fitri Syarifah
28 Mei 2024
Shutterstock

Kasus Corona Naik di Singapura, Apakah Bayi Sudah Bisa Divaksin Covid-19?

Naiknya kasus Covid-19 di Singapura beberapa minggu terakhir, mungkin membuat Mums cemas. Apakah bayi bisa vaksin Covid-19 untuk mencegah risiko penyakit lain?

Dokter anak di MemorialCare Medical Group di Fountain Valley, California, Gina Posner mengatakan  saat ini ada banyak informasi yang dapat membingungkan dan bahkan menakutkan bagi orang tua. Namun jika Mums memiliki pertanyaan tentang apakah bayi bisa vaksin covid Covid-19, cek dulu beberapa fakta berikut.

Perlukah Bayi atau Anak-anak Vaksin Covid-19?

Meskipun bayi dan balita tertular Covid-19 lebih kecil kemungkinannya untuk sakit parah dibandingkan orang dewasa, mereka tidak kebal.

Menurut statistik terbaru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), ada sekitar 800 kematian pada anak-anak di bawah usia 5 tahun sejak pandemi dimulai.

“Kelompok usia ini memiliki risiko kematian dan rawat inap yang lebih tinggi dibandingkan anak-anak usia 5 hingga 11 tahun. Secara statistik, angka kematian ini mungkin tidak besar, namun bagi setiap orang tua yang kehilangan bayi atau balitanya karena COVID-19, jumlah ini terlalu banyak," jelas Dr. Posner.

Sebuah studi September 2023 di JAMA menggarisbawahi efektivitas vaksin. Penelitian tersebut, yang secara khusus mengamati suntikan Pfizer-BioNTech, memperkirakan bahwa imunisasi mengurangi tingkat rawat inap sebesar 33 persen di antara anak-anak usia 6 bulan hingga 4 tahun antara Juli 2022 dan Mei 2023.

Suntikan monovalen yang disetujui oleh FDA dan CDC pada September 2023 bahkan dibolehkan untuk bayi 6 bulan ke atas . Jadwal pemberian dosis untuk anak-anak usia 6 bulan hingga 4 tahun akan berbeda berdasarkan jenis vaksin yang diterima anak Anda, serta apakah mereka pernah mendapatkan suntikan COVID-19 di masa lalu.

Bagaimana di Indonesia, Apakah Bayi bisa Vaksin Covid-19?

Di Indonesia, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menerbitkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) vaksin virus corona (Covid-19)  produksi Pfizer-Biontech (Comirnaty) untuk anak usia 6 bulan-11 tahun.

Vaksin untuk bayi dan anak-anak memiliki profil keamanan yang dapat ditoleransi. Efek samping pada anak kelompok usia 6 bulan hingga kurang dari 5 tahun secara umum dilaporkan dengan intensitas ringan – sedang seperti pembengkakan disertai kemerahan dan pembengkakan atau pembesaran kelenjar getah bening.

 

Bayi Lebih Rentan terinfeksi Covid-19

 

Bayi di bawah 6 bulan juga sangat rentan Covid-19, kata konsultan penyakit menular di New York, Rajeev Fernando, MD. Risiko yang dihadapi adalah sindrom inflamasi multisystem (MIS-C) yang membuat bagian tubuh dapat mengalami peradangan, termasuk jantung, paru-paru, ginjal, otak, kulit, mata, atau organ pencernaan. 

Hingga saat ini, lebih dari 9.500 anak di AS telah mengidap MIS-C terkait COVID-19, menurut CDC. “Masalahnya COVID-19 ini merupakan penyakit baru, dan kita belum mengetahui dampak jangka panjangnya terhadap kesehatan,” kata Posner.

Baca juga: Tidak Perlu Panik, Ini Penyebab Bayi Rewel di Malam Hari

Vaksin Covid-19 yang untuk bayi dan anak-anak

Dua vaksin COVID-19 yang disetujui untuk anak-anak, Pfizer dan Moderna, dikenal sebagai vaksin mRNA. Mereka mengandung messenger RNA (mRNA), yang terdiri dari asam nukleat, zat alami dalam sel kita yang memerintahkan mereka untuk membuat protein.

MRNA dari vaksin membawa instruksi yang memberitahu sel anak untuk menghasilkan protein yang tidak berbahaya. Sistem kekebalan tubuh si kecil ini akan menyadari bahwa mereka tidak seharusnya berada di sana dan membuat antibodi terus melindungi anak Anda dari COVID-19 di masa depan. 

Efek samping jangka pendek yang mungkin terjadi setelah bayi disuntik vaksin COVID-19 antara lain:

  • Lengan terasa sakit di tempat suntikan

  • Demam

  • Nyeri otot

  • Kelelahan

  • Biasanya efek ini muncul dalam waktu 24 hingga 48 jam setelah menerima suntikan dan hilang dalam satu atau dua hari. “Ini adalah efek samping dari semua vaksin," ujar Posner.

    Pentingnya ASI Ekslusif

    Meski bayi bisa vaksin Covid-19, upaya lain untuk mencegah penyakit pada bayi adalah dengan pemberian ASI Ekslusif.

    Berdasarkan hasil penelitian, bahkan ASI pada ibu positif COVID-19 memiliki kandungan antibodi yang tinggi. Peningkatan kekebalan tubuh, juga ditemukan pada ibu menyusui yang telah mendapatkan vaksinasi COVID-19. Bahkan, kadar antibodinya telah meningkat sejak 14 hari pasca penyuntikan pertama.

    Pada ibu yang telah vaksinasi COVID-19 ditemukan kadar antibodi slgA spesifik SARS-CoV-2 dalam ASI meningkat pesat dalam waktu 14 hari pasca vaksinasi dosis pertama, semakin kuat setelah minggu ke-4 dan terukur lebih tinggi pada minggu ke-5 dan ke-6.

    Bahkan apabila seorang ibu merasa dirinya lemah dan tidak memiliki kekuatan untuk menyusui langsung, maka bayi dapat diberikan ASI perah (ASIP) baik oleh ibu maupun anggota keluarga yang lain.

     

     

    Referensi:

    • # Bayi & Balita
    • # Bayi
    • # COVID-19