Kenakalan Remaja, Normal atau Tidak?
Usia remaja memang usia yang sangat dinamis. Mums dan Dads yang anaknya sudah memasuki usia remaja, bersiaplah dengan kejadian tidak terduga, termasuk kenakalan remaja. Umumnya, di masa ini selalu ada saja kelakuan anak remaja yang menjengkelkan dari yang ringan hingga berat.
Namun, kenakalan remaja sering dianggap normal atau wajar. Namanya juga remaja, begitu orang selalu beranggapan. Tetapi, benarkah kenakalan remaja hal yang normal?
Penyebab kenakalan remaja
Manusia terus tumbuh seiring bertambahnya usia. Usia antara 13-18 tahun adalah masa di mana terjadi gejolak hormon dalam tubuh, dan anak mulai keluar dari kenyamanan di rumah, di mana semakin luasnya lingkup pertemanan mereka.
Di usia ini, remaja tumbuh tidak hanya berbekal pengaruh internal keluarga melainkan juga pergaulan dengan teman sebaya baik di sekolah maupun di lingkungan sekitar tempat tinggalnya. Kenakalan remaja tidak muncul secara alamiah dalam diri seorang anak, melainkan dipicu oleh faktor eksternal di luar individu tersebut. Sebagian besar muncul karena intervensi lingkungan tempat di mana ia tumbuh dan dibesarkan.
Bentuk kenakalan remaja yang masih dalam batas wajar di antaranya segala tindakan yang tidak masuk akal, atau sekadar kurang disiplin, bolos sekolah, merokok, atau karena kurang paham terhadap sesuatu karena tidak mendapatkan pendidikan dan bimbingan yang layak.
Secara umum ada sejumlah faktor yang jadi penyebab terjadinya berbagai macam kenakalan remaja. Sebagian besar bahkan bentuk kenakalan remajanya sudah tidak wajar bahkan cenderung mengarah pada kategori kriminal.
Setidaknya ada empat penyebab paling umum kenakalan remaja yang marak terjadi terutama di kota-kota besar:
Pertama, padatnya penduduk. Kepadatan penduduk ini merupakan imbas dari pertumbuhan kota, perkembangan industri dan pertumbuhan ekonomi di kota besar sehingga memicu urbanisasi. Yaitu perpindahan penduduk yang massif dari desa ke kota, melahirkan kantong-kantong kepadatan penduduk yang jadi sumber berbagai masalah sosial termasuk kenakalan remaja.
Kedua, kurangnya pengawasan orangtua. Hal ini tak lepas dari tingginya kebutuhan hidup yang memaksa para ibu bekerja untuk menambah penghasilan keluarga. Akibatnya anak-anak kurang mendapat perhatian saat kedua orangtuanya tidak ada di rumah. Inilah salah satu pemicu kenakalan remaja akibat kurangnya pengawasan orangtua di rumah karena harus bekerja seharian.
Ketiga, masalah ekonomi. Bukan berarti kenakalan remaja selalu terjadi pada anak-anak dengan ekonomi kurang. Namun, rendahnya ekonomi keluarga jadi salah satu pemicu kenakalan remaja. Himpitan hidup, kurangnya kebutuhan sehari-hari membuat anak remaja melakukan berbagai cara untuk mendapatkan uang. Niat mendapatkan uang secara cepat kadang membuat remaja nekat mengambil jalan pintas dalam bentuk kenakalan remaja bahkan berujung pada tindakan kriminal.
Keempat, problem keluarga. Lingkungan keluarga yang hangat, penuh kasih sayang dan nyaman sangat dibutuhkan remaja dalam proses tumbuh dan kematangan jadi pribadi dewasa yang baik. Sebaliknya, keluarga yang kerap dilanda masalah, tidak harmonis, sering bertengkar. Termasuk ketika rumahnya sempit tidak ada ruang privasi yang membuat remaja tidak betah di rumah. Ia lebih sering menghabiskan waktu bersama teman sebaya. Sehingga pengaruh apapun dari pergaulan akan diterima tanpa filter yang cukup. Dari sinilah kenakalan remaja bermula.
Bukan hal yang normal, kenakalan remaja bisa dicegah
Mums, tajamkan kepekaan terhadap remaja agar terhindar dari berbagai bentuk kenakalan baik yang bentuknya wajar, terlebih yang tidak wajar. Apa saja yang harus dilakukan untuk mencegah kenakalan remaja? Ini tipsnya :
-
Identifikasi sedini mungkin jika ada remaja yang menunjukkan perilaku yang tidak biasa bahkan di luar kewajaran. Perhatikan baik-baik, sehingga Mums bisa mendeteksinya dengan tepat.
Berikan pendampingan dan perawatan yang tepat jika sudah kadung terjadi kenakalan remaja. Jangan ditinggalkan, sebab akan membuat kondisinya semakin buruk.
Jangan perlakukan mereka seperti penjahat atau pelaku, melainkan perlakukan sebagai korban yang butuh pertolongan. Dengan begitu empati kita akan muncul.
Hentikan kenakalan remaja yang dilakukan agar tidak semakin parah tingkatan dan dampaknya baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Jangan tunda, lakukan pencegahan segera.
Berikan bantuan dukungan penuh dan pastikan keluarga hadir untuknya. Sehingga ia merasa berharga ada di tengah keluarga yang begitu memperhatikannya.
Alih-alih menghukum lebih baik gunakan konsep perkembangan, pertumbuhan, dan pendidikan. Ganti hukuman dengan tugas atau kewajiban tertentu sehingg melatih anak remaja bertanggung jawab terhadap tugasnya.
Lakukan konseling dengan ahli yang kompeten misalnya psikolog atau psikiater untuk mencegah terjadinya kenakalan remaja yang membahayakan dan merugikan banyak orang.
Bangun komunikasi terbuka. Jadilah teman diskusi yang menyenangkan untuk anak remaja. Sehingga ia merasa nyaman menceritakan semuanya kepada orangtua. Sehingga ia tak perlu mencari teman diskusi di luar sana yang justru akan menjerumuskannya dalam melakukan berbagai bentuk kenakalan remaja.
Ciptakan keluarga yang harmonis, kedekatan satu sama lain, saling mendukung, penuh perhatian dan kasih sayang sehingga anak remaja merasa nyaman berada di tengah keluarga.
Menghadapi kenakalan remaja memang tidak semudah menghadapi keusilan balita. Bisa jadi, masalah yang ditimbulkan dan penyebabnya lebih kompleks. Yakinlah, selama Mums dan Dads terus mendampingi dan selalu ada untuk anak-anak, tanpa terlalu mengekang, maka anak-anak tidak akan melenceng jauh. Mereka tetap dapat tumbuh dengan baik dan terhindari dari pengaruh buruk yang memicu kenakalan remaja.
Referensi:
Thelegalquotient. juvenile-delinquency
-
# Tumbuh Kembang
-
# Psikologis
-
# Keluarga