Yovita Diane Titiesari
29 Agustus 2019
pixabay.com

3 Vaksin Penting untuk Menjaga Kesehatan Pencernaan

Pepatah mengatakan, lebih baik mencegah daripada mengobati. Salah satu cara mencegah datangnya penyakit, selain dengan mengonsumsi makanan dan minuman yang bergizi serta olahraga teratur, adalah dengan pemberian imunisasi melalui vaksin.

 

Vaksin bekerja ‘memperkenalkan’ tubuh kita terhadap kuman-kuman penyebab penyakit infeksi, sehingga tubuh dapat memproduksi antibodi terhadap kuman-kuman tersebut. Jadi saat kuman datang, tubuh sudah lebih siap dengan ‘senjata’ berupa antibodi tersebut.

 

Penyakit infeksius karena bakteri ataupun virus juga sering menyerang saluran pencernaan. Biasanya, hal ini disebabkan karena kurangnya higienitas saat menyiapkan makanan atau minuman.

 

Penyakit infeksi di saluran pencernaan sering ditandai dengan gejala seperti diare, mual, muntah, dan biasanya menyebabkan penurunan nafsu makan. Hal ini tentu berbahaya jika tidak diatasi dengan baik sebab bisa menyebabkan kekurangan nutrisi dan dehidrasi.

 

Di antara sekian banyak vaksin, ada beberapa vaksin yang digunakan untuk memberikan kekebalan tubuh terhadap penyakit-penyakit saluran pencernaan. Vaksin-vaksin ini dapat diberikan, baik bagi bayi maupun orang dewasa. Yuk, kita lihat satu per satu!

 

Vaksin hepatitis A dan B

Hepatitis adalah suatu kondisi yang menggambarkan terjadinya pembengkakan pada organ hati atau lever. Salah satu penyebabnya adalah infeksi virus, yang dikenal dengan virus hepatitis. Ada berbagai tipe virus hepatitis. Saat ini, yang sudah tersedia vaksinnya adalah hepatitis A dan B.

 

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), vaksin hepatitis A diberikan mulai usia 24 bulan. Total dosis yang harus diberikan adalah 2 kali pemberian, dengan interval antara pemberian pertama dengan kedua adalah 6 hingga 12 bulan.

 

Vaksin hepatitis A juga tersedia untuk orang dewasa berusia lebih dari 19 tahun. Sama dengan anak, total dosis yang harus diberikan adalah 2 kali pemberian dengan interval antara pemberian pertama dengan kedua 6 hingga 12 bulan.

 

Sedangkan untuk vaksin hepatitis B, pada anak diberikan 4 kali, yakni pada usia newborn alias bayi baru lahir, kemudian saat bayi berusia 2, 3, dan 4 bulan. Vaksin hepatitis B untuk anak tersedia dalam bentuk sediaan tunggal dan kombinasi dengan vaksin lainnya, misalnya dengan vaksin DTP dan Hib (Haemofilus influenza B).

 

Vaksin hepatitis B juga tersedia bagi orang dewasa dan dianjurkan untuk diberikan 3 hingga 4 kali pemberian dalam rentang 6 hingga 12 bulan. Semua orang dewasa dapat menerima vaksinasi hepatitis B, tetapi yang sangat dianjurkan menerima vaksin hepatitis B adalah mereka yang memiliki faktor risiko terpapar dengan hepatitis B. Misalnya pekerja kesehatan, terutama yang menangani pasien AIDS, penyakit menular seksual, serta pecandu narkotika dan obat terlarang. Baik vaksin hepatitis A dan vaksin hepatitis B diberikan melalui suntikan secara intramuskular. Biasanya, di daerah paha untuk bayi dan di lengan untuk dewasa.

 

Vaksin tifoid

Demam tifoid adalah salah satu penyakit infeksi saluran pencernaan yang kerap terjadi di Indonesia. Sebagai pekerja rumah sakit, hampir setiap hari saya menemui pasien yang dirawat dengan diagnosis demam tifoid.

 

Demam tifoid disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhi. Vaksin tifoid sendiri berisi bakteri Salmonella typhi yang sudah dilemahkan, sehingga saat masuk ke dalam tubuh akan merangsang tubuh membentuk antibodi terhadap bakteri ini.

 

Vaksin tifoid dapat diberikan baik pada anak maupun dewasa. Untuk anak, vaksin ini diberikan mulai usia 2 tahun, dengan pengulangan setiap 3 tahun. Demikian pula untuk orang dewasa, vaksin tifoid diberikan dengan pengulangan setiap 3 tahun. Namun, hal ini tergantung dari jenis vaksin tifoid yang tersedia. Sama dengan vaksin hepatitis A dan B, vaksin tifoid juga diberikan secara suntikan intramuskular.

 

Vaksin rotavirus

Satu lagi penyakit saluran pencernaan yang dapat dicegah dengan pemberian vaksin adalah infeksi rotavirus. Pada anak-anak, rotavirus dapat menyebabkan diare berat, nyeri perut, mual, dan demam. Infeksi rotavirus pada anak-anak dapat menyebabkan anak mengalami dehidrasi dan biasanya harus dirawat di rumah sakit.

 

Vaksin rotavirus tersedia bagi bayi saja dan tidak diindikasikan untuk pemberian pada anak atau dewasa. Jadwal pemberian rotavirus pada bayi tergantung dari jenis vaksin yang digunakan. Bila yang digunakan adalah vaksin pentavalen (RotaTeq®), maka pemberian vaksin dilakukan sebanyak 3 kali. Vaksinasi primer dilakukan di usia 6 hingga 12 minggu, dan vaksinasi berikutnya setiap 4 minggu.

 

Sedangkan jika yang digunakan adalah vaksin rotavirus monovalen (Rotarix®), maka pemberian dilakukan sebanyak 2 kali dengan vaksinasi primer dilakukan di usia 6 minggu dan pemberian berikutnya adalah 4 minggu setelah vaksinasi primer. Berbeda dengan vaksin hepatitis dan tifoid, vaksin rotavirus diberikan melalui mulut alias diteteskan ke mulut bayi.

 

Gengs, itu dia 3 jenis vaksinasi yang penting untuk kesehatan pencernaan. Karena prevalensi alias angka kejadian dari penyakit-penyakit infeksi tersebut cukup tinggi di Indonesia, pastikan bahwa Kamu sudah mendapatkan vaksinasi tersebut, ya! Terlebih bagi Geng Sehat yang memiliki anak-anak, yuk cek kembali kelengkapan vaksinasi yang sudah didapat oleh sang buah hati. Salam sehat! (AS)

 

Referensi

  • # Vaksin
  • # Pencernaan
  • # Gangguan Pencernaan