk safety
-
# ASI
-
# ASI - Nutrisi
-
# TBN Menyusui
-
# TBN 0-6 Bulan