Ana Yuliastanti
16 Februari 2025
shutterstock

Dengue Mengintai di Musim Hujan, Kenali Tanda-tandanya dan Cara Mencegahnya

Ketika musim hujan datang seperti sekarang, ada satu penyakit serius yang wajib diwaspadai. Ya, dengue atau demam berdarah dengue (DBD). Penyakit ini sebenarnya tidak hanya ada di musim hujan. Sepanjang tahun, selalu ditemui kasus DBD di seluruh Indonesia mengingat negara kita adalah negara edemik. Namun, ketika musim hujan, perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti, penyebar virus dengue, biasanya berlipatganda dan menjadi ancaman.


Dijelaskan dr. I Gusti Ayu Nyoman Partiwi, Sp.A, MARS, Spesialis Penyakit Anak, semua orang tua harus mewaspadai potensi kenaikan kasus dengue di Indonesia terutama dalam musim hujan.


Baca juga: Vaksin Sekarang Biar Aman Saat Wabah DBD Datang


DBD Banyak Menyerang Anak

“Di musim hujan seperti sekarang, kita harus semakin waspada terhadap dengue. Penyakit ini memang ada sepanjang tahun, tetapi jumlah kasusnya meningkat tajam di musim hujan. Yang sering tidak disadari, dengue bisa menyerang siapa saja, di mana saja, terlepas dari tempat tinggal, usia, atau gaya hidup.” jelas dr. Tiwi dalam acara “Langkah Bersama Cegah DBD”, bagian dari kampanye #Ayo3MPlusVaksinDBD yang merupakan salah satu kemitraan antara PT Takeda Innovative Medicines dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, di Jakarta, 16 Februari 2025.


Data menunjukkan bahwa 47% kasus dengue terjadi pada anak dan remaja, dengan 12% terjadi pada kelompok usia 1-4 tahun dan 35% pada usia 5-14 tahun. Lebih mengkhawatirkan lagi, kematian tertinggi juga terjadi pada kelompok usia ini, yaitu 45% pada anak usia 5-14 tahun dan 21% pada anak usia 1-4 tahun.


Menurut dr. Tiwi, berikut ini tanda-tanda dengue pada anak:

- Diawali dengan demam tinggi mendadak

- Nyeri kepala

- Nyeri otot dan sendi

- Kadang disertai munculnya bintik merah di kulit, muntah, serta sakit perut yang terus-menerus.


Ketika mendapati gejala tersebut segera bawa ke rumah sakit terdekat. “Jika terlambat ditangani, anak bisa mengalami syok dengue, yang ditandai dengan tangan dan kaki dingin, napas cepat, hingga penurunan kesadaran dan kondisi ini bisa berakibat fatal,” jelas dr. Tiwi.



Pengobatan dan Pencegahan Dengue

Hingga saat ini, belum ada obat spesifik untuk menyembuhkan dengue. Pengobatan yang diberikan hanya bertujuan untuk meredakan gejala dan mencegah komplikasi yang lebih parah. Untuk itu, pencegahan menjadi kunci utama, salah satunya bisa melalui vaksinasi.


dr. Tiwi menambahkan bahwa pencegahan dengue melalui vaksinasi sendiri tidak termasuk ke dalam cakupan BPJS.

“Vaksinasi di Indonesia berada di dalam Program Imunisasi Nasional, bukan BPJS. Program tersebut menargetkan kelompok usia tertentu, yang biasanya adalah anak-anak. Dengue bukan penyakit ringan, dan kita tidak bisa menunggu hingga terlambat untuk bertindak,” tutupnya.


Komplikasi Dengue pada Orang Dewasa

Mendukung pernyataan yang disampaikan oleh dr. Tiwi, dr. Suzy Maria, Sp.PD, K-AI, Spesialis Penyakit Dalam, mengemukakan bahwa sebanyak 39% kasus dengue terjadi pada kelompok usia 15- 44 tahun, dan 13% terjadi pada kelompok usia di atas 44 tahun, serta dengue bisa berakibat fatal tidak hanya bagi anak-anak tetapi juga pada orang dewasa.


“Banyak yang mengira dengue hanya berbahaya bagi anak-anak, padahal orang dewasa juga berisiko mengalami infeksi parah, terutama mereka yang memiliki komorbid seperti diabetes, hipertensi, gangguan imun, penyakit jantung, dan penyakit ginjal,” jelas dr. Suzy.


Pada kelompok ini, lanjut dr. Suzy, dengue dapat berkembang lebih cepat menjadi dengue berat, yang berisiko menyebabkan kegagalan organ. Selain itu, masih banyak orang salah mengerti bahwa apabila sudah terkena dengue, maka mereka akan kebal. Padahal seseorang bisa terinfeksi dengue lebih dari satu kali, dan infeksi yang berikutnya berisiko lebih parah.


Sistem imun yang sudah pernah terpapar virus dengue dapat bereaksi lebih kuat terhadap infeksi berikutnya, meningkatkan risiko komplikasi serius seperti perdarahan hebat atau syok dengue.


Pendekatan yang terintegrasi sangat diperlukan dalam menangani dengue. Penerapan 3M Plus harus menjadi kebiasaan yang terus dilakukan, bukan hanya saat musim hujan. Masyarakat juga perlu mempertimbangkan langkah pencegahan dari dalam tubuh, seperti vaksinasi, yang kini telah direkomendasikan penggunaannya oleh asosiasi medis bagi anak-anak dan orang dewasa. Namun demikian, untuk mendapatkan perlindungan yang optimal, vaksinasi harus dilakukan secara lengkap sesuai dosis yang dianjurkan.


Dengue tidak boleh dianggap remeh. Pencegahan harus dilakukan secara konsisten dan menyeluruh, karena kita tidak pernah tahu kapan atau seberapa parah infeksi akan menyerang. Dengan langkah pencegahan yang tepat, kita bisa mengurangi risiko dengue berat dan melindungi diri serta orang-orang di sekitar kita,” tutup dr. Suzy.

  • # Vaksin Dengue
  • # Demam Berdarah Dengue (DBD / DHF)