iera sipahutar
29 April 2021
freepik.com

Bukannya Bermanfaat, Ini Risikonya Jika Anak Terlalu Banyak Minum Susu

“Enggak apa-apa deh, anaknya kurang suka makan, yang penting masih mau minum susu.” Pemahaman seperti itu masih dipercayai oleh beberapa orang tua, lho. Apalagi di usia balita, si Kecil sudah bisa memilih-milih makanan, sehingga orang tua kelimpungan untuk merayunya makan. Akhirnya, susu menjadi jawaban untuk sumber nutrisinya. Tapi tunggu dulu, Mums perlu tahu kalau susu juga bisa merugikan jika dikonsumsi terlalu banyak. Yuk, simak infonya.

 

Risiko Terlalu Banyak Minum Susu

Pada 6 bulan pertama kehidupannya, susu adalah satu-satunya sumber nutrisi yang bisa dicerna oleh bayi. Kemudian ketika si Kecil mulai berkenalan dengan makanan padat, susu biasanya masih menjadi sumber nutrisi yang tetap diberikan hingga si Kecil berusia 3 tahun bahkan lebih.

 

Pasalnya, susu merupakan sumber protein, lemak, kalsium, vitamin D, dan kalium yang sangat baik untuk anak-anak, dengan catatan jika si Kecil tidak memiliki alergi protein susu atau intoleransi laktosa.

 

Namun, semua hal yang berlebihan tentu tidak baik. Sama seperti susu, meskipun merupakan minuman bergizi untuk si Kecil, tetap saja menjadi tidak menyehatkan jika mengonsumsi susu terlalu banyak. Bahkan, bisa menimbulkan risiko yang tidak main-main lho, seperti:

 

  • Sembelit

Salah satu masalah umum yang terjadi saat anak-anak minum terlalu banyak susu adalah sembelit. Pasalnya, susu mengenyangkan, tetapi tidak mengandung serat. Jadi, si Kecil kenyang dan makan lebih sedikit makanan yang mengandung serat. Kondisi ini terutama bisa menjadi masalah bagi balita yang minum lebih dari 500 ml susu setiap hari.

 

  • Terkena anemia

Tahukah Mums bahwa susu sapi justru membuat tubuh lebih sulit menyerap zat besi? Inilah yang membuat si Kecil berisiko mengalami anemia defisiensi zat besi jika minum terlalu banyak susu sapi dan tidak cukup makan makanan yang kaya akan zat besi, seperti sayuran berdaun hijau dan daging merah.

 

Anemia defisiensi besi jelas bukan hal yang sepele. Pasalnya, kondisi ini akan menimbulkan dampak pada hampir seluruh organ tubuh, daya tahan tubuh, serta fungsi kognitif atau kecerdasan anak.

 

  • Berat badan kurang

Jika si Kecil suka minum susu, ia memang mendapatkan asupan kalsium yang baik untuk pertumbuhannya. Namun, ia kekurangan nutrisi makro, seperti karbohidrat, protein, dan lemak. Jika hal ini terus berlanjut dan ia tidak mengonsumsi nutrisi yang diperlukan, maka berat badan makin bertambah buruk dan menyebabkan masalah kesehatan hingga komplikasi.

 

  • Membentuk pola makan yang buruk

Kekhawatiran lain yang perlu dipertimbangkan jika si Kecil minum terlalu banyak susu adalah asupan kalori yang berlebihan. Masalah ini diperburuk jika ia terus minum susu melewati usia 2 tahun.

 

Pasalnya, kalori ekstra dari susu biasanya membuat si Kecil kenyang dan tidak ingin makan makanan bergizi lainnya. Jika ia masih mau makan dengan baik, maka kalori ekstra dari susu dapat menyebabkan penambahan berat badan yang tidak ideal.

 

Seberapa banyak susu dianggap berlebihan dan berpotensi menyebabkan obesitas? Jika si Kecil bisa minum susu sekitar 800 ml hingga 1 liter setiap harinya, ia mendapatkan 600 hingga 900 kalori hanya dari susu. Ini sama dengan 50–65% dari perkiraan 1.300 kalori yang dibutuhkan balita setiap hari, sehingga sangat mudah membuatnya kelebihan kalori.

 

Belum lagi jika si Kecil menyukai minuman manis, seperti jus buah, hal ini turut menyumbang tambahan kalori. Susu dan jus tidak memberikan kombinasi yang tepat antara lemak, protein, karbohidrat, vitamin, dan mineral yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang sehat.

 

Kecanduan Susu, Bisakah Diatasi?

Tentu Mums tak menginginkan dampak buruk terlalu banyak minum susu terjadi pada si Kecil, ya. Maka, yuk mulai ambil langkah nyata untuk memperbaiki pola makan si Kecil dengan mengurangi asupan susunya. Beberapa cara yang bisa Mums coba adalah:

 

  • Kurangi asupan susu secara bertahap

Pastinya si Kecil akan menolak jika Mums secara langsung mengurangi asupan susunya. Nah, agar langkah ini tidak terlalu kentara, cobalah untuk tidak mengisi penuh cangkir atau gelas susunya.

 

Contohnya, jika biasanya Mums memberikannya 150-200 ml susu untuk sekali minum, perlahan kurangi porsi susunya 50 ml lebih sedikit. Jika ia terbiasa untuk minum susu UHT, Mums bisa beralih ke ukuran yang lebih kecil.

 

 

  • Contohkan perilaku sehat

Bukan rahasia lagi, anak adalah peniru ulung orang tuanya. Ketika Mums sudah melakukan banyak cara, tetapi belum mencontohkan perilaku makan yang sehat, tentu saja si Kecil tak akan tertarik untuk melakukannya.

 

Jadi, yuk mulai jadi orang tua yang juga lebih senang makan sayur dan buah, banyak minum air putih, serta kurangi minuman manis. Bonus dari tindakan ini banyak banget lho, mulai dari membaiknya kesehatan Mums dan si Kecil, minimnya biaya yang perlu dikeluarkan untuk membeli obat atau berobat, serta terciptanya bonding yang lebih berkualitas dengan si Kecil.

 

  • Konsultasikan dengan dokter

Pola makan si Kecil yang tidak adekuat adalah topik serius yang perlu Mums konsultasikan dengan dokter anak. Jangan menunggu si Kecil sakit dulu. Justru akan lebih baik Mums lakukan lebih awal, saat si Kecil sangat memilih-milih makanan dan cenderung berlebihan menyukai satu jenis asupan tertentu. (AS)

 

Referensi:

Baby Gaga. Milk Addiction

  • # Susu sapi
  • # Bayi & Balita
  • # TBN 4 Tahun
  • # TBN MPASI
  • # Nutrisi