Ella Nurlaila
07 April 2024
shutterstock

Sikap Bijak Orang Tua Saat Anak Ketahuan Masturbasi

Mums, memiliki anak kadang dihadapkan pada hal tidak terduga. Saat anak sudah mulai besar, Mums harus memahami bahwa anak kita sudah bukan bayi lagi. Fisik dan psikologisnya berkembang. Menjelang pubertas, mungkin anak mulai melakukan masturbasi meskpun tidak disengaja. Apa yang mesti orang tua lakukan saat mendapati anak ketahuan masturbasi?


Memang secara alamian, anak melakukan masturbasi merupakan sesuatu yang normal terjadi. Mungkin Mums dan anak sama-sama kaget. Namun, sebagai orang tua tetap harus tenang memergoki anak melakukan masturbasi secara langsung. Jika ini yang terjadi apa yang harus dilakukan? 

Anak masturbasi apakah normal?

Salah satu tanda anak mengalami fase pubertas adalah ketika organ reproduksinya sudah matang sempurna, baik fungsi seksual maupun fisiknya. Termasuk dalam hal ini pemahaman tentang aktivitas seksual. Karena itu dorongan melakukan aktivitas seksual sering terjadi. Termasuk anak masturbasi sebagai salah satu bentuk aktivitas seksual tersebut. 

Bermain dengan kelamin atau masturbasi sebenarnya merupakan cara anak mengenal tubuhnya sendiri dan ini normal. Maka, ketika mendapati anak melakukan masturbasi, Mums tidak perlu marah.

Umumnya anak mulai melakukan masturbasi di usia sekolah dasar hingga praremaja, bahkan menurut penelitian, saat ini usia masturbasi pada anak semakin lama semakin dimulai dari usia sangat muda. 

Baca juga: Tren Remaja Pakai Vape Meningkat, Ini Bahayanya!


Cara Bijak Menghadapi Anak Masturbasi 

Sama seperti orang dewasa, anak melakukan masturbasi memiliki alasan yang serupa yaitu sensasi menyenangkan. Tidak ada pikiran macam-macam, yang ada di benak anak ketika melakukan hal tersebut adalah semata karena menyenangkan. Di usianya yang masih kecil anak melakukan masturbasi belum paham konsep benar atau salah. 


Eksplorasi tubuh merupakan sesuatu yang normal dalam masa pertumbuhan seorang anak. Termasuk mengeksplorasi organ intimnya. Hal ini harus pahami oleh orang tua agar ketika mendapati anak melakukan masturbasi, bisa menyikapinya dengan bijak. 


Berikut ini sikap bijak orang tua ketika melihat anak melakukan masturbasi : 


1.Tetap tenang 

Sekaget apapun orang tua, hendaknya tetap bersikap tenang, tidak perlu khawatir berlebihan. Sebab anak melakukan masturbasi tidak menyebabkan masalah fisik, tidak menimbulkan risiko kesehatan, atau mendorong anak tumbuh menjadi orang yang tidak sehat secara seksual. Anak kecil belum mengetahui apa pun soal aktivitas seksual, sehingga ketika anak melakukan masturbasi bukan berarti ia sedang melakukan tindakan seksual, melainkan sebatas mengeksplorasi tubuhnya. 


Berbeda pada anak yang lebih besar, aksi seksual bisa menjadi salah satu tanda adanya pelecehan seksual atau paparan materi seksual secara eksplisit. Namun hal ini tidak mungkin dilakukan oleh anak kecil. Mungkin si kecil melakukan masturbasi karena rasanya enak. Jadi ia hanya mengeksplorasi sensasi tubuh mereka, dan itu bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan. 


2. Abaikan saja 

Karena di usianya yang masih kecil anak melakukan masturbasi sebagai tindakan eksplorasi tubuhnya, jadi tidak usah bereaksi apapun, abaikan saja. Pilihan terbaika adalah mengalihkan pandangan atau perhatian pada hal lain di sekitarnya saat itu. Jangan terfokus pada aksi anak melakukan masturbasi. 


3. Alihkan perhatiannya

Jika orang tua ingin bereaksi menghentikan anak melakukan masturbasi apalagi jika itu dilakukan di depan orang lain yang membuat malu, lebih baik alihkan perhatian anak pada hal-hal lain. Jika tangan anak mengarah pada area intimnya di saat yang tidak tepat, sediakan mainan favoritnya. Atau ajak anak bermain di luar ruangan. 


4. Kontrol reaksi diri sendiri 

Reaksi berlebihan orang tua kala melihat anak melakukan masturbasi bisa jadi menimbulkan masalah pada anak. Terutama jika anak merasa apa yang dilakukan itu adalah sesuatu kenakalan atau sesuatu yang kotor. Jika anak dibuat merasa bahwa menjelajahi tubuhnya adalah sebuah kesalahan, bisa jadi dia akan mengasosiasikan perasaan seksual dengan rasa bersalah dan malu di kemudian hari. 


5. Ajarkan pendidikan seksual 

Pada anak yang lebih besar, sekitar 6-12 tahun ketika anak melakukan masturbasi, inilah kesempatan orang tua untuk mengajarkan pendidikan seksual padanya. Mengingatkan anak bahwa aktivitas seksual merupakan ranah pribadi yang tidak boleh dilakukan sembarangan. Anak harus memahami aktivitas pribadi dan aktivitas publik.  Selain itu sampaikan tentang aktivitas seksual yang sehat dan terukur. 


6. Jangan labelling 

Ketika membahas masturbasi pada anak, hindari melabelinya sebagai tindakan yang buruk, kotor, jahat, berdosa. Hal ini akan menimbulkan rasa bersalah dan memilih jadi rahasia yang mungkin berdampak buruk pada konsep dan perkembangan seksualnya. 


Jika Berlebihan, Segera Konsultasikan 

Orang tua pasti merasa tidak nyaman ketika melihat anaknya melakukan masturbasi. 

Namun harus diakui, menurut defisininya, masturbasi adalah rangsangan diri pada alat kelamin. Hal ini bisa dilakukan oleh siapapun baik laki-laki maupun perempuan dan sesuatu yang normal. Hingga usia 5-6 tahun, masturbasi hal yang lumrah terjadi. 


Kabar baiknya, sejak usia enam tahun, kejadian masturbasi di depan umum cenderung menurun, seiring munculnya kesadaran sosial pada anak-anak. Namun masturbasi secara pribadi akan berlanjut sampai batas tertentu dan tetap normal. 


Ketika masuk fase pubertas, disertai dengan meningkatnya hormon seksual, pola pikir yang kian berkembang, rasa ingin tahu yang kian besar, serta meningkatnya kesadaran, masturbasi yang dilakukan anak menjadi lebih pribadi sebagai sebuah ekspresi dari perkembangan seksualitasnya. 

Karena masturbasi merupakan bagian dari pengalaman seksual yang normal, selama tidak berlebihan, tidak mengganggu rutinitas dan tanggung jawabnya, biarkan saja. Kendati demikian, pastikan anak memahami bahwa masturbasi adalah aktivitas pribadi bukan aktivitas publik. 


Mums, perlu konsultasi ke dokter jika anak melakukan masturbasi yang terlalu sering dan berlebihan setiap hari baik di rumah maupun di tempat umum. Selain itu jika masturbasi yang terjadi bersamaan dengan gejala gangguan perilaku atau emosional lainnya, termasuk isolasi sosial, agresi, destruktif atau merusak, sedih berlebihan, minder, mengompol, kotor, termasuk adanya percakapan seksual secara vulgar yang tidak pantas atau aktivitas seksual lainnya efek dari anak masturbasi yang tidak terkontrol. 


Referensi 


  • # Anak
  • # Masturbasi
  • # TBN Parents Life