Waspada Penyakit Ini, Menjamur di Musim Hujan!
Musim hujan tahun ini diperkirakan akan datang lebih awal, dengan puncaknya pada bulan November hingga Desember 2024 di wilayah Indonesia bagian barat dan bulan Januari hingga Februari 2025 untuk wilayah Indonesia Timur. Di wilayah Mums sekarang sudah mulai hujan terus kah?
Kalau musim hujan, penyakit tertentu pun menjamur. Paling sederhana adalah batuk pilek, diare, hingga demam berdarah dengue. Yang terakhir ditularkan melalui nyamuk, di mana saat musim hujan semakin banyak genangan air yang menjadi tempat mereka berkembangbiak.
Sebenarnya, penyebaran virus dengue di daerah tropis dan subtropis terjadi sepanjang tahun, namun tingginya curah hujan dapat memengaruhi siklus hidup nyamuk atau tingkat replikasi virus meningkat. Bagaimana mengantisipasi wabah DBD di musim hujan?
Siapkan Langkah Pencegahan
Guna mengantisipasi datangnya musim hujan di penghujung tahun, PT Takeda Innovative Medicines, bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, serta pemerintah dan pemangku kepentingan setempat, kembali menggelar rangkaian acara "Langkah Bersama Cegah DBD" pada 29 November - 1 Desember 2024 di Kota Medan.
Dijelaskan dr. Ina Agustina Isturini, MKM., Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM), Kementerian Kesehatan RI, “Dengue masih menjadi tantangan besar di Indonesia. Pekerjaan rumah (PR) kita masih banyak untuk memberantas dengue dan mencapai tujuan bersama ‘nol kematian akibat dengue pada tahun 2030’,” jelasnya.
Berikut ini beberapa langkah pencegahan DBD menjelang musim hujan:
H. Muhammad Faisal Hasrimy, AP, M.AP., Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utaraa menjelaskan, keberhasilan dalam memerangi dengue akan dapat dicapai apabila terjalin kolaborasi yang kuat antara pemerintah, sektor swasta, serta seluruh lapisan masyarakat.
1. 3M Plus yang konsisten
Langkah wajib nencegah DBD adalah dengan menerapkan 3M plus seperti menguras tempat penampungan air, menutup tempat-tempat penampungan air, mendaur ulang barang-barang bekas, serta ‘Plus’-nya mencegah perkembangbiakan nyamuk.
Caranya bisa dengan cara:
- menanam tanaman yang dapat menangkal nyamuk
- memeriksa tempat-tempat penampungan air
- memelihara ikan pemakan jentik nyamuk
- menggunakan obat anti nyamuk
- memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi
- menggunakan kelambu saat tidur
- mengenakan pakaian lengan panjang, dan lain sebagainya.
Pencegahan harus dimulai dari lingkup terkecil, yaitu diri sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitar.
2. Vaksin dengue
dr. Dewi Sari, SpA, Spesialis Anak, menjelaskan bahwa dalam tiga tahun terakhir, angka kasus dengue tertinggi terjadi pada kelompok usia produktif, atau 15 – 44 tahun. Sedangkan, yang paling rentan terhadap kematian akibat dengue dalam tujuh tahun terakhir adalah kelompok usia 5-14 tahun.
Dengue bisa menjangkit seseorang lebih dari satu kali. “Jadi, apablia sudah pernah terkena dengue, tidak membuat kita kebal terhadap virusnya. Karena virus dengue terdiri dari empat serotipe, di mana terjangkit satu serotipe masi bisa terjangkit serotipe yang lain, dan biasanya infeksi berikutnya berisiko lebih berat,” jelas dr. Dewi.
Oleh karena itu, setelah menerapkan 3M Plus, metode pencegahan selanjutnya adalah vaksinasi yang dapat memberikan tambahan perlindungan kepada keluarga, terutama anak-anak.
Saat ini vaksinasi dengue telah direkomendasikan penggunaannya oleh asosiasi medis seperti Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), bagi anak usia 6-18 tahun, oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) bagi usia 19-45 tahun, dan Perhimpunan Dokter Okupasi Indonesia (PERDOKI) bagi para pekerja di daerah endemik atau bepergian ke daerah endemik.
Vaksinasi perlu diberikan secara lengkap atau, untuk anak-anak, mengikuti pedoman vaksinasi yang dikeluarkan oleh IDAI untuk memberikan perlindungan yang optimal.
Menelan Banyak Biaya
Pada kesempatan yang sama, salah satu pembicara tamu yang juga publik figur, Indra Jegel, menyampaikan kepeduliannya terhadap dampak demam berdarah dengue (DBD) pada pasien dan keluarganya.
“Sebagai seseorang yang juga memiliki keluarga, saya dapat merasakan bagaimana dengue tidak hanya memengaruhi kesehatan pasien tetapi juga berdampak besar pada keluarga mereka—baik secara fisik, emosional, maupun finansial. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja, dan tidak ada yang ingin melihat orang yang mereka cintai menderita karena dengue. Terutama di musim hujan seperti sekarang ini, kita semua harus lebih waspada. Kita harus mengambil langkah pencegahan sekecil apa pun itu, untuk melindungi diri sendiri dan keluarga,” jelas pemain Agak Laen ini.
Sebagai informasi, kampanye Langkah Bersama Cegah DBD merupakan bagian dari kampanye #Ayo3MPlusVaksinDBD yang bertujuan meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pencegahan dan pengendalian dengue di Indonesia.
Kegiatan ini pertama kali diluncurkan pada 5 November 2023 di Jakarta dengan melibatkan lebih dari 5.000 partisipasi masyarakat, dan berhasil mencatatkan rekor Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) sebagai kegiatan edukasi publik dengan komitmen terbanyak, yaitu 2.500 tanda tangan dari masyarakat. Selain itu, kegiatan serupa juga pernah diselenggarakan di Kota Bandung, Jawa Barat, yang melibatkan lebih dari 3.000 partisipasi aktif masyarakat; dan Surabaya, Jawa Timur, yang diikuti oleh lebih dari 6.000 peserta. Rangkaian kegiatan Langkah Bersama Cegah DBD di Kota Medan telah diselenggarakan sejak tanggal 23 November 2024 melalui edukasi dengue di sekolah SDS Model Al-Azhar, Medan; dan puncaknya dilakukan pada tanggal 29 November – 1 Desember 2024 di Deli Park Mall. Selain Indra Jegel, kegiatan ini juga dihadiri oleh publik figur lain seperti Boy William, Ringgo Agus Rahman dan Sabai Dieter.
-
# Demam Berdarah Dengue (DBD / DHF)
-
# Vaksin Dengue
-
# Nyamuk