Amanda Sagarmatha
30 Maret 2024
Shutterstock

Catat! Ini Jadwal Imunisasi Dasar Lengkap untuk Anak Sesuai Usia

Memiliki anak adalah kebahagiaan seluruh orang tua. Namun, jangan lupa dengan kesehatannya karena bayi baru lahir masih sangat rentan tertular penyakit. Ini disebabkan kekebalan tubuhnya masih terus berkembang di 5 tahun pertama kehidupannya. Mums dan Dads harus mengupayakan agar si Kecil sehat, sehingga tumbuh kembangnya optimal. Salah satu cara menjaga kesehatan bayi dan anak adalah dengan imunisasi. Imunisasi dasar lengkap dimulai sejak bayi baru lahir dan berlanjut sampai usia tertentu. 

Kementerian Kesehatan telah menerapkan imunisasi rutin lengkap untuk anak usia 0-18 tahun. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)  juga sudah membuat jadwal imunisasi dasar anak, sehingga para orang tua bisa menjadwalkan imunisasi si Kecil berdasarkan jadwal tersebut. Rekomendasi jadwal imunisasi sudah berdasarkan hasil perkembangan penelitian imunisasi secara global. Supaya tidak tertinggal satu jadwal pun, berikut jadwal imunisasi dasar anak sesuai rekomendasi IDAI!

Jadwal Imunisasi Dasar Anak

Mengutip dari situs resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), berikut jadwal imunisasi dasar anak lengkap untuk anak usia 0-18 tahun.


1. Usia 0–6 Bulan

Jadwal imunisasi dasar anak usia 0–6 bulan adalah sebagai berikut:

Hepatitis B: Vaksin hepatitis B diberikan empat kali, yaitu 24 jam setelah bayi lahir, kemudian di usia 2, 3, dan 4 bulan. Vaksin booster akan diberikan ketika bayi berusia 18 bulan.

DPT: Vaksin DPT untuk mencegah penyakit Difteri, Pertusisi, dan Tetanus. Vaksin ini diberikan sebanyak tiga kali, yaitu di usia 2, 3, dan 4 bulan. Vaksin booster akan diberikan dua kali pada usia 18 bulan dan 5–7 tahun.

BCG: Vaksin BCG hanya diberikan satu kali pada usia 0–1 bulan. Vaksin ini untuk mencegah penyakit tuberkulosis atau TB.

HiB: Vaksin ini untuk mencegah penyakit pneumonia dan meningitis oleh bakteri. Diberikan sebanyak tiga kali pada usia 2, 3, dan 4 bulan. Vaksin booster akan diberikan satu kali saat usia 18 bulan.

Polio: Vaksin polio oral diberikan ketika bayi lahir sampai berusia 1 bulan. Sementara itu, vaksin polio suntik setidaknya perlu diberikan 2 kali sebelum anak berusia 1 tahun. Kemudian, pemberian vaksin polio oral maupun suntik juga akan dilakukan secara berulang setiap bulan, yaitu usia 2, 3, dan 4 bulan.

PCV (pneumokokus): Pemberian vaksin PCV untuk mencegah penumonia yang disebabkan bakteri Pneumokokus dilakukan sebanyak tiga kali pada usia 2, 4, dan 6 bulan. Vaksin booster akan diberikan saat usia 12–15 bulan.

Rotavirus: Vaksin Rotavirus peting untuk mencegah diare. Vaksin rotavirus jenis monovalen akan diberikan sebanyak dua kali. Dosis pertama pada usia 6 minggu dan dosis kedua diberikan 4 minggu setelahnya atau maksimal usia bayi 24 minggu. Sementara itu, vaksin rotavirus jenis pentavalen akan diberikan sebanyak tiga kali, yaitu pada usia 6–12 minggu, kemudian dosis kedua dan ketiganya diberikan 4–10 minggu setelahnya. Imunisasi ini harus selesai saat anak berusia 32 minggu.

Baca juga: Penyebab Bayi Rewel di Malam Hari dan Cara Mengatasinya


2. Usia 6–12 Bulan
Saat anak sudah mencapai usia 6–12 bulan, beberapa imunisasi yang wajib diberikan adalah:

Influenza: Influeza tidak bisa diremehkan karena dapat menyebabkan komplikasi di saluran pernapasan, terutama pada anak. Imunisasi ini akan diberikan kepada anak saat berusia 6 bulan, dilanjutkan dengan pemberian setahun sekali ketika memasuki usia 18 bulan hingga 18 tahun.

Japanese Encephalitis (JE): JE adalah penyakit radang otak yang disebabkan virus. Vaksin JE diberikan satu kali ketika anak berusia 9 bulan, dilanjutkan dengan booster saat anak berusia 2–3 tahun.

MMR: Vaksinasi MMR untuk mencegah campak dan rubella ini diberikan ketika anak memasuki usia 9 bulan, lalu dilanjutkan booster saat usia 18 bulan atau ketika memasuki usia 5–7 tahun.


3. Usia 12–24 Bulan
Memasuki usia satu tahun, imunisasi  dasar anak yang tak kalah penting dan perlu diberikan kepada anak di antaranya:

Hepatitis A: Diberikan sebanyak dua kali dimulai pada usia 12 bulan dan dilanjutkan dengan interval 6–12 bulan setelah dosis pertama.

Varisela: Pemberian varisela untuk mencegah cacar air dilakukan dua kali ketika anak berusia 12–18 bulan dengan jarak untuk dosis keduanya adalah 6 minggu sampai 3 bulan.


4. Usia 2–18 Tahun
Ketika anak sudah memasuki usia 2 tahun, bukan berarti imunisasi berhenti. Imunisasi dasar anak masih dilanjutkan ya, Mums! Untuk anak usia 2–18 tahun jenis vaksinnya adalah sebagai berikut:

Tifoid: Vaksin untuk mencegah demam tifois ini diberikan sekali pada usia 2 tahun, lalu diberikan ulang setiap 3 tahun sekali sejak usia 5–18 tahun.

Dengue: Vaksin dengue penting untuk mencegah demam berdarah dengue. Diberikan sebanyak tiga kali dalam rentang usia 9–16 tahun, dengan masing-masing dosisnya berjarak 6 bulan. Namun, saat ini sudah tersedia vaksin yang bisa diberikan mulai usia 6 tahun. Mums bisa konsultasikan dengan dokter.

HPV: Vaksin HPV diberikan kepada anak perempuan dua kali dalam rentang usia 9–14 tahun dengan jarak 6–15 bulan setiap dosisnya. Vaksin HPV diberikan untuk mencegah kanker serviks yang disebabkan human pappiloma virus.

Baca juga: 10 Bumbu Aromatik yang Aman untuk MPASI Bayi 6 Bulan

Dampak Jika Anak Tidak Imunisasi

Mums tidak perlu khawatir dengan vaksin karena vaksin berisikan kuman yang dimatikan atau dilemahkan hingga tidak dapat membuat tubuh sakit. Vaksin merangsang sistem kekebalan pada tubuh untuk menghasilkan antibodi, sehingga tubuh akan kebal terhadap suatu penyakit tanpa harus tertular penyakit tersebut terlebih dahulu. Tidak seperti obat yang berfungsi untuk menyembuh, vaksin adalah cara untuk mencegahnya.

Ketika anak sudah mendapatkan imunisasi, tubuh akan lebih mampu menghadapi dan mengalahkan infeksi penyakit. Dan saat sejumlah orang dalam suatu kelompok telah kebal terhadap penyakit, akan semakin sulit bagi penyakit itu untuk menyebar dan menular kepada orang yang belum diimunisasi. Hal ini yang disebut sebagai herd immunity atau kekebalan kelompok.

Anak yang tidak diimunisasi memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena komplikasi, yang dapat menyebabkan kecacatan atau bahkan kematian. Ini karena tubuh tidak memiliki sistem pertahanan khusus yang dapat melindungi tubuh dari penyakit-penyakit berbahaya tertentu, sehingga kuman akan semakin mudah berkembang biak dan menginfeksi tubuh anak.

Itulah apa saja imunisasi dasar anak dan jadwalnya. Jangan lupa disimpan atau dicatat ya Mums agar tidak ada yang kelupaan! (Ella/AS)


Referensi

IDAI: Imunisasi

Biofarma

  • # Bayi & Balita
  • # TBN Kesehatan
  • # TBN 0-6 Bulan